Copyright © Arina for Life...
Design by Dzignine
Senin, 28 Oktober 2013

Keep Smile !!

pinterest

Judul ini bukan tentang acara televisi yang sedang populer saat ini ^^. Kali ini saya sedikit serius, saya ingin bercerita tentang senyuman.

Teladan tidak selalu datang dari orang besar, orang terkenal, atau motivator hebat. Nyatanya teladan bisa datang dari siapa saja dan kali ini saya ingin berbagi cerita tentang seorang penjual koran yang saya teladani. Penjual koran yang hampir setiap pagi saya temui.

Setiap pagi saat berangkat bekerja saya selalu melewati pertigaan jalan yang padat tempat bapak penjual koran itu bekerja. Dia akan berjalan  menjajakan pada setiap pengendara yang berhenti di pertigaan lampu merah itu. Dan yang saya teladani adalah, senyumnya. Meski tidak untuk saya.

Setiap dia menjajakan korannya kepada siapa saja pelanggannya meskipun dia harus berlarian di terik matahari dan di tengah keramaian lalu lintas yang selalu padat, dia selalu tersenyum. Setiap saat kepada setiap orang.

Lalu bagaimana dengan saya ?

Alhamdulillah pekerjaan saya terlindung dari teriknya matahari, saya juga tidak harus berlarian di padatnya lalu lintas. Tapi kadang saya lupa tersenyum...

pinterest

Bapak penjual koran yang baik, harusnya saya punya cukup senyuman untuk orang-orang sekitar saya. Bukankah senyum juga ibadah? Bukankah saya tidak akan dirugikan sedikitpun dengan sedikit memberikan senyuman ? Bukankah memberi senyuman sama halnya dengan membahagiakan orang lain ? Seperti yang Bapak lakukan pada saya, senyum bapak memberi semangat pada saya untuk bekerja. Ketika ada saja alasan saya untuk malas bekerja.

Terima kasih ya pak untuk teladannya

Sabtu, 19 Oktober 2013

Pluviophile



Beberapa hari ini udara sedang panas-panasnya, gerah bukan main. Alhamdulillah, dengan adanya angin sepoi-sepoi udara lumayan sejuk.
Saya sepertinya seorang  Pluviophile pencinta hujan yang merindukan datangnya hujan.

Tapi hari-hari ini membuat saya bersyukur untuk teriknya mentari yang menghangatkan hari-hari saya


Minggu, 06 Oktober 2013

Canda Diva

pinterest

Ketika my Diva masih jadi bayi mungil, saya adalah orang pertama yang paling suka mencandainya. Memaksanya tersenyum atau bahkan tertawa. Saya sendiri sebenarnya sadar kalau canda saya tidak selalu lucu, tapi alhamdulillah biasanya berhasil membuatnya tersenyum dan kadang muncul derai tawanya.

Kenapa saya suka mencandainya ?

Karena saya suka senyumnya, Diva kecil saya punya tawa yang indah, dia juga punya suara tawa yang menular, iya... menularkan tawa pada orang lain. Melihat senyum dan tawanya selalu menulari kebahagiaan pada setiap orang.

Sekarang, ketika waktu berputar dengan bertambahnya usia si kecil. Canda saya masih sebagai senjata ampuh untuk membuatnya tersenyum. Tapi Diva kecil yang dulu suka saya candai mulai suka berbalik mencandai saya he..he...


Dan canda Diva langsung membuat bibir saya merekah, tersenyum kemudian berubah menjadi tawa, dia masih menulari kebahagiaan dan akan tetap begitu.

Saya suka senyumnya, tawanya dan cara dia mencandai saya . . . saya suka semua cara dia menulari kebahagiaan

Keep Smile !!

pinterest

Judul ini bukan tentang acara televisi yang sedang populer saat ini ^^. Kali ini saya sedikit serius, saya ingin bercerita tentang senyuman.

Teladan tidak selalu datang dari orang besar, orang terkenal, atau motivator hebat. Nyatanya teladan bisa datang dari siapa saja dan kali ini saya ingin berbagi cerita tentang seorang penjual koran yang saya teladani. Penjual koran yang hampir setiap pagi saya temui.

Setiap pagi saat berangkat bekerja saya selalu melewati pertigaan jalan yang padat tempat bapak penjual koran itu bekerja. Dia akan berjalan  menjajakan pada setiap pengendara yang berhenti di pertigaan lampu merah itu. Dan yang saya teladani adalah, senyumnya. Meski tidak untuk saya.

Setiap dia menjajakan korannya kepada siapa saja pelanggannya meskipun dia harus berlarian di terik matahari dan di tengah keramaian lalu lintas yang selalu padat, dia selalu tersenyum. Setiap saat kepada setiap orang.

Lalu bagaimana dengan saya ?

Alhamdulillah pekerjaan saya terlindung dari teriknya matahari, saya juga tidak harus berlarian di padatnya lalu lintas. Tapi kadang saya lupa tersenyum...

pinterest

Bapak penjual koran yang baik, harusnya saya punya cukup senyuman untuk orang-orang sekitar saya. Bukankah senyum juga ibadah? Bukankah saya tidak akan dirugikan sedikitpun dengan sedikit memberikan senyuman ? Bukankah memberi senyuman sama halnya dengan membahagiakan orang lain ? Seperti yang Bapak lakukan pada saya, senyum bapak memberi semangat pada saya untuk bekerja. Ketika ada saja alasan saya untuk malas bekerja.

Terima kasih ya pak untuk teladannya

Pluviophile



Beberapa hari ini udara sedang panas-panasnya, gerah bukan main. Alhamdulillah, dengan adanya angin sepoi-sepoi udara lumayan sejuk.
Saya sepertinya seorang  Pluviophile pencinta hujan yang merindukan datangnya hujan.

Tapi hari-hari ini membuat saya bersyukur untuk teriknya mentari yang menghangatkan hari-hari saya


Canda Diva

pinterest

Ketika my Diva masih jadi bayi mungil, saya adalah orang pertama yang paling suka mencandainya. Memaksanya tersenyum atau bahkan tertawa. Saya sendiri sebenarnya sadar kalau canda saya tidak selalu lucu, tapi alhamdulillah biasanya berhasil membuatnya tersenyum dan kadang muncul derai tawanya.

Kenapa saya suka mencandainya ?

Karena saya suka senyumnya, Diva kecil saya punya tawa yang indah, dia juga punya suara tawa yang menular, iya... menularkan tawa pada orang lain. Melihat senyum dan tawanya selalu menulari kebahagiaan pada setiap orang.

Sekarang, ketika waktu berputar dengan bertambahnya usia si kecil. Canda saya masih sebagai senjata ampuh untuk membuatnya tersenyum. Tapi Diva kecil yang dulu suka saya candai mulai suka berbalik mencandai saya he..he...


Dan canda Diva langsung membuat bibir saya merekah, tersenyum kemudian berubah menjadi tawa, dia masih menulari kebahagiaan dan akan tetap begitu.

Saya suka senyumnya, tawanya dan cara dia mencandai saya . . . saya suka semua cara dia menulari kebahagiaan

Senin, 28 Oktober 2013

Keep Smile !!

pinterest

Judul ini bukan tentang acara televisi yang sedang populer saat ini ^^. Kali ini saya sedikit serius, saya ingin bercerita tentang senyuman.

Teladan tidak selalu datang dari orang besar, orang terkenal, atau motivator hebat. Nyatanya teladan bisa datang dari siapa saja dan kali ini saya ingin berbagi cerita tentang seorang penjual koran yang saya teladani. Penjual koran yang hampir setiap pagi saya temui.

Setiap pagi saat berangkat bekerja saya selalu melewati pertigaan jalan yang padat tempat bapak penjual koran itu bekerja. Dia akan berjalan  menjajakan pada setiap pengendara yang berhenti di pertigaan lampu merah itu. Dan yang saya teladani adalah, senyumnya. Meski tidak untuk saya.

Setiap dia menjajakan korannya kepada siapa saja pelanggannya meskipun dia harus berlarian di terik matahari dan di tengah keramaian lalu lintas yang selalu padat, dia selalu tersenyum. Setiap saat kepada setiap orang.

Lalu bagaimana dengan saya ?

Alhamdulillah pekerjaan saya terlindung dari teriknya matahari, saya juga tidak harus berlarian di padatnya lalu lintas. Tapi kadang saya lupa tersenyum...

pinterest

Bapak penjual koran yang baik, harusnya saya punya cukup senyuman untuk orang-orang sekitar saya. Bukankah senyum juga ibadah? Bukankah saya tidak akan dirugikan sedikitpun dengan sedikit memberikan senyuman ? Bukankah memberi senyuman sama halnya dengan membahagiakan orang lain ? Seperti yang Bapak lakukan pada saya, senyum bapak memberi semangat pada saya untuk bekerja. Ketika ada saja alasan saya untuk malas bekerja.

Terima kasih ya pak untuk teladannya

Sabtu, 19 Oktober 2013

Pluviophile



Beberapa hari ini udara sedang panas-panasnya, gerah bukan main. Alhamdulillah, dengan adanya angin sepoi-sepoi udara lumayan sejuk.
Saya sepertinya seorang  Pluviophile pencinta hujan yang merindukan datangnya hujan.

Tapi hari-hari ini membuat saya bersyukur untuk teriknya mentari yang menghangatkan hari-hari saya


Minggu, 06 Oktober 2013

Canda Diva

pinterest

Ketika my Diva masih jadi bayi mungil, saya adalah orang pertama yang paling suka mencandainya. Memaksanya tersenyum atau bahkan tertawa. Saya sendiri sebenarnya sadar kalau canda saya tidak selalu lucu, tapi alhamdulillah biasanya berhasil membuatnya tersenyum dan kadang muncul derai tawanya.

Kenapa saya suka mencandainya ?

Karena saya suka senyumnya, Diva kecil saya punya tawa yang indah, dia juga punya suara tawa yang menular, iya... menularkan tawa pada orang lain. Melihat senyum dan tawanya selalu menulari kebahagiaan pada setiap orang.

Sekarang, ketika waktu berputar dengan bertambahnya usia si kecil. Canda saya masih sebagai senjata ampuh untuk membuatnya tersenyum. Tapi Diva kecil yang dulu suka saya candai mulai suka berbalik mencandai saya he..he...


Dan canda Diva langsung membuat bibir saya merekah, tersenyum kemudian berubah menjadi tawa, dia masih menulari kebahagiaan dan akan tetap begitu.

Saya suka senyumnya, tawanya dan cara dia mencandai saya . . . saya suka semua cara dia menulari kebahagiaan