Copyright © Arina for Life...
Design by Dzignine
Senin, 30 Agustus 2010

Tentang Kehilangan...ternyata menyedihkan



Minggu ini menjadi sangat berat buat saya, mengingatnya saja kadang terasa sangat  berat namun tiba di titik dimana saya mulai pada titik perenungan dan kemudian ingin menulisnya. Walau akan terkesan melankolis, saya akan tetap akan menulisnya...

Mungkin ini kali pertama aku benar-benar merasa kehilangan seseorang, bukan kisah picisan karena patah hati tapi karena kehilangan untuk selamanya. Meninggal, mati, wafat dan sederetan kata yang berarti sama ini terdengar menakutkan, bahkan walau hanya diucapkan atau didengar, namun ternyata akan lebih dari sekedar menyedihkan daripada menakutkan ketika itu berada di sekitar kita. Mungkin karena rasa kehilangan itu sendiri, karena artinya kita akan kehilangan untuk selamanya... dan benar, berharap dia kembali hanya akan membuatmu gila. Pada titik ini, saya mulai perenungan saya. Bukan tentang kematian itu sendiri tapi tentang perasaan kehilangan.

Tak ada yang harus disalahkan tentang kematian, semua hanya kehendak Allah (yang ini sifatnya mutlak), apalagi dalam kasus saya. Saya kehilangan kakak saya yang meninggal dengan caranya yang menurut saya sangat indah. Kenapa? Karena ia pergi di bulan yang baik dan dengan cara yang baik (istighfar yang  tak pernah lepas dari mulutnya). Jadi, sekali lagi saya tidak mempersoalkan kematian karena bagi saya, Allah sangat sayang padanya.

Kembali pada kehilangan, rasa itu mungkin muncul  ketika tidak bisa disentuh lagi. Tidak bisa dipeluk. Atau dicium lagi. Tidak bisa berbincang lagi. Tidak bisa tertawa bersama. Dan bercanda bersama. Dan ini akan menjadi salah satu titik paling menyedihkan buat saya. Karena bagi saya, kakak saya tidak hanya sebagai kakak (mas-begitu aku memanggilnya), tapi juga seorang sahabat, pelindung sekaligus penjaga buat saya... dia terlalu memenuhi hari-hari saya.  Nyatanya rasa kehilangan ini masih terlalu menyedihkan...bahkan saya masih menangis ketika menulis ini.

Kehilangan kakak, sahabat, pelindung sekaligus penjaga membuat saya tergopoh-gopoh untuk bangkit. Kadang berfikir, diam dulu sesaat untuk mengenangnya. Namun, waktu ternyata terlalu berharga untuk saat-saat diam yang saya punya. Hingga saya mulai bangkit (masih dengan tergopoh-gopoh)         dan menata hidup saya yang baru (tanpa kehadirannya).

Dalam akhir perenungan saya mulai menata tujuan hidup saya. Sampai pada list saya yang mungkin kadang terlupa. Yang pertama, hidup saya untuk Allah (karena setelah kakak saya meninggal saya semakin sadar bahwa hidup dan mati hanyalah milik-Nya). Yang kedua, untuk orang tua saya (membahagiakan mereka semampu saya). Yang ketiga, untuk kebaikan orang-orang disekitar saya, karena kakak saya selalu memberi teladan tentang kebaikan ini.

Ketika saya menuliskan ini, saya masih mengingat kakak saya, merindukannya dan kini berharap saya bisa menjadi manusia baik walau tanpa dirinya di samping saya. . . .

Forever and one
I will miss you
However, I kiss you
Yet again
Way down in Neverland
So hard I was trying
Tomorrow I'll still be crying*
*Forever and one (Hellowen), lagu  yang sering kau putar mas !

29 Agustus 2010 (00.06)
Kutuliskan ini karena rasa kehilangan atasmu, laki-laki baik yang selalu menjadi teladan bagi hidupku dan hidup banyak orang. Bahagialah bersama-Nya (21 Agustus 2010).
Sabtu, 14 Agustus 2010

Tentang- Kami Wanita-


"Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukanlah tokoh romantis yang dapat melukis seperti Jack Dawson dalam Titanic, maka itu kami tidak pernah minta kalian melukis wajah kami dengan indah, paling tidak saat kami minta kalian menggambar wajah kami , gambarlah, meskipun hasil akhirnya akan seperti Jayko adik perempuan Giant dalam film Doraemon, tapi kami tahu, kalian berusaha.

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukan peramal seperti Dedi Corbuzier yang dapat menebak isi pikiran kami atau apa yang kami inginkan saat kami hanya terdiam dan memasang wajah bosan, tapi saat itu kami hanya ingin tau, sesabar apakah kalian menghadapi kami jika kami sedang sangat menyebalkan seperti itu, kami tidak minta kalian mampu menebak keinginan kami, setidaknya bersabarlah pada kami dengan terus bertanya "jadi sekarang maunya gimana?"

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukanlah penyair sekaliber Kahlil Gibran atau yang mampu menceritakan kisah romantis seperti Shakespear, maka itu kami pun tidak meminta kalian mengirimi kami puisi cinta berisi kalimat angan-angan nan indah setiap hari atau setiap minggu, tapi setidaknya mengertilah bahwa setelah menonton film korea yang amat romantis itu, kami sangat berandai-andai kekasih kami dapat melakukan yang sama, meskipun isi puisi tersebut tidak sebagus kahlil Gibran, kami akan sangat senang –sungguh- jika kalian mengirimkannya dengan tulus dan niat. (bahkan meskipun ujungnya terdapat "hehe, aneh ya?", kami akan benar-benar melayang, tuan)

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian tidaklah setampan Leonardo Dicaprio, tapi tolong mengertilah itu sama sekali bukan masalah bagi kami, saat kami memuja-muja pemuda seperti itu, itulah pujian dan pujaan, tapi hati kami sungguhnya telah terikat oleh kalian, tuan. Mungkin saat itu kami hanya ingin tau apa pendapat kalian jika kami jatuh cinta pada orang lain, semacam mengukur tingkat kecemburuan kalian.

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian tidaklah semenakjubkan John Nash atau sebrillian Isaac Newton, namun kami sebenarnya sangat menghargai bantuan kecil dari kalian meskipun hanya membantu mencarikan artikel dari internet, kami ingin menunjukkan pada kalian bahwa kalian lebih kami percayakan daripada Newton atau Galileo.

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian tidaklah segagah Achilles pada film Troy, maka itu kami tidak pernah minta kalian mengikuti program peng six-pack an tubuh atau kontes L-men. Namun dengan kalian berhenti dan tidak pernah merokok, kami sangat akan memilih kalian dari Achilles manapun. Menyuruh kalian berhenti merokok adalah untuk meyakinkan diri kami bahwa kalian lebih gagah dari Achilles (karena tentu kalian akan kalah beradu pedang dengan Achilles bukan?).

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukan Pangeran dengan kuda putih yang akan melawan naga demi kami, karena kami pun bukan putri tidurnya, dan maka dari itu kami tidak pernah minta kalian melawan preman pasar yang pernah menggoda kami waktu lalu, tapi setidaknya, mengertilah tanpa kami harus minta, saat hujan lebat datang dan dirumah sedang mati lampu dan ayah ibu belum datang, kami hanya dapat mengandalkan kalian, maka itu temani kami walau hanya dengan sms dan telepon, karena menurut kami, berbincang dengan kalian adalah melegakan, maka itu jangan trade off (tukar) keadaan seperti itu dengan Game PES 2010 terbaru kalian itu (sangat mengesalkan! )

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukanlah bayi yang harus diingatkan hal ini dan itu setiap waktunya, tapi mengertilah bahwa kami sangat merisaukan anda, kenapa kami mengingatkan kalian makan atau sembahyang, itu karena tepat saat itu, kami baru saja hendak makan atau sembahyang, maka itu saat kalian bertanya kembali atau mengingatkan kembali, kami akan jawab "iya, bentar lagi nih"

Kami, para wanita tau kalian bukanlah Romi Rafael yang pandai menyulap saputangan menjadi bunga, maka itu kami tidak pernah meminta hal hal semacam itu, namun mengertilah bahwa melihat bunga rose di pinggiran jalan itu menggoda hati kami, bahkan meski kami tidak suka bunga, pemberian kalian akan menjadi hal yang kami sukai, karena kami sebenarnya hanya sangat ingin menyimpan kalian saat itu, setelah malam kalian antar kami pulang, namun kami tahu kita harus berpisah saat itu.

Kami, para wanita tau kalian bukanlah Mr. Bean yang dapat membuat kami tertawa terbahak saat sedang bosan, maka itu jangan coba-coba menjadi juru selamat untuk mencoba membuat kami tertawa saat itu, karena kami tau kalian tidak mampu sekocak Mr. Bean dan malah hanya akan memperkeruh suasana, yang kami inginkan saat itu hanyalah memastikan kalian ada disamping kami saat masa-masa sulit meski hanya dengan senyuman menenangkan.

Kami, para wanita juga tau kalian bukanlah pemuda seperti Edward Cullen yang akan segera datang dengan Volvo saat kami diganggu oleh preman jalanan, namun setidaknya, pastikan kami aman bersama kalian saat itu dengan tidak membawa kami pulang terlalu larut dan mengantarkan kami sampai depan pintu rumah dan bertemu ayah ibu, (jangan hanya sampai depan gang, hey, tuan!)

Kami, para wanita tau kalian tidak akan bisa seperti ibu kami yang dapat menghentikan tangisan kami, namun tolong mengerti, saat kami menangis dihadapanmu, kami bukan sedang ingin dihentikan tangisannya, justru kami sangat ingin kalian dihadapan kami menampung berapa banyak air mata yang kami punya, atau sekedar melihat apa reaksi kalian melihat kami yang –menurut kami- akan terlihat jelek saat menangis


Kami, para wanita tau juga sebenarnya, bahwa kalian tidak akan punya jawaban yang benar atas pertanyaan, "aku gendut ya?", kami sungguh tau, tapi saat itu kami hanya ingin tau, apa pendapat kalian tentang kami yang pagi tadi baru bercermin dan sedang merasa tidak secantik Kristen Stewart.

Kami tau, kalian adalah makhluk bodoh yang tidak peka dan terlalu lugu untuk percaya pada setiap hal yang kami katakan, tapi mengertilah bahwa saat kalian bertanya "baik-baik aja?" dan kami jawab "iya, aku baik-baik aja" itu adalah bahasa kami untuk menyatakan keadaan kami yang sedang tidak baik namun kami masih menganggap kalian adalah malaikat penyelamat yang mampu mengatasi ketidak-baik- baikan kami saat itu tanpa kami beritau, (tentu mestinya kalian sadari jika kami memang benar sedang baik-baik saja kami akan menambahkan perkataan seperti "iya aku baik-baik aja, malah tadi aku di kampus ketemu dengan dosen yang itu lho….*bla.bla. bla")

Iya, kami sepertinya tau apa yang kalian pikirkan tentang kami yang begitu merepotkan. Tapi begitulah kami, akan selalu merepotkan kalian, tuan. Hal ini bukan sesuatu yang kami banggakan, namun inilah bahasa kami untuk mempercayakan hati kami pada kalian, jika kalian bukanlah pemuda yang kami percayakan dan kami butuhkan, tentu saja yang kami repotkan dan persulitkan bukan kalian. Kami makhluk yang amat perasa dan gampang merasa "tidak enak". Kami enggan merepotkan "orang lain".

Jika kami merepotkan dan menyusahkan, berarti kami menganggap anda bukanlah orang lain, tuan.

Kami tidak senang bermain-main, tuan pemuda. Maka tolong jaga hati yang kami percayakan ini. Kami mungkin mudah berbesar hati atau "ge er", tapi sekali kami menaruh hati kami pada satu pemuda, butuh waktu yang lebih lama dari menemukan lampu bohlam untuk menghilangkannya (bukan melupakan).

Kami akan sulit menerima hati baru setelah itu, karena kami harus membiasakan diri lagi. Padahal kami sudah terbiasa dengan anda, terbiasa melakukan semuanya dengan anda. Maka tolong, mengertilah tuan. Karena kami, wanita sungguh sangat tau sebenarnya kalian, pemuda, dapat mengatasi semua tingkah kami yang merepotkan ini." 

Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3875201







Tentang Kehilangan...ternyata menyedihkan



Minggu ini menjadi sangat berat buat saya, mengingatnya saja kadang terasa sangat  berat namun tiba di titik dimana saya mulai pada titik perenungan dan kemudian ingin menulisnya. Walau akan terkesan melankolis, saya akan tetap akan menulisnya...

Mungkin ini kali pertama aku benar-benar merasa kehilangan seseorang, bukan kisah picisan karena patah hati tapi karena kehilangan untuk selamanya. Meninggal, mati, wafat dan sederetan kata yang berarti sama ini terdengar menakutkan, bahkan walau hanya diucapkan atau didengar, namun ternyata akan lebih dari sekedar menyedihkan daripada menakutkan ketika itu berada di sekitar kita. Mungkin karena rasa kehilangan itu sendiri, karena artinya kita akan kehilangan untuk selamanya... dan benar, berharap dia kembali hanya akan membuatmu gila. Pada titik ini, saya mulai perenungan saya. Bukan tentang kematian itu sendiri tapi tentang perasaan kehilangan.

Tak ada yang harus disalahkan tentang kematian, semua hanya kehendak Allah (yang ini sifatnya mutlak), apalagi dalam kasus saya. Saya kehilangan kakak saya yang meninggal dengan caranya yang menurut saya sangat indah. Kenapa? Karena ia pergi di bulan yang baik dan dengan cara yang baik (istighfar yang  tak pernah lepas dari mulutnya). Jadi, sekali lagi saya tidak mempersoalkan kematian karena bagi saya, Allah sangat sayang padanya.

Kembali pada kehilangan, rasa itu mungkin muncul  ketika tidak bisa disentuh lagi. Tidak bisa dipeluk. Atau dicium lagi. Tidak bisa berbincang lagi. Tidak bisa tertawa bersama. Dan bercanda bersama. Dan ini akan menjadi salah satu titik paling menyedihkan buat saya. Karena bagi saya, kakak saya tidak hanya sebagai kakak (mas-begitu aku memanggilnya), tapi juga seorang sahabat, pelindung sekaligus penjaga buat saya... dia terlalu memenuhi hari-hari saya.  Nyatanya rasa kehilangan ini masih terlalu menyedihkan...bahkan saya masih menangis ketika menulis ini.

Kehilangan kakak, sahabat, pelindung sekaligus penjaga membuat saya tergopoh-gopoh untuk bangkit. Kadang berfikir, diam dulu sesaat untuk mengenangnya. Namun, waktu ternyata terlalu berharga untuk saat-saat diam yang saya punya. Hingga saya mulai bangkit (masih dengan tergopoh-gopoh)         dan menata hidup saya yang baru (tanpa kehadirannya).

Dalam akhir perenungan saya mulai menata tujuan hidup saya. Sampai pada list saya yang mungkin kadang terlupa. Yang pertama, hidup saya untuk Allah (karena setelah kakak saya meninggal saya semakin sadar bahwa hidup dan mati hanyalah milik-Nya). Yang kedua, untuk orang tua saya (membahagiakan mereka semampu saya). Yang ketiga, untuk kebaikan orang-orang disekitar saya, karena kakak saya selalu memberi teladan tentang kebaikan ini.

Ketika saya menuliskan ini, saya masih mengingat kakak saya, merindukannya dan kini berharap saya bisa menjadi manusia baik walau tanpa dirinya di samping saya. . . .

Forever and one
I will miss you
However, I kiss you
Yet again
Way down in Neverland
So hard I was trying
Tomorrow I'll still be crying*
*Forever and one (Hellowen), lagu  yang sering kau putar mas !

29 Agustus 2010 (00.06)
Kutuliskan ini karena rasa kehilangan atasmu, laki-laki baik yang selalu menjadi teladan bagi hidupku dan hidup banyak orang. Bahagialah bersama-Nya (21 Agustus 2010).

Tentang- Kami Wanita-


"Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukanlah tokoh romantis yang dapat melukis seperti Jack Dawson dalam Titanic, maka itu kami tidak pernah minta kalian melukis wajah kami dengan indah, paling tidak saat kami minta kalian menggambar wajah kami , gambarlah, meskipun hasil akhirnya akan seperti Jayko adik perempuan Giant dalam film Doraemon, tapi kami tahu, kalian berusaha.

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukan peramal seperti Dedi Corbuzier yang dapat menebak isi pikiran kami atau apa yang kami inginkan saat kami hanya terdiam dan memasang wajah bosan, tapi saat itu kami hanya ingin tau, sesabar apakah kalian menghadapi kami jika kami sedang sangat menyebalkan seperti itu, kami tidak minta kalian mampu menebak keinginan kami, setidaknya bersabarlah pada kami dengan terus bertanya "jadi sekarang maunya gimana?"

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukanlah penyair sekaliber Kahlil Gibran atau yang mampu menceritakan kisah romantis seperti Shakespear, maka itu kami pun tidak meminta kalian mengirimi kami puisi cinta berisi kalimat angan-angan nan indah setiap hari atau setiap minggu, tapi setidaknya mengertilah bahwa setelah menonton film korea yang amat romantis itu, kami sangat berandai-andai kekasih kami dapat melakukan yang sama, meskipun isi puisi tersebut tidak sebagus kahlil Gibran, kami akan sangat senang –sungguh- jika kalian mengirimkannya dengan tulus dan niat. (bahkan meskipun ujungnya terdapat "hehe, aneh ya?", kami akan benar-benar melayang, tuan)

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian tidaklah setampan Leonardo Dicaprio, tapi tolong mengertilah itu sama sekali bukan masalah bagi kami, saat kami memuja-muja pemuda seperti itu, itulah pujian dan pujaan, tapi hati kami sungguhnya telah terikat oleh kalian, tuan. Mungkin saat itu kami hanya ingin tau apa pendapat kalian jika kami jatuh cinta pada orang lain, semacam mengukur tingkat kecemburuan kalian.

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian tidaklah semenakjubkan John Nash atau sebrillian Isaac Newton, namun kami sebenarnya sangat menghargai bantuan kecil dari kalian meskipun hanya membantu mencarikan artikel dari internet, kami ingin menunjukkan pada kalian bahwa kalian lebih kami percayakan daripada Newton atau Galileo.

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian tidaklah segagah Achilles pada film Troy, maka itu kami tidak pernah minta kalian mengikuti program peng six-pack an tubuh atau kontes L-men. Namun dengan kalian berhenti dan tidak pernah merokok, kami sangat akan memilih kalian dari Achilles manapun. Menyuruh kalian berhenti merokok adalah untuk meyakinkan diri kami bahwa kalian lebih gagah dari Achilles (karena tentu kalian akan kalah beradu pedang dengan Achilles bukan?).

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukan Pangeran dengan kuda putih yang akan melawan naga demi kami, karena kami pun bukan putri tidurnya, dan maka dari itu kami tidak pernah minta kalian melawan preman pasar yang pernah menggoda kami waktu lalu, tapi setidaknya, mengertilah tanpa kami harus minta, saat hujan lebat datang dan dirumah sedang mati lampu dan ayah ibu belum datang, kami hanya dapat mengandalkan kalian, maka itu temani kami walau hanya dengan sms dan telepon, karena menurut kami, berbincang dengan kalian adalah melegakan, maka itu jangan trade off (tukar) keadaan seperti itu dengan Game PES 2010 terbaru kalian itu (sangat mengesalkan! )

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukanlah bayi yang harus diingatkan hal ini dan itu setiap waktunya, tapi mengertilah bahwa kami sangat merisaukan anda, kenapa kami mengingatkan kalian makan atau sembahyang, itu karena tepat saat itu, kami baru saja hendak makan atau sembahyang, maka itu saat kalian bertanya kembali atau mengingatkan kembali, kami akan jawab "iya, bentar lagi nih"

Kami, para wanita tau kalian bukanlah Romi Rafael yang pandai menyulap saputangan menjadi bunga, maka itu kami tidak pernah meminta hal hal semacam itu, namun mengertilah bahwa melihat bunga rose di pinggiran jalan itu menggoda hati kami, bahkan meski kami tidak suka bunga, pemberian kalian akan menjadi hal yang kami sukai, karena kami sebenarnya hanya sangat ingin menyimpan kalian saat itu, setelah malam kalian antar kami pulang, namun kami tahu kita harus berpisah saat itu.

Kami, para wanita tau kalian bukanlah Mr. Bean yang dapat membuat kami tertawa terbahak saat sedang bosan, maka itu jangan coba-coba menjadi juru selamat untuk mencoba membuat kami tertawa saat itu, karena kami tau kalian tidak mampu sekocak Mr. Bean dan malah hanya akan memperkeruh suasana, yang kami inginkan saat itu hanyalah memastikan kalian ada disamping kami saat masa-masa sulit meski hanya dengan senyuman menenangkan.

Kami, para wanita juga tau kalian bukanlah pemuda seperti Edward Cullen yang akan segera datang dengan Volvo saat kami diganggu oleh preman jalanan, namun setidaknya, pastikan kami aman bersama kalian saat itu dengan tidak membawa kami pulang terlalu larut dan mengantarkan kami sampai depan pintu rumah dan bertemu ayah ibu, (jangan hanya sampai depan gang, hey, tuan!)

Kami, para wanita tau kalian tidak akan bisa seperti ibu kami yang dapat menghentikan tangisan kami, namun tolong mengerti, saat kami menangis dihadapanmu, kami bukan sedang ingin dihentikan tangisannya, justru kami sangat ingin kalian dihadapan kami menampung berapa banyak air mata yang kami punya, atau sekedar melihat apa reaksi kalian melihat kami yang –menurut kami- akan terlihat jelek saat menangis


Kami, para wanita tau juga sebenarnya, bahwa kalian tidak akan punya jawaban yang benar atas pertanyaan, "aku gendut ya?", kami sungguh tau, tapi saat itu kami hanya ingin tau, apa pendapat kalian tentang kami yang pagi tadi baru bercermin dan sedang merasa tidak secantik Kristen Stewart.

Kami tau, kalian adalah makhluk bodoh yang tidak peka dan terlalu lugu untuk percaya pada setiap hal yang kami katakan, tapi mengertilah bahwa saat kalian bertanya "baik-baik aja?" dan kami jawab "iya, aku baik-baik aja" itu adalah bahasa kami untuk menyatakan keadaan kami yang sedang tidak baik namun kami masih menganggap kalian adalah malaikat penyelamat yang mampu mengatasi ketidak-baik- baikan kami saat itu tanpa kami beritau, (tentu mestinya kalian sadari jika kami memang benar sedang baik-baik saja kami akan menambahkan perkataan seperti "iya aku baik-baik aja, malah tadi aku di kampus ketemu dengan dosen yang itu lho….*bla.bla. bla")

Iya, kami sepertinya tau apa yang kalian pikirkan tentang kami yang begitu merepotkan. Tapi begitulah kami, akan selalu merepotkan kalian, tuan. Hal ini bukan sesuatu yang kami banggakan, namun inilah bahasa kami untuk mempercayakan hati kami pada kalian, jika kalian bukanlah pemuda yang kami percayakan dan kami butuhkan, tentu saja yang kami repotkan dan persulitkan bukan kalian. Kami makhluk yang amat perasa dan gampang merasa "tidak enak". Kami enggan merepotkan "orang lain".

Jika kami merepotkan dan menyusahkan, berarti kami menganggap anda bukanlah orang lain, tuan.

Kami tidak senang bermain-main, tuan pemuda. Maka tolong jaga hati yang kami percayakan ini. Kami mungkin mudah berbesar hati atau "ge er", tapi sekali kami menaruh hati kami pada satu pemuda, butuh waktu yang lebih lama dari menemukan lampu bohlam untuk menghilangkannya (bukan melupakan).

Kami akan sulit menerima hati baru setelah itu, karena kami harus membiasakan diri lagi. Padahal kami sudah terbiasa dengan anda, terbiasa melakukan semuanya dengan anda. Maka tolong, mengertilah tuan. Karena kami, wanita sungguh sangat tau sebenarnya kalian, pemuda, dapat mengatasi semua tingkah kami yang merepotkan ini." 

Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3875201







Senin, 30 Agustus 2010

Tentang Kehilangan...ternyata menyedihkan



Minggu ini menjadi sangat berat buat saya, mengingatnya saja kadang terasa sangat  berat namun tiba di titik dimana saya mulai pada titik perenungan dan kemudian ingin menulisnya. Walau akan terkesan melankolis, saya akan tetap akan menulisnya...

Mungkin ini kali pertama aku benar-benar merasa kehilangan seseorang, bukan kisah picisan karena patah hati tapi karena kehilangan untuk selamanya. Meninggal, mati, wafat dan sederetan kata yang berarti sama ini terdengar menakutkan, bahkan walau hanya diucapkan atau didengar, namun ternyata akan lebih dari sekedar menyedihkan daripada menakutkan ketika itu berada di sekitar kita. Mungkin karena rasa kehilangan itu sendiri, karena artinya kita akan kehilangan untuk selamanya... dan benar, berharap dia kembali hanya akan membuatmu gila. Pada titik ini, saya mulai perenungan saya. Bukan tentang kematian itu sendiri tapi tentang perasaan kehilangan.

Tak ada yang harus disalahkan tentang kematian, semua hanya kehendak Allah (yang ini sifatnya mutlak), apalagi dalam kasus saya. Saya kehilangan kakak saya yang meninggal dengan caranya yang menurut saya sangat indah. Kenapa? Karena ia pergi di bulan yang baik dan dengan cara yang baik (istighfar yang  tak pernah lepas dari mulutnya). Jadi, sekali lagi saya tidak mempersoalkan kematian karena bagi saya, Allah sangat sayang padanya.

Kembali pada kehilangan, rasa itu mungkin muncul  ketika tidak bisa disentuh lagi. Tidak bisa dipeluk. Atau dicium lagi. Tidak bisa berbincang lagi. Tidak bisa tertawa bersama. Dan bercanda bersama. Dan ini akan menjadi salah satu titik paling menyedihkan buat saya. Karena bagi saya, kakak saya tidak hanya sebagai kakak (mas-begitu aku memanggilnya), tapi juga seorang sahabat, pelindung sekaligus penjaga buat saya... dia terlalu memenuhi hari-hari saya.  Nyatanya rasa kehilangan ini masih terlalu menyedihkan...bahkan saya masih menangis ketika menulis ini.

Kehilangan kakak, sahabat, pelindung sekaligus penjaga membuat saya tergopoh-gopoh untuk bangkit. Kadang berfikir, diam dulu sesaat untuk mengenangnya. Namun, waktu ternyata terlalu berharga untuk saat-saat diam yang saya punya. Hingga saya mulai bangkit (masih dengan tergopoh-gopoh)         dan menata hidup saya yang baru (tanpa kehadirannya).

Dalam akhir perenungan saya mulai menata tujuan hidup saya. Sampai pada list saya yang mungkin kadang terlupa. Yang pertama, hidup saya untuk Allah (karena setelah kakak saya meninggal saya semakin sadar bahwa hidup dan mati hanyalah milik-Nya). Yang kedua, untuk orang tua saya (membahagiakan mereka semampu saya). Yang ketiga, untuk kebaikan orang-orang disekitar saya, karena kakak saya selalu memberi teladan tentang kebaikan ini.

Ketika saya menuliskan ini, saya masih mengingat kakak saya, merindukannya dan kini berharap saya bisa menjadi manusia baik walau tanpa dirinya di samping saya. . . .

Forever and one
I will miss you
However, I kiss you
Yet again
Way down in Neverland
So hard I was trying
Tomorrow I'll still be crying*
*Forever and one (Hellowen), lagu  yang sering kau putar mas !

29 Agustus 2010 (00.06)
Kutuliskan ini karena rasa kehilangan atasmu, laki-laki baik yang selalu menjadi teladan bagi hidupku dan hidup banyak orang. Bahagialah bersama-Nya (21 Agustus 2010).

Sabtu, 14 Agustus 2010

Tentang- Kami Wanita-


"Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukanlah tokoh romantis yang dapat melukis seperti Jack Dawson dalam Titanic, maka itu kami tidak pernah minta kalian melukis wajah kami dengan indah, paling tidak saat kami minta kalian menggambar wajah kami , gambarlah, meskipun hasil akhirnya akan seperti Jayko adik perempuan Giant dalam film Doraemon, tapi kami tahu, kalian berusaha.

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukan peramal seperti Dedi Corbuzier yang dapat menebak isi pikiran kami atau apa yang kami inginkan saat kami hanya terdiam dan memasang wajah bosan, tapi saat itu kami hanya ingin tau, sesabar apakah kalian menghadapi kami jika kami sedang sangat menyebalkan seperti itu, kami tidak minta kalian mampu menebak keinginan kami, setidaknya bersabarlah pada kami dengan terus bertanya "jadi sekarang maunya gimana?"

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukanlah penyair sekaliber Kahlil Gibran atau yang mampu menceritakan kisah romantis seperti Shakespear, maka itu kami pun tidak meminta kalian mengirimi kami puisi cinta berisi kalimat angan-angan nan indah setiap hari atau setiap minggu, tapi setidaknya mengertilah bahwa setelah menonton film korea yang amat romantis itu, kami sangat berandai-andai kekasih kami dapat melakukan yang sama, meskipun isi puisi tersebut tidak sebagus kahlil Gibran, kami akan sangat senang –sungguh- jika kalian mengirimkannya dengan tulus dan niat. (bahkan meskipun ujungnya terdapat "hehe, aneh ya?", kami akan benar-benar melayang, tuan)

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian tidaklah setampan Leonardo Dicaprio, tapi tolong mengertilah itu sama sekali bukan masalah bagi kami, saat kami memuja-muja pemuda seperti itu, itulah pujian dan pujaan, tapi hati kami sungguhnya telah terikat oleh kalian, tuan. Mungkin saat itu kami hanya ingin tau apa pendapat kalian jika kami jatuh cinta pada orang lain, semacam mengukur tingkat kecemburuan kalian.

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian tidaklah semenakjubkan John Nash atau sebrillian Isaac Newton, namun kami sebenarnya sangat menghargai bantuan kecil dari kalian meskipun hanya membantu mencarikan artikel dari internet, kami ingin menunjukkan pada kalian bahwa kalian lebih kami percayakan daripada Newton atau Galileo.

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian tidaklah segagah Achilles pada film Troy, maka itu kami tidak pernah minta kalian mengikuti program peng six-pack an tubuh atau kontes L-men. Namun dengan kalian berhenti dan tidak pernah merokok, kami sangat akan memilih kalian dari Achilles manapun. Menyuruh kalian berhenti merokok adalah untuk meyakinkan diri kami bahwa kalian lebih gagah dari Achilles (karena tentu kalian akan kalah beradu pedang dengan Achilles bukan?).

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukan Pangeran dengan kuda putih yang akan melawan naga demi kami, karena kami pun bukan putri tidurnya, dan maka dari itu kami tidak pernah minta kalian melawan preman pasar yang pernah menggoda kami waktu lalu, tapi setidaknya, mengertilah tanpa kami harus minta, saat hujan lebat datang dan dirumah sedang mati lampu dan ayah ibu belum datang, kami hanya dapat mengandalkan kalian, maka itu temani kami walau hanya dengan sms dan telepon, karena menurut kami, berbincang dengan kalian adalah melegakan, maka itu jangan trade off (tukar) keadaan seperti itu dengan Game PES 2010 terbaru kalian itu (sangat mengesalkan! )

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukanlah bayi yang harus diingatkan hal ini dan itu setiap waktunya, tapi mengertilah bahwa kami sangat merisaukan anda, kenapa kami mengingatkan kalian makan atau sembahyang, itu karena tepat saat itu, kami baru saja hendak makan atau sembahyang, maka itu saat kalian bertanya kembali atau mengingatkan kembali, kami akan jawab "iya, bentar lagi nih"

Kami, para wanita tau kalian bukanlah Romi Rafael yang pandai menyulap saputangan menjadi bunga, maka itu kami tidak pernah meminta hal hal semacam itu, namun mengertilah bahwa melihat bunga rose di pinggiran jalan itu menggoda hati kami, bahkan meski kami tidak suka bunga, pemberian kalian akan menjadi hal yang kami sukai, karena kami sebenarnya hanya sangat ingin menyimpan kalian saat itu, setelah malam kalian antar kami pulang, namun kami tahu kita harus berpisah saat itu.

Kami, para wanita tau kalian bukanlah Mr. Bean yang dapat membuat kami tertawa terbahak saat sedang bosan, maka itu jangan coba-coba menjadi juru selamat untuk mencoba membuat kami tertawa saat itu, karena kami tau kalian tidak mampu sekocak Mr. Bean dan malah hanya akan memperkeruh suasana, yang kami inginkan saat itu hanyalah memastikan kalian ada disamping kami saat masa-masa sulit meski hanya dengan senyuman menenangkan.

Kami, para wanita juga tau kalian bukanlah pemuda seperti Edward Cullen yang akan segera datang dengan Volvo saat kami diganggu oleh preman jalanan, namun setidaknya, pastikan kami aman bersama kalian saat itu dengan tidak membawa kami pulang terlalu larut dan mengantarkan kami sampai depan pintu rumah dan bertemu ayah ibu, (jangan hanya sampai depan gang, hey, tuan!)

Kami, para wanita tau kalian tidak akan bisa seperti ibu kami yang dapat menghentikan tangisan kami, namun tolong mengerti, saat kami menangis dihadapanmu, kami bukan sedang ingin dihentikan tangisannya, justru kami sangat ingin kalian dihadapan kami menampung berapa banyak air mata yang kami punya, atau sekedar melihat apa reaksi kalian melihat kami yang –menurut kami- akan terlihat jelek saat menangis


Kami, para wanita tau juga sebenarnya, bahwa kalian tidak akan punya jawaban yang benar atas pertanyaan, "aku gendut ya?", kami sungguh tau, tapi saat itu kami hanya ingin tau, apa pendapat kalian tentang kami yang pagi tadi baru bercermin dan sedang merasa tidak secantik Kristen Stewart.

Kami tau, kalian adalah makhluk bodoh yang tidak peka dan terlalu lugu untuk percaya pada setiap hal yang kami katakan, tapi mengertilah bahwa saat kalian bertanya "baik-baik aja?" dan kami jawab "iya, aku baik-baik aja" itu adalah bahasa kami untuk menyatakan keadaan kami yang sedang tidak baik namun kami masih menganggap kalian adalah malaikat penyelamat yang mampu mengatasi ketidak-baik- baikan kami saat itu tanpa kami beritau, (tentu mestinya kalian sadari jika kami memang benar sedang baik-baik saja kami akan menambahkan perkataan seperti "iya aku baik-baik aja, malah tadi aku di kampus ketemu dengan dosen yang itu lho….*bla.bla. bla")

Iya, kami sepertinya tau apa yang kalian pikirkan tentang kami yang begitu merepotkan. Tapi begitulah kami, akan selalu merepotkan kalian, tuan. Hal ini bukan sesuatu yang kami banggakan, namun inilah bahasa kami untuk mempercayakan hati kami pada kalian, jika kalian bukanlah pemuda yang kami percayakan dan kami butuhkan, tentu saja yang kami repotkan dan persulitkan bukan kalian. Kami makhluk yang amat perasa dan gampang merasa "tidak enak". Kami enggan merepotkan "orang lain".

Jika kami merepotkan dan menyusahkan, berarti kami menganggap anda bukanlah orang lain, tuan.

Kami tidak senang bermain-main, tuan pemuda. Maka tolong jaga hati yang kami percayakan ini. Kami mungkin mudah berbesar hati atau "ge er", tapi sekali kami menaruh hati kami pada satu pemuda, butuh waktu yang lebih lama dari menemukan lampu bohlam untuk menghilangkannya (bukan melupakan).

Kami akan sulit menerima hati baru setelah itu, karena kami harus membiasakan diri lagi. Padahal kami sudah terbiasa dengan anda, terbiasa melakukan semuanya dengan anda. Maka tolong, mengertilah tuan. Karena kami, wanita sungguh sangat tau sebenarnya kalian, pemuda, dapat mengatasi semua tingkah kami yang merepotkan ini." 

Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3875201