Copyright © Arina for Life...
Design by Dzignine
Selasa, 08 Maret 2016

Priority - First Thing First


Seorang sahabat yang sedang sedih tiba-tiba curhat pada saya tentang kurangnya waktu untuk dirinya sendiri,  dia agak 'kualahan' dengan jadwal kerjanya yang padat sehingga mulai merasa stress dan uring-uringan sehingga 'me time' yang seharusnya menyenangkan pun akhirnya harus dia korbankan. Setelah akhirnya berdiskusi cukup panjang kami sepakat bahwa sahabat saya ini kurang menetapkan prioritas dalam hidupnya. Sahabat saya merasa terlalu sibuk mengerjakan beragam aktivitas namun beberapa hal penting justru sering terlupa.

Saya sendiri merasa perlu untuk membuat daftar skala prioritas karena seringkali dalam sehari-hari kita dihadapkan pada pilihan yang terlihat sama-sama penting. Saya teringat salah satu buku yang pernah saya baca tentang prioritas dalam hidup. Tentang satu kuis yang merepresentasikan sesuatu dalam kehidupan sehari-hari yang yang susunannya akan menggambarkan prioritas hidup kita. Mau mencoba quiz itu, coba bayangkan dalam suatu hari hal-hal ini terjadi bersamaan, buat urutannya prioritasnya :

1. Telepon berbunyi
2. Bayi Anda menangis
3. Ada tamu yang mengetuk pintu rumah
4. Hujan turun deras tiba-tiba padahal kita memiliki jemuran di luar
5. Keran di dapur terbuka, mengalir deras dengan air yang melimpah keluar dan membasahi lantai           dapur.

Sudah mendapat urutannya ? Jika sudah
Ini jawaban menurut quiz tersebut :
1.  Telepon menggambarkan pekerjaan
2.  Bayi menggambarkan keluarga
3.  Ketukan di pintu menggambarkan teman
4.  Pakaian menggambarkan uang
5.  Keran air menggambarkan seks

Entah quiz ini benar-benar telah teruji atau tidak, tapi setidaknya selain buat seru-seruan kita jadi memikirkan hal-hal mana yang harus kita dahuluan. Dan mungkin saatnya saya sendiri kembali mengevaluasi daftar prioritas saya. Dan mulai mendahulukan mana yang paling penting 'First Thing First'.

0 komentar:

Priority - First Thing First


Seorang sahabat yang sedang sedih tiba-tiba curhat pada saya tentang kurangnya waktu untuk dirinya sendiri,  dia agak 'kualahan' dengan jadwal kerjanya yang padat sehingga mulai merasa stress dan uring-uringan sehingga 'me time' yang seharusnya menyenangkan pun akhirnya harus dia korbankan. Setelah akhirnya berdiskusi cukup panjang kami sepakat bahwa sahabat saya ini kurang menetapkan prioritas dalam hidupnya. Sahabat saya merasa terlalu sibuk mengerjakan beragam aktivitas namun beberapa hal penting justru sering terlupa.

Saya sendiri merasa perlu untuk membuat daftar skala prioritas karena seringkali dalam sehari-hari kita dihadapkan pada pilihan yang terlihat sama-sama penting. Saya teringat salah satu buku yang pernah saya baca tentang prioritas dalam hidup. Tentang satu kuis yang merepresentasikan sesuatu dalam kehidupan sehari-hari yang yang susunannya akan menggambarkan prioritas hidup kita. Mau mencoba quiz itu, coba bayangkan dalam suatu hari hal-hal ini terjadi bersamaan, buat urutannya prioritasnya :

1. Telepon berbunyi
2. Bayi Anda menangis
3. Ada tamu yang mengetuk pintu rumah
4. Hujan turun deras tiba-tiba padahal kita memiliki jemuran di luar
5. Keran di dapur terbuka, mengalir deras dengan air yang melimpah keluar dan membasahi lantai           dapur.

Sudah mendapat urutannya ? Jika sudah
Ini jawaban menurut quiz tersebut :
1.  Telepon menggambarkan pekerjaan
2.  Bayi menggambarkan keluarga
3.  Ketukan di pintu menggambarkan teman
4.  Pakaian menggambarkan uang
5.  Keran air menggambarkan seks

Entah quiz ini benar-benar telah teruji atau tidak, tapi setidaknya selain buat seru-seruan kita jadi memikirkan hal-hal mana yang harus kita dahuluan. Dan mungkin saatnya saya sendiri kembali mengevaluasi daftar prioritas saya. Dan mulai mendahulukan mana yang paling penting 'First Thing First'.

Tidak ada komentar:

Selasa, 08 Maret 2016

Priority - First Thing First


Seorang sahabat yang sedang sedih tiba-tiba curhat pada saya tentang kurangnya waktu untuk dirinya sendiri,  dia agak 'kualahan' dengan jadwal kerjanya yang padat sehingga mulai merasa stress dan uring-uringan sehingga 'me time' yang seharusnya menyenangkan pun akhirnya harus dia korbankan. Setelah akhirnya berdiskusi cukup panjang kami sepakat bahwa sahabat saya ini kurang menetapkan prioritas dalam hidupnya. Sahabat saya merasa terlalu sibuk mengerjakan beragam aktivitas namun beberapa hal penting justru sering terlupa.

Saya sendiri merasa perlu untuk membuat daftar skala prioritas karena seringkali dalam sehari-hari kita dihadapkan pada pilihan yang terlihat sama-sama penting. Saya teringat salah satu buku yang pernah saya baca tentang prioritas dalam hidup. Tentang satu kuis yang merepresentasikan sesuatu dalam kehidupan sehari-hari yang yang susunannya akan menggambarkan prioritas hidup kita. Mau mencoba quiz itu, coba bayangkan dalam suatu hari hal-hal ini terjadi bersamaan, buat urutannya prioritasnya :

1. Telepon berbunyi
2. Bayi Anda menangis
3. Ada tamu yang mengetuk pintu rumah
4. Hujan turun deras tiba-tiba padahal kita memiliki jemuran di luar
5. Keran di dapur terbuka, mengalir deras dengan air yang melimpah keluar dan membasahi lantai           dapur.

Sudah mendapat urutannya ? Jika sudah
Ini jawaban menurut quiz tersebut :
1.  Telepon menggambarkan pekerjaan
2.  Bayi menggambarkan keluarga
3.  Ketukan di pintu menggambarkan teman
4.  Pakaian menggambarkan uang
5.  Keran air menggambarkan seks

Entah quiz ini benar-benar telah teruji atau tidak, tapi setidaknya selain buat seru-seruan kita jadi memikirkan hal-hal mana yang harus kita dahuluan. Dan mungkin saatnya saya sendiri kembali mengevaluasi daftar prioritas saya. Dan mulai mendahulukan mana yang paling penting 'First Thing First'.

Tidak ada komentar: