Copyright © Arina for Life...
Design by Dzignine
Senin, 28 Desember 2015

Travelers Tales - Predator Fun Park

 

Liburan akhir tahun kali ini seperti biasa saya disibukan dengan kehadiran saudara dan keponakan yang sedang berlibur. Saya sendiri sebenarnya jarang sekali berlibur di saat seperti ini, selain karena saudara justru datang ke rumah, dan saya tidak terlalu menyukai hiruk-pikuknya. Pada liburan kali ini saja, kota Malang serasa dibanjiri wisatawan yang terlihat jelas dengan munculkan kemacetan tiada tara semenjak hari pertama liburan sekolah senin lalu. 

Biasanya libur akhir tahun buat saya adalah dengan menonton kisah "Home Alone" yang entah berapa kali saya saksikan, entah kenapa terus diputar mulai seri pertamanya hingga seri terakhirnya ^.^  dan entah kenapa akhirnya keduanya menjadi identik dan tak terpisahkan.

Tapi sejak ada bidadari kecil saya, pada musim liburan begini biasanya saya sempatkan untuk memberinya keceriaan di luar rumah, pilihan paling sederhana adalah mengajaknya ke taman wisata. Berhubung di kota Malang-Batu ini sangat mudah mencari tempat wisata semacam ini biasanya saya "ngikut" saudara yang lagi "pengen" ke tempat mana. Setidaknya kami bisa beramai-ramai berwisata dan saya juga bisa ikut memeriahkan suasana.

Pilihan tahun ini adalah Predator Fun Park Batu, selain karena masih baru jalannya juga terjangkau dari kemacetan kota (tentu saja harus berjibaku melewati jalan alternatif), dan anak-anak sedang ingin berenang kali ini. Alhamdulillah, perjalanan singkat, lancar sampai selamat di tempat tujuan. HTM weekday cuma 30 ribu saja, weekend 50 ribu masih relatif terjangkau. Sayangnya hewan predator yang di tampilkan kebanyakan adalah buaya, tapi masih sangat menarik karena banyak kegiatan yang bisa dilakukan dengan "para buaya" ini. Taman yang tidak terlalu luas, bagi saya cukup menyenangkan, mengingat saya bersama anak-anak dan lansia, meski disediakan persewaan e-bike apabila Anda merasa lelah.

Wahana yang disajiakan cukup edukatif dan menyenangkan, mulai dari galeri buaya, aneka buaya dan ikan buas, saung angklung, croco train, mancing buaya, play ground, extreme trampolin, labyrinth maze, out bound, water park dan mancing selfie. Sarana prasarananya bersih, aman, food court dengan harga yang relatif terjangkau dan seperti biasa tersedia pula pasar cenderamata dan oleh-oleh. Ingin kesana, letaknya di Jalan Raya Tlekung 315, Junrejo Batu, sekitar 3, 9 km dari BNS.

Sejauh ini, alhamdulillah liburan saya menyenangkan karena selain  dapat berlibur saya masih dapat menikmati bersama keluarga. 

Minggu, 20 Desember 2015

Movie - Bulan Terbelah di Langit Amerika

google

Akhirnya saya kembali punya kesempatan menonton sebuah film, bersama seorang sahabat saya menonton "Bulan Terbelah di Langit Amerika". Sebenarnya, sudah cukup lama saya menantikan film ini mengingat saya suka sekali membaca karya-karya Hanum Salsabiela Rais dan suami. Ekspektasi saya cukup tinggi untuk film ini, mengingat pada novelnya lebih banyak menyimpan konflik dan isu agama yang cukup peka. Apalagi kalimat tanya yang selalu diulang dalam film ini, "apakah dunia lebih baik tanpa islam ?" dan bersama-sama kita mencari jawabnya dari sudut pandang berbagai pihak.

Bagi setiap pembaca novelnya pasti akan melihat beberapa letak perbedaan dalam alur cerita, penggambaran tokoh, sekalipun secara umum memiliki kisah yang sama dan tentu saja detail cerita yang berkesan lebih sederhana.  Bagi pembaca novelnya tentu saja akan menyayangkan detail cerita yang tidak disajikan dalam film ini, tapi kita semua tahu karena durasi film yang tidak panjang maka kita semua akan memakluminya.Tapi secara umum kisah ini masih sangat istimewa. 

Istimewa buat saya karena entah kenapa, setiap kali saya selesai membaca atau melihat film karya Hanum Salsabiela Rais membuat saya bangga dan semakin mencintai Islam sebagai agama yang rahmatan lil'alamin, mungkin memang begitu yang diharapkan, dan bagi saya itu berhasil. Sangat menyenangkan apabila kita bisa selalu menemukan muslim sebagai sosok yang saling menyayangi, menghormati dan selalu ingin berbuat baik kepada siapapun. Saya akan bayangkan hidup ini akan semakin indah. Semoga kita semua selalu dikelilingi orang-orang seperti itu. Aamiin. 

Saya tidak akan menulis detail filmnya, karena siapapun harus melihatnya dan tidak cukup hanya membaca reviewnya. Selamat menonton.

Minggu, 13 Desember 2015

Travelers Tales - Pantai Pelang

dok pribadi

Ceritanya suatu hari saya dan beberapa kawan sedang jenuh dengan pekerjaan dan memutuskan untuk berlibur sejenak, menikmati udara pantai yang lama tidak kami rasakan. Menyenangkan buat kami yang jarang berlibur bersama.

Tujuan kami Pantai Pelang, Trenggalek. Keputusan ini diambil mengingat seorang kawan kami berasal dari daerah sana. Bermobil dari Malang-Trenggalek lumayan lama, plus tempat tujuan kami masih 1,5 jam dari Trenggalek. Kami berangkat sekitar tengah malam, dan tiba disana sekitar pukul 5 pagi, tentu saja dengan beberapa kali berhenti, salah satunya karena medan yang naik turun gunung dan berputar-putar.

Sampai di tempat tujuan masih pagi membuat kami memiliki waktu menyenangkan sebelum ombak pasang, matahari juga belum terik bersinar. Sehingga kami cukup puas bermain air dan pasir, merasa berbeda ketika kita keluar dari hal biasa yang kita lakukan sehari-hari. Semacam petualangan sederhana namun tetap terasa menyenangkan. Sejenak saya melupakan rutinitas yang melelahkan dan persoalan yang memusingkan. Berharap esok harinya saya dapat bekerja dengan semangat yang terbarui.

Pantai ini masih terasa alami meski disekitarnya sudah banyak terdapat pedagang dan sarana-sarana seperti layaknya tempat wisata, hanya saja belum memadai baik jumlah ataupun hal lainnya seperti kebersihan. Salah satu yang selalu kita jumpai di berbagai tempat wisata alam kita, mengurangi kenyamanan       
Minggu, 06 Desember 2015

Buku Murah yang Tidak Murahan

pinterest

Saya menyukai membaca sama halnya seperti saya menyukai menulis, hanya saja kegiatan membaca jauh lebih felxibel, setidaknya bisa saya lakukan dimana saja dan kapan saja..seperti dalam kendaraan umum, di tempat tidur, sembari menemani anak yang sibuk dengan mainannya sendiri. Sementara kegiatan menulis membutuhkan waktu yang lebih khusus (setidaknya ini berlaku bagi saya). Karenanya saya selalu punya simpanan bacaan untuk dibawa kemana saja. Dan memiliki banyak buku untuk dibaca terasa menyenangkan buat saya.

Karena kesukaan saya pada segala macam buku, tempat yang paling menyenangkan untuk mewujudkannya adalah obral buku murah..hahha..ha.. tempat dimana saya menemukan buku 300 halaman dengan hanya 20 ribu saja, atau buku best seller (dimasanya) dengan 10 ribu saja. Jika beruntung saya akan mendapatkan buku no.1 international bestseller setebal 389 halaman atau buku best seller hardcover dan dengan bonus CD hanya dengan 30 ribu saja. Dan sesederhana itu, saya sudah bahagia ^^.

Jujur saja, buku-buku yang saya beli dengan budget yang rendah (untuk sebuah buku) ternyata banyak diantaranya buku yang sangat menarik, Buku yang seharusnya saya beli di tahun pertama dicetak.

Sabtu, 05 Desember 2015

Panties Pizza

gambar dari google-karena gak sempet jepret2 pas mau makan

Beberapa hari yang lalu bersama seorang sahabat, kami menikmati waktu...waktu sederhana untuk bercakap dan saling membagi kisah. Berkeliling ke kota Batu menjadi pilihan yang menyenangkan malam itu. Kemudian melanjutkannya ke Panties Pizza , ini pertama kalinya saya ke sana. Menikmati pizza sambil membagi cerita dari seorang sahabat terasa menyenangkan. Karena udara kota Batu agak panas malam itu, kami memilih menikmatinya di luar.

Bukan kisah sahabat yang saya bagi hari ini, tapi pizza nya. Saya bukan penggemar berat pizza tapi menikmati pizza hangat yang istimewa dapat membuat waktu terasa menyenangkan. Panties Pizza menjadi istimewa buat saya karena buat saya ukurannya yang tidak terlalu besar. Hanya 4 slice dan itu masih terlalu banyak untuk saya ^^. Selain itu saya suka rasanya...kejunya yang meleleh dan lengket membuat lidah saya mati gaya sejenak. Saya juga suka kulitnya yang tidak terlalu tebal, karena awalnya saya mengira dengan bentuknya yang seperti pastel akan membuat kulitnya keras, tapi ternyata tidak. Malam itu, saya memilih menu Say cheese dan lemon tea ice. Masih terasa istimewa bahkan saat mengingatnya saja... Oya saya membawa menu University Pizza untuk dibawa pulang, isiannya komplit dan enak. Untuk harga...saya rasa pantas, dan terjangkau.

Kapan-kapan saya harus menikmatinya lagi...

Travelers Tales - Predator Fun Park

 

Liburan akhir tahun kali ini seperti biasa saya disibukan dengan kehadiran saudara dan keponakan yang sedang berlibur. Saya sendiri sebenarnya jarang sekali berlibur di saat seperti ini, selain karena saudara justru datang ke rumah, dan saya tidak terlalu menyukai hiruk-pikuknya. Pada liburan kali ini saja, kota Malang serasa dibanjiri wisatawan yang terlihat jelas dengan munculkan kemacetan tiada tara semenjak hari pertama liburan sekolah senin lalu. 

Biasanya libur akhir tahun buat saya adalah dengan menonton kisah "Home Alone" yang entah berapa kali saya saksikan, entah kenapa terus diputar mulai seri pertamanya hingga seri terakhirnya ^.^  dan entah kenapa akhirnya keduanya menjadi identik dan tak terpisahkan.

Tapi sejak ada bidadari kecil saya, pada musim liburan begini biasanya saya sempatkan untuk memberinya keceriaan di luar rumah, pilihan paling sederhana adalah mengajaknya ke taman wisata. Berhubung di kota Malang-Batu ini sangat mudah mencari tempat wisata semacam ini biasanya saya "ngikut" saudara yang lagi "pengen" ke tempat mana. Setidaknya kami bisa beramai-ramai berwisata dan saya juga bisa ikut memeriahkan suasana.

Pilihan tahun ini adalah Predator Fun Park Batu, selain karena masih baru jalannya juga terjangkau dari kemacetan kota (tentu saja harus berjibaku melewati jalan alternatif), dan anak-anak sedang ingin berenang kali ini. Alhamdulillah, perjalanan singkat, lancar sampai selamat di tempat tujuan. HTM weekday cuma 30 ribu saja, weekend 50 ribu masih relatif terjangkau. Sayangnya hewan predator yang di tampilkan kebanyakan adalah buaya, tapi masih sangat menarik karena banyak kegiatan yang bisa dilakukan dengan "para buaya" ini. Taman yang tidak terlalu luas, bagi saya cukup menyenangkan, mengingat saya bersama anak-anak dan lansia, meski disediakan persewaan e-bike apabila Anda merasa lelah.

Wahana yang disajiakan cukup edukatif dan menyenangkan, mulai dari galeri buaya, aneka buaya dan ikan buas, saung angklung, croco train, mancing buaya, play ground, extreme trampolin, labyrinth maze, out bound, water park dan mancing selfie. Sarana prasarananya bersih, aman, food court dengan harga yang relatif terjangkau dan seperti biasa tersedia pula pasar cenderamata dan oleh-oleh. Ingin kesana, letaknya di Jalan Raya Tlekung 315, Junrejo Batu, sekitar 3, 9 km dari BNS.

Sejauh ini, alhamdulillah liburan saya menyenangkan karena selain  dapat berlibur saya masih dapat menikmati bersama keluarga. 

Movie - Bulan Terbelah di Langit Amerika

google

Akhirnya saya kembali punya kesempatan menonton sebuah film, bersama seorang sahabat saya menonton "Bulan Terbelah di Langit Amerika". Sebenarnya, sudah cukup lama saya menantikan film ini mengingat saya suka sekali membaca karya-karya Hanum Salsabiela Rais dan suami. Ekspektasi saya cukup tinggi untuk film ini, mengingat pada novelnya lebih banyak menyimpan konflik dan isu agama yang cukup peka. Apalagi kalimat tanya yang selalu diulang dalam film ini, "apakah dunia lebih baik tanpa islam ?" dan bersama-sama kita mencari jawabnya dari sudut pandang berbagai pihak.

Bagi setiap pembaca novelnya pasti akan melihat beberapa letak perbedaan dalam alur cerita, penggambaran tokoh, sekalipun secara umum memiliki kisah yang sama dan tentu saja detail cerita yang berkesan lebih sederhana.  Bagi pembaca novelnya tentu saja akan menyayangkan detail cerita yang tidak disajikan dalam film ini, tapi kita semua tahu karena durasi film yang tidak panjang maka kita semua akan memakluminya.Tapi secara umum kisah ini masih sangat istimewa. 

Istimewa buat saya karena entah kenapa, setiap kali saya selesai membaca atau melihat film karya Hanum Salsabiela Rais membuat saya bangga dan semakin mencintai Islam sebagai agama yang rahmatan lil'alamin, mungkin memang begitu yang diharapkan, dan bagi saya itu berhasil. Sangat menyenangkan apabila kita bisa selalu menemukan muslim sebagai sosok yang saling menyayangi, menghormati dan selalu ingin berbuat baik kepada siapapun. Saya akan bayangkan hidup ini akan semakin indah. Semoga kita semua selalu dikelilingi orang-orang seperti itu. Aamiin. 

Saya tidak akan menulis detail filmnya, karena siapapun harus melihatnya dan tidak cukup hanya membaca reviewnya. Selamat menonton.

Travelers Tales - Pantai Pelang

dok pribadi

Ceritanya suatu hari saya dan beberapa kawan sedang jenuh dengan pekerjaan dan memutuskan untuk berlibur sejenak, menikmati udara pantai yang lama tidak kami rasakan. Menyenangkan buat kami yang jarang berlibur bersama.

Tujuan kami Pantai Pelang, Trenggalek. Keputusan ini diambil mengingat seorang kawan kami berasal dari daerah sana. Bermobil dari Malang-Trenggalek lumayan lama, plus tempat tujuan kami masih 1,5 jam dari Trenggalek. Kami berangkat sekitar tengah malam, dan tiba disana sekitar pukul 5 pagi, tentu saja dengan beberapa kali berhenti, salah satunya karena medan yang naik turun gunung dan berputar-putar.

Sampai di tempat tujuan masih pagi membuat kami memiliki waktu menyenangkan sebelum ombak pasang, matahari juga belum terik bersinar. Sehingga kami cukup puas bermain air dan pasir, merasa berbeda ketika kita keluar dari hal biasa yang kita lakukan sehari-hari. Semacam petualangan sederhana namun tetap terasa menyenangkan. Sejenak saya melupakan rutinitas yang melelahkan dan persoalan yang memusingkan. Berharap esok harinya saya dapat bekerja dengan semangat yang terbarui.

Pantai ini masih terasa alami meski disekitarnya sudah banyak terdapat pedagang dan sarana-sarana seperti layaknya tempat wisata, hanya saja belum memadai baik jumlah ataupun hal lainnya seperti kebersihan. Salah satu yang selalu kita jumpai di berbagai tempat wisata alam kita, mengurangi kenyamanan       

Buku Murah yang Tidak Murahan

pinterest

Saya menyukai membaca sama halnya seperti saya menyukai menulis, hanya saja kegiatan membaca jauh lebih felxibel, setidaknya bisa saya lakukan dimana saja dan kapan saja..seperti dalam kendaraan umum, di tempat tidur, sembari menemani anak yang sibuk dengan mainannya sendiri. Sementara kegiatan menulis membutuhkan waktu yang lebih khusus (setidaknya ini berlaku bagi saya). Karenanya saya selalu punya simpanan bacaan untuk dibawa kemana saja. Dan memiliki banyak buku untuk dibaca terasa menyenangkan buat saya.

Karena kesukaan saya pada segala macam buku, tempat yang paling menyenangkan untuk mewujudkannya adalah obral buku murah..hahha..ha.. tempat dimana saya menemukan buku 300 halaman dengan hanya 20 ribu saja, atau buku best seller (dimasanya) dengan 10 ribu saja. Jika beruntung saya akan mendapatkan buku no.1 international bestseller setebal 389 halaman atau buku best seller hardcover dan dengan bonus CD hanya dengan 30 ribu saja. Dan sesederhana itu, saya sudah bahagia ^^.

Jujur saja, buku-buku yang saya beli dengan budget yang rendah (untuk sebuah buku) ternyata banyak diantaranya buku yang sangat menarik, Buku yang seharusnya saya beli di tahun pertama dicetak.

Panties Pizza

gambar dari google-karena gak sempet jepret2 pas mau makan

Beberapa hari yang lalu bersama seorang sahabat, kami menikmati waktu...waktu sederhana untuk bercakap dan saling membagi kisah. Berkeliling ke kota Batu menjadi pilihan yang menyenangkan malam itu. Kemudian melanjutkannya ke Panties Pizza , ini pertama kalinya saya ke sana. Menikmati pizza sambil membagi cerita dari seorang sahabat terasa menyenangkan. Karena udara kota Batu agak panas malam itu, kami memilih menikmatinya di luar.

Bukan kisah sahabat yang saya bagi hari ini, tapi pizza nya. Saya bukan penggemar berat pizza tapi menikmati pizza hangat yang istimewa dapat membuat waktu terasa menyenangkan. Panties Pizza menjadi istimewa buat saya karena buat saya ukurannya yang tidak terlalu besar. Hanya 4 slice dan itu masih terlalu banyak untuk saya ^^. Selain itu saya suka rasanya...kejunya yang meleleh dan lengket membuat lidah saya mati gaya sejenak. Saya juga suka kulitnya yang tidak terlalu tebal, karena awalnya saya mengira dengan bentuknya yang seperti pastel akan membuat kulitnya keras, tapi ternyata tidak. Malam itu, saya memilih menu Say cheese dan lemon tea ice. Masih terasa istimewa bahkan saat mengingatnya saja... Oya saya membawa menu University Pizza untuk dibawa pulang, isiannya komplit dan enak. Untuk harga...saya rasa pantas, dan terjangkau.

Kapan-kapan saya harus menikmatinya lagi...

Senin, 28 Desember 2015

Travelers Tales - Predator Fun Park

 

Liburan akhir tahun kali ini seperti biasa saya disibukan dengan kehadiran saudara dan keponakan yang sedang berlibur. Saya sendiri sebenarnya jarang sekali berlibur di saat seperti ini, selain karena saudara justru datang ke rumah, dan saya tidak terlalu menyukai hiruk-pikuknya. Pada liburan kali ini saja, kota Malang serasa dibanjiri wisatawan yang terlihat jelas dengan munculkan kemacetan tiada tara semenjak hari pertama liburan sekolah senin lalu. 

Biasanya libur akhir tahun buat saya adalah dengan menonton kisah "Home Alone" yang entah berapa kali saya saksikan, entah kenapa terus diputar mulai seri pertamanya hingga seri terakhirnya ^.^  dan entah kenapa akhirnya keduanya menjadi identik dan tak terpisahkan.

Tapi sejak ada bidadari kecil saya, pada musim liburan begini biasanya saya sempatkan untuk memberinya keceriaan di luar rumah, pilihan paling sederhana adalah mengajaknya ke taman wisata. Berhubung di kota Malang-Batu ini sangat mudah mencari tempat wisata semacam ini biasanya saya "ngikut" saudara yang lagi "pengen" ke tempat mana. Setidaknya kami bisa beramai-ramai berwisata dan saya juga bisa ikut memeriahkan suasana.

Pilihan tahun ini adalah Predator Fun Park Batu, selain karena masih baru jalannya juga terjangkau dari kemacetan kota (tentu saja harus berjibaku melewati jalan alternatif), dan anak-anak sedang ingin berenang kali ini. Alhamdulillah, perjalanan singkat, lancar sampai selamat di tempat tujuan. HTM weekday cuma 30 ribu saja, weekend 50 ribu masih relatif terjangkau. Sayangnya hewan predator yang di tampilkan kebanyakan adalah buaya, tapi masih sangat menarik karena banyak kegiatan yang bisa dilakukan dengan "para buaya" ini. Taman yang tidak terlalu luas, bagi saya cukup menyenangkan, mengingat saya bersama anak-anak dan lansia, meski disediakan persewaan e-bike apabila Anda merasa lelah.

Wahana yang disajiakan cukup edukatif dan menyenangkan, mulai dari galeri buaya, aneka buaya dan ikan buas, saung angklung, croco train, mancing buaya, play ground, extreme trampolin, labyrinth maze, out bound, water park dan mancing selfie. Sarana prasarananya bersih, aman, food court dengan harga yang relatif terjangkau dan seperti biasa tersedia pula pasar cenderamata dan oleh-oleh. Ingin kesana, letaknya di Jalan Raya Tlekung 315, Junrejo Batu, sekitar 3, 9 km dari BNS.

Sejauh ini, alhamdulillah liburan saya menyenangkan karena selain  dapat berlibur saya masih dapat menikmati bersama keluarga. 

Minggu, 20 Desember 2015

Movie - Bulan Terbelah di Langit Amerika

google

Akhirnya saya kembali punya kesempatan menonton sebuah film, bersama seorang sahabat saya menonton "Bulan Terbelah di Langit Amerika". Sebenarnya, sudah cukup lama saya menantikan film ini mengingat saya suka sekali membaca karya-karya Hanum Salsabiela Rais dan suami. Ekspektasi saya cukup tinggi untuk film ini, mengingat pada novelnya lebih banyak menyimpan konflik dan isu agama yang cukup peka. Apalagi kalimat tanya yang selalu diulang dalam film ini, "apakah dunia lebih baik tanpa islam ?" dan bersama-sama kita mencari jawabnya dari sudut pandang berbagai pihak.

Bagi setiap pembaca novelnya pasti akan melihat beberapa letak perbedaan dalam alur cerita, penggambaran tokoh, sekalipun secara umum memiliki kisah yang sama dan tentu saja detail cerita yang berkesan lebih sederhana.  Bagi pembaca novelnya tentu saja akan menyayangkan detail cerita yang tidak disajikan dalam film ini, tapi kita semua tahu karena durasi film yang tidak panjang maka kita semua akan memakluminya.Tapi secara umum kisah ini masih sangat istimewa. 

Istimewa buat saya karena entah kenapa, setiap kali saya selesai membaca atau melihat film karya Hanum Salsabiela Rais membuat saya bangga dan semakin mencintai Islam sebagai agama yang rahmatan lil'alamin, mungkin memang begitu yang diharapkan, dan bagi saya itu berhasil. Sangat menyenangkan apabila kita bisa selalu menemukan muslim sebagai sosok yang saling menyayangi, menghormati dan selalu ingin berbuat baik kepada siapapun. Saya akan bayangkan hidup ini akan semakin indah. Semoga kita semua selalu dikelilingi orang-orang seperti itu. Aamiin. 

Saya tidak akan menulis detail filmnya, karena siapapun harus melihatnya dan tidak cukup hanya membaca reviewnya. Selamat menonton.

Minggu, 13 Desember 2015

Travelers Tales - Pantai Pelang

dok pribadi

Ceritanya suatu hari saya dan beberapa kawan sedang jenuh dengan pekerjaan dan memutuskan untuk berlibur sejenak, menikmati udara pantai yang lama tidak kami rasakan. Menyenangkan buat kami yang jarang berlibur bersama.

Tujuan kami Pantai Pelang, Trenggalek. Keputusan ini diambil mengingat seorang kawan kami berasal dari daerah sana. Bermobil dari Malang-Trenggalek lumayan lama, plus tempat tujuan kami masih 1,5 jam dari Trenggalek. Kami berangkat sekitar tengah malam, dan tiba disana sekitar pukul 5 pagi, tentu saja dengan beberapa kali berhenti, salah satunya karena medan yang naik turun gunung dan berputar-putar.

Sampai di tempat tujuan masih pagi membuat kami memiliki waktu menyenangkan sebelum ombak pasang, matahari juga belum terik bersinar. Sehingga kami cukup puas bermain air dan pasir, merasa berbeda ketika kita keluar dari hal biasa yang kita lakukan sehari-hari. Semacam petualangan sederhana namun tetap terasa menyenangkan. Sejenak saya melupakan rutinitas yang melelahkan dan persoalan yang memusingkan. Berharap esok harinya saya dapat bekerja dengan semangat yang terbarui.

Pantai ini masih terasa alami meski disekitarnya sudah banyak terdapat pedagang dan sarana-sarana seperti layaknya tempat wisata, hanya saja belum memadai baik jumlah ataupun hal lainnya seperti kebersihan. Salah satu yang selalu kita jumpai di berbagai tempat wisata alam kita, mengurangi kenyamanan       

Minggu, 06 Desember 2015

Buku Murah yang Tidak Murahan

pinterest

Saya menyukai membaca sama halnya seperti saya menyukai menulis, hanya saja kegiatan membaca jauh lebih felxibel, setidaknya bisa saya lakukan dimana saja dan kapan saja..seperti dalam kendaraan umum, di tempat tidur, sembari menemani anak yang sibuk dengan mainannya sendiri. Sementara kegiatan menulis membutuhkan waktu yang lebih khusus (setidaknya ini berlaku bagi saya). Karenanya saya selalu punya simpanan bacaan untuk dibawa kemana saja. Dan memiliki banyak buku untuk dibaca terasa menyenangkan buat saya.

Karena kesukaan saya pada segala macam buku, tempat yang paling menyenangkan untuk mewujudkannya adalah obral buku murah..hahha..ha.. tempat dimana saya menemukan buku 300 halaman dengan hanya 20 ribu saja, atau buku best seller (dimasanya) dengan 10 ribu saja. Jika beruntung saya akan mendapatkan buku no.1 international bestseller setebal 389 halaman atau buku best seller hardcover dan dengan bonus CD hanya dengan 30 ribu saja. Dan sesederhana itu, saya sudah bahagia ^^.

Jujur saja, buku-buku yang saya beli dengan budget yang rendah (untuk sebuah buku) ternyata banyak diantaranya buku yang sangat menarik, Buku yang seharusnya saya beli di tahun pertama dicetak.

Sabtu, 05 Desember 2015

Panties Pizza

gambar dari google-karena gak sempet jepret2 pas mau makan

Beberapa hari yang lalu bersama seorang sahabat, kami menikmati waktu...waktu sederhana untuk bercakap dan saling membagi kisah. Berkeliling ke kota Batu menjadi pilihan yang menyenangkan malam itu. Kemudian melanjutkannya ke Panties Pizza , ini pertama kalinya saya ke sana. Menikmati pizza sambil membagi cerita dari seorang sahabat terasa menyenangkan. Karena udara kota Batu agak panas malam itu, kami memilih menikmatinya di luar.

Bukan kisah sahabat yang saya bagi hari ini, tapi pizza nya. Saya bukan penggemar berat pizza tapi menikmati pizza hangat yang istimewa dapat membuat waktu terasa menyenangkan. Panties Pizza menjadi istimewa buat saya karena buat saya ukurannya yang tidak terlalu besar. Hanya 4 slice dan itu masih terlalu banyak untuk saya ^^. Selain itu saya suka rasanya...kejunya yang meleleh dan lengket membuat lidah saya mati gaya sejenak. Saya juga suka kulitnya yang tidak terlalu tebal, karena awalnya saya mengira dengan bentuknya yang seperti pastel akan membuat kulitnya keras, tapi ternyata tidak. Malam itu, saya memilih menu Say cheese dan lemon tea ice. Masih terasa istimewa bahkan saat mengingatnya saja... Oya saya membawa menu University Pizza untuk dibawa pulang, isiannya komplit dan enak. Untuk harga...saya rasa pantas, dan terjangkau.

Kapan-kapan saya harus menikmatinya lagi...