Copyright © Arina for Life...
Design by Dzignine
Selasa, 24 Mei 2011

Pesanku untuk adik-adikku...


"Persahabatan seperti Bunga yang cantik - ada dekat di hati, tidak pernah layu karena umur tetapi lebih cantik karena waktu."



Untuk Adik-adikku...
Waktu akan terus berputar dan hari-hari dalam hidupmu akan bergerak. Setiap kali kau melangkah, pastilah akan menemui kerikil hingga batu yang menghalangimu. Dan tak jarang kau akan tersandung atau bahkan terjatuh, rasanya pasti akan sakit. Tapi adikku, janganlah ragu untuk segera bangkit, dan teruslah melangkah. 
Karena kau tak boleh berhenti...



Ketika kau mendapat masalah, ingatlah kisah ini... Kisah wortel, telur dan kopi :
Seorang gadis mengadu pada ibunya, berkeluh kesah tentang kehidupannya yang dirasa amat berat. Gadis itu tidak tahu bagaimana dia akan melalui semua itu dan merasa ingin menyerah saja. Dia merasa lelah berjuang dan menderita dalam kehidupan ini. Jika satu masalah teratasi, akan timbul masalah baru. 

Ibunya mengajak putrinya menuju dapur. Diisinya 3 buah panci dengan air dan direbusnya air itu dengan api yang besar. Begitu semua air mendidih, dia masukkan wortel pada panci pertama, telur pada panci ke dua, dan butiran kopi di panci terakhir. Mereka menunggu sampai ketiga air di panci kembali mendidih. 

Dalam 20 menit kompor-kompor dimatikan oleh sang ibu. Wortel dikeluarkan dan diletakkannya di sebuah piring. Begitu juga dengan telur dan kopi diletakkan dalam piring dan gelas berbeda. Sang ibu memandang putrinya sambil berkata: ”Katakan apa yang kamu lihat.” Putrinya menjawab: “Wortel, telur dan kopi.”

Ibunya meminta putrinya agar mendekat dan merasakan wortel itu. “Wortel itu menjadi lembek.” Ibunya kemudian meminta putrinya untuk memecahkan telur yang telah matang itu. Setelah mengupas kulitnya, dia sadar bahwa isi telur itu telah mengeras karena direbus. 

Akhirnya sang ibu meminta putrinya untuk meminum kopi yang telah matang. Putrinya tersenyum merasakan keharuman kopinya. "Apa arti semua ini, ibu ?” tanya putrinya. Ibunya menjelaskan bahwa setiap benda-benda itu telah melewati “Kemalangan” yang sama, yaitu direbus di dalam air mendidih. Namun tiap benda punya reaksi berbeda. 

Wortel itu sebelumnya kuat, keras dan “tidak berperasaan.” Namun setelah direbus dia menjadi lunak dan lemah. Seperti seseorang yang gigih, kuat dan tahan banting tiba-tiba bisa menjadi lemah ketika ditimpa cobaan atau kemalangan. Telur itu sebelumnya rentan, mudah pecah. Punya dinding tipis untuk melindungi cairan di dalamnya. Namun setelah direbus, cairan di dalamnya menjadi keras. Seperti seseorang yang sebelumnya sangat berperasaan menjadi kaku dan berjiwa keras ketika tertimpa cobaan. Sedang butiran kopi adalah fenomena unik, ia menjadi menghitamkan sekitarnya dan mengharumkan lingkungannya. Seperti seseorang yang ketika tertimpa masalah justru mampu mewarnai dan memberi keharuman untuk sekitarnya.

"Termasuk yang mana kamu, anakku ?” kata ibu pada putrinya. "Jika kemalangan mengetuk pintumu, bagaimana kamu meresponnya? Apakah kamu seperti wortel, sebutir telur atau biji kopi?” 

Adik-adikku...ketika itu semua terjadi, ku harap kau dapat menjadi kopi.




Adik-adikku, ketika semua rintangan di hadapanmu. Ketika tanganmu tak lagi mampu menopang, saat itu hanya Tuhan yang akan menopangmu dengan kesempurnaannya, ketika kau butuh seseorang meringankanmu saat itu orang tua adalah penopang terbaikmu. Namun kadang ketika kau butuh seseorang yang dapat meringankan beban di bahumu. Carilah sahabat.



Karena jika hati adalah istana,
cinta adalah singgasana,
ketulusan adalah mahkota,
kesetiaan adalah piala terindah,
maka persahabatan adalah tahta keabadian sepanjang masa...

Sungguh, kepemilikan atas sahabat adalah harta terindah.




0 komentar:

Pesanku untuk adik-adikku...


"Persahabatan seperti Bunga yang cantik - ada dekat di hati, tidak pernah layu karena umur tetapi lebih cantik karena waktu."



Untuk Adik-adikku...
Waktu akan terus berputar dan hari-hari dalam hidupmu akan bergerak. Setiap kali kau melangkah, pastilah akan menemui kerikil hingga batu yang menghalangimu. Dan tak jarang kau akan tersandung atau bahkan terjatuh, rasanya pasti akan sakit. Tapi adikku, janganlah ragu untuk segera bangkit, dan teruslah melangkah. 
Karena kau tak boleh berhenti...



Ketika kau mendapat masalah, ingatlah kisah ini... Kisah wortel, telur dan kopi :
Seorang gadis mengadu pada ibunya, berkeluh kesah tentang kehidupannya yang dirasa amat berat. Gadis itu tidak tahu bagaimana dia akan melalui semua itu dan merasa ingin menyerah saja. Dia merasa lelah berjuang dan menderita dalam kehidupan ini. Jika satu masalah teratasi, akan timbul masalah baru. 

Ibunya mengajak putrinya menuju dapur. Diisinya 3 buah panci dengan air dan direbusnya air itu dengan api yang besar. Begitu semua air mendidih, dia masukkan wortel pada panci pertama, telur pada panci ke dua, dan butiran kopi di panci terakhir. Mereka menunggu sampai ketiga air di panci kembali mendidih. 

Dalam 20 menit kompor-kompor dimatikan oleh sang ibu. Wortel dikeluarkan dan diletakkannya di sebuah piring. Begitu juga dengan telur dan kopi diletakkan dalam piring dan gelas berbeda. Sang ibu memandang putrinya sambil berkata: ”Katakan apa yang kamu lihat.” Putrinya menjawab: “Wortel, telur dan kopi.”

Ibunya meminta putrinya agar mendekat dan merasakan wortel itu. “Wortel itu menjadi lembek.” Ibunya kemudian meminta putrinya untuk memecahkan telur yang telah matang itu. Setelah mengupas kulitnya, dia sadar bahwa isi telur itu telah mengeras karena direbus. 

Akhirnya sang ibu meminta putrinya untuk meminum kopi yang telah matang. Putrinya tersenyum merasakan keharuman kopinya. "Apa arti semua ini, ibu ?” tanya putrinya. Ibunya menjelaskan bahwa setiap benda-benda itu telah melewati “Kemalangan” yang sama, yaitu direbus di dalam air mendidih. Namun tiap benda punya reaksi berbeda. 

Wortel itu sebelumnya kuat, keras dan “tidak berperasaan.” Namun setelah direbus dia menjadi lunak dan lemah. Seperti seseorang yang gigih, kuat dan tahan banting tiba-tiba bisa menjadi lemah ketika ditimpa cobaan atau kemalangan. Telur itu sebelumnya rentan, mudah pecah. Punya dinding tipis untuk melindungi cairan di dalamnya. Namun setelah direbus, cairan di dalamnya menjadi keras. Seperti seseorang yang sebelumnya sangat berperasaan menjadi kaku dan berjiwa keras ketika tertimpa cobaan. Sedang butiran kopi adalah fenomena unik, ia menjadi menghitamkan sekitarnya dan mengharumkan lingkungannya. Seperti seseorang yang ketika tertimpa masalah justru mampu mewarnai dan memberi keharuman untuk sekitarnya.

"Termasuk yang mana kamu, anakku ?” kata ibu pada putrinya. "Jika kemalangan mengetuk pintumu, bagaimana kamu meresponnya? Apakah kamu seperti wortel, sebutir telur atau biji kopi?” 

Adik-adikku...ketika itu semua terjadi, ku harap kau dapat menjadi kopi.




Adik-adikku, ketika semua rintangan di hadapanmu. Ketika tanganmu tak lagi mampu menopang, saat itu hanya Tuhan yang akan menopangmu dengan kesempurnaannya, ketika kau butuh seseorang meringankanmu saat itu orang tua adalah penopang terbaikmu. Namun kadang ketika kau butuh seseorang yang dapat meringankan beban di bahumu. Carilah sahabat.



Karena jika hati adalah istana,
cinta adalah singgasana,
ketulusan adalah mahkota,
kesetiaan adalah piala terindah,
maka persahabatan adalah tahta keabadian sepanjang masa...

Sungguh, kepemilikan atas sahabat adalah harta terindah.




Tidak ada komentar:

Selasa, 24 Mei 2011

Pesanku untuk adik-adikku...


"Persahabatan seperti Bunga yang cantik - ada dekat di hati, tidak pernah layu karena umur tetapi lebih cantik karena waktu."



Untuk Adik-adikku...
Waktu akan terus berputar dan hari-hari dalam hidupmu akan bergerak. Setiap kali kau melangkah, pastilah akan menemui kerikil hingga batu yang menghalangimu. Dan tak jarang kau akan tersandung atau bahkan terjatuh, rasanya pasti akan sakit. Tapi adikku, janganlah ragu untuk segera bangkit, dan teruslah melangkah. 
Karena kau tak boleh berhenti...



Ketika kau mendapat masalah, ingatlah kisah ini... Kisah wortel, telur dan kopi :
Seorang gadis mengadu pada ibunya, berkeluh kesah tentang kehidupannya yang dirasa amat berat. Gadis itu tidak tahu bagaimana dia akan melalui semua itu dan merasa ingin menyerah saja. Dia merasa lelah berjuang dan menderita dalam kehidupan ini. Jika satu masalah teratasi, akan timbul masalah baru. 

Ibunya mengajak putrinya menuju dapur. Diisinya 3 buah panci dengan air dan direbusnya air itu dengan api yang besar. Begitu semua air mendidih, dia masukkan wortel pada panci pertama, telur pada panci ke dua, dan butiran kopi di panci terakhir. Mereka menunggu sampai ketiga air di panci kembali mendidih. 

Dalam 20 menit kompor-kompor dimatikan oleh sang ibu. Wortel dikeluarkan dan diletakkannya di sebuah piring. Begitu juga dengan telur dan kopi diletakkan dalam piring dan gelas berbeda. Sang ibu memandang putrinya sambil berkata: ”Katakan apa yang kamu lihat.” Putrinya menjawab: “Wortel, telur dan kopi.”

Ibunya meminta putrinya agar mendekat dan merasakan wortel itu. “Wortel itu menjadi lembek.” Ibunya kemudian meminta putrinya untuk memecahkan telur yang telah matang itu. Setelah mengupas kulitnya, dia sadar bahwa isi telur itu telah mengeras karena direbus. 

Akhirnya sang ibu meminta putrinya untuk meminum kopi yang telah matang. Putrinya tersenyum merasakan keharuman kopinya. "Apa arti semua ini, ibu ?” tanya putrinya. Ibunya menjelaskan bahwa setiap benda-benda itu telah melewati “Kemalangan” yang sama, yaitu direbus di dalam air mendidih. Namun tiap benda punya reaksi berbeda. 

Wortel itu sebelumnya kuat, keras dan “tidak berperasaan.” Namun setelah direbus dia menjadi lunak dan lemah. Seperti seseorang yang gigih, kuat dan tahan banting tiba-tiba bisa menjadi lemah ketika ditimpa cobaan atau kemalangan. Telur itu sebelumnya rentan, mudah pecah. Punya dinding tipis untuk melindungi cairan di dalamnya. Namun setelah direbus, cairan di dalamnya menjadi keras. Seperti seseorang yang sebelumnya sangat berperasaan menjadi kaku dan berjiwa keras ketika tertimpa cobaan. Sedang butiran kopi adalah fenomena unik, ia menjadi menghitamkan sekitarnya dan mengharumkan lingkungannya. Seperti seseorang yang ketika tertimpa masalah justru mampu mewarnai dan memberi keharuman untuk sekitarnya.

"Termasuk yang mana kamu, anakku ?” kata ibu pada putrinya. "Jika kemalangan mengetuk pintumu, bagaimana kamu meresponnya? Apakah kamu seperti wortel, sebutir telur atau biji kopi?” 

Adik-adikku...ketika itu semua terjadi, ku harap kau dapat menjadi kopi.




Adik-adikku, ketika semua rintangan di hadapanmu. Ketika tanganmu tak lagi mampu menopang, saat itu hanya Tuhan yang akan menopangmu dengan kesempurnaannya, ketika kau butuh seseorang meringankanmu saat itu orang tua adalah penopang terbaikmu. Namun kadang ketika kau butuh seseorang yang dapat meringankan beban di bahumu. Carilah sahabat.



Karena jika hati adalah istana,
cinta adalah singgasana,
ketulusan adalah mahkota,
kesetiaan adalah piala terindah,
maka persahabatan adalah tahta keabadian sepanjang masa...

Sungguh, kepemilikan atas sahabat adalah harta terindah.




Tidak ada komentar: