Copyright © Arina for Life...
Design by Dzignine
Minggu, 06 Desember 2009

Renungan Baru


7 alasan mencela diri
(Kahlil Gibran)


Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku :

Pertama kali ketika aku melihatnya lemah padahal seharusnya ia bisa kuat

Kedua kali ketika melihatnya berjalan terpincang-pincang di hadapan seorang yang lumpuh

Ketiga kali ketika berhadapan dengan pilihan yang sulit dan yang mudah, ia memilih yang mudah

Keempat kalinya, ketika ia melakukan kesalahan, dan menghibur diri dengan mengatakan bahwa semua orang juga melakukan kesalahan

Kelima kalinya, ketika ia menghindar karena takut ia mengatakannya sebagai sabar

Keenam kalinya ketika dia mengejek kepada sebentuk wajah buruk, padahal ia tahu bahwa wajah itu adalah salah satu topeng yang sering ia kenakan

Dan ketujuh, ketika ia menyanyikan lagu pujian, dan menganggap itu sebagai sesuatu yang bermanfaat

0 komentar:

Renungan Baru


7 alasan mencela diri
(Kahlil Gibran)


Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku :

Pertama kali ketika aku melihatnya lemah padahal seharusnya ia bisa kuat

Kedua kali ketika melihatnya berjalan terpincang-pincang di hadapan seorang yang lumpuh

Ketiga kali ketika berhadapan dengan pilihan yang sulit dan yang mudah, ia memilih yang mudah

Keempat kalinya, ketika ia melakukan kesalahan, dan menghibur diri dengan mengatakan bahwa semua orang juga melakukan kesalahan

Kelima kalinya, ketika ia menghindar karena takut ia mengatakannya sebagai sabar

Keenam kalinya ketika dia mengejek kepada sebentuk wajah buruk, padahal ia tahu bahwa wajah itu adalah salah satu topeng yang sering ia kenakan

Dan ketujuh, ketika ia menyanyikan lagu pujian, dan menganggap itu sebagai sesuatu yang bermanfaat

Tidak ada komentar:

Minggu, 06 Desember 2009

Renungan Baru


7 alasan mencela diri
(Kahlil Gibran)


Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku :

Pertama kali ketika aku melihatnya lemah padahal seharusnya ia bisa kuat

Kedua kali ketika melihatnya berjalan terpincang-pincang di hadapan seorang yang lumpuh

Ketiga kali ketika berhadapan dengan pilihan yang sulit dan yang mudah, ia memilih yang mudah

Keempat kalinya, ketika ia melakukan kesalahan, dan menghibur diri dengan mengatakan bahwa semua orang juga melakukan kesalahan

Kelima kalinya, ketika ia menghindar karena takut ia mengatakannya sebagai sabar

Keenam kalinya ketika dia mengejek kepada sebentuk wajah buruk, padahal ia tahu bahwa wajah itu adalah salah satu topeng yang sering ia kenakan

Dan ketujuh, ketika ia menyanyikan lagu pujian, dan menganggap itu sebagai sesuatu yang bermanfaat

Tidak ada komentar: