Copyright © Arina for Life...
Design by Dzignine
Kamis, 28 April 2011

Sulitnya menjadi Apoteker pada masa itu...(hanya membayangkan^^)


Awalnya saya tertarik membaca satu buku (kira-kira satu tahun yang lalu), karangan Mary Roach STIFF (Kehidupan Ganjil Mayat Manusia). Terbitan tahun 2007 untuk cetakan Indonesia. Di salah satu bab-nya (Makan Aku), saya membaca hal yang menarik. Jika Anda tidak keberatan membaca ini, saya harap Anda tidak perlu sambil membayangkan (ho..ho..ho.. karena saya tidak mau bertanggungjawab apa-apa ^^).



Saya akan menceritakan tentang beberapa bahan yang di jadikan obat pada abad 12-16 di beberapa negara. Dan saya hanya berfikir bagaimana jika saya harus menjadi apoteker pada masa itu (ha..hay..^^)

Saya bersyukur menjadi apoteker pada masa ini, sungguh saya tidak bisa membayangkan menjadi apoteker pada masa itu :

Peringatan : Jika Anda tidak merasa nyaman membaca ini, Anda bisa menghentikan segera ^^

Di pasar-pasar besar Arab abad ke-12, kadang-kadang jika Anda tahu tempatnya dan punya banyak uang serta tas besar yang tidak Anda pedulikan, Anda bisa mendapatkan barang yang disebut manusia termelifikasi. Kata kerja “mellify” berasal dari bahasa Latin untuk madu, mel. Manusia termelifikasi adalah orang mati yang direndam dalam madu. Nama lainnya adalah “gula-gula mumi manusia”, meskipun ini agak menyesatkan, karena, tidak seperti gula-gula rendaman madu lain dari Timur Tengah, yang ini tidak disajikan sebagai makanan pencuci mulut. Orang memakainya secara topikal dan, maaf sekali, secara oral sebagai obat.
Pembuatannya membutuhkan usaha yang luar biasa, baik di pihak si pembuat gula-gula, dan yang lebih penting lagi, di pihak bahan pembuatnya:

Di Arab ada pria-pria berusia 70 hingga 80 tahun yang bersedia memberikan tubuhnya untuk menyelamatkan orang lain. Mereka tidak memakan makanan, hanya mandi dan makan-minum madu. Setelah sebulan mereka hanya mengeksresikan madu dan akhirnya mati. Teman-temannya menempatkan dirinya dalam peti batu penuh madu untuk merendamnya. Pada peti itu ditulis tahun dan bulan ia di rendam. Setelah seratus tahun tutup peti itu dibuka. Gula-gula ini dibuat untuk mengobati lengan atau kaki yang terluka. Memakan dalam jumlah kecil dan segera menyembuhkan keluhan.



Resep di atas dimuat dalam Materia Medika China, sebuah kompendium tanaman dan hewan obat yang disusun tahun 1957 oleh naturalis besar Li Shih-chen. Li dengan hati-hati menyatakan bahwa ia tidak tahu persis apakah kisah pria termelifikasi ini benar. Ini tidak semelegakan kedengarannya, karena jika Li Shih-chen tidak memepertanyakan kejujuran Maerial Medika, maka ia merasa yakin bahwa isinya benar. Ini artinya sisa isi buku ini hampir pasti digunakan sebagai obat  di China pada abad ke-16 :

Ketombe manusia (“paling baik untuk orang gemuk”), kotoran lutut manusia, kotoran telinga manusia, nafas manusia, gendang telinga lama, “jus perasan tinja babi” dan “kotoran dari ujung proksimal buntut kedelai”.


La fevre menawarkan sebuah resep untuk membuat eliksir mumi buatan sendiri menggunakan jenazah “pria muda sehat” (penulis lain lebih jauh mengkhususkan pria muda berambut merah). Syarat yang mengejutkan bahwa ia telah dicekik, digantung atau ditombak. Resep ini dibuat dengan mengeringkan, mengasapkan, dan menggiling daging (satu hingga tiga grain mumi dalam campuran daging ular berbisa dan anggur), tetapi Le  Fevre tidak memberikan petunjuk bagaimana atau di mana mendapatkan pemuda rambut merah yang tercekik atau terkena tombak (ha..ha..ada-ada saja).

Contoh lain obat berbahan manusia yang lebih menyebabkan rasa tidak nyaman daripada meredakan keluhan, antara lain lembaran kulit manusia yang diikat di sekeliling betis untuk menyegah karm, “plasenta cair yang sudah lama,” untuk “menenangkan pasien yang rambutnya berdiri tanpa sebab” , dalam kutipan Li Shih-chen untuk yang berikut ini, “tinja cair bening” untuk cacingan (baunya akan mendorong cacing merangkak keluar dari setiap lubang tubuh dab meredakan iritasi), darah segar yang disuntikan ke wajah untuk eksim (populer di Prancis pada zaman tulisan Thompson), batu empedu untuk cegukan, karang gigi manusia untuk sengatan serangga, tingtur pusar manusia untuk nyeri tenggorokan, dan liur perempuan yang dioles ke mata untuk oftalmia. (Orang Romawi, Yahudi dan Cina kuno sangat tertarik pada aier liur, meski sejauh yang diketahui penulis seseorang tidak bisa menggunakan air liurnya sendiri). Pengobatan akan mensyaratkan jenis air liur, liur perempuan, liur bayi bayi baru lahir bahkan liur Kerajaan (????). Menurut Li Shih-chen, untuk kasus “mimpi buruk akibat serangan iblis”, penderita yang malang diobati dengan “diludahi perlahan pada wajah”(ha..haay, sepertinya ini terjadi dimana-mana).

Jadi saya kembali bertanya, seperti apa apoteker pada masa itu ^^ ?
                 
Sabtu, 23 April 2011

Untuk Kawan Gadisku-Stop Dating Violence !


Sejak beberapa tahun terakhir ini, saya banyak habiskan waktu bersama gadis-gadis remaja yang penuh keriangan dan senyum yang selalu mengembang. Menurut saya, seorang gadis remaja, bagaimanapun dan dimanapun selalu tampak cantik. Mungkin karena wajah mereka yang sedang berbunga-bunga. Kebanyakan dari gadis-gadis yang saya kenal biasanya sedang berusaha mengenal lawan jenisnya. Mulai memunculkan sikap simpati, kagum, menyukai, ngefans, hingga tergila-gila. Saya sempat mendampingi setiap fase-fase itu , dan mengamati bagian-bagian itu menjadi salah satu perjalanan hidup mereka yang pasti akan terkenang selamanya (Ha..ha.hay...kali ini agak lebay).

Saya paling takut ketika harus berhadapan dengan gadis-gadis yang mulai tergila-gila pada lawan jenisnya. Pada kondisi seperti itu, mata mereka seakan dibutakan oleh sesuatu yang bernama CINTA. Tragisnya, pada kondisi seperti itu. Mereka malas sekali mendengar pendapat orang lain. Dan saya hanya bisa deg..degan sambil tak lupa berdoa.



Dan beberapa kali saya menemukan kasus yang membuat miris hati saya. Kekerasan pada remaja yang mengatasnamakan cinta. Bukan sekali dua kali, saya mendapati kawan gadis saya ketika ia menyibakkan roknya, saya dapat melihat bekas biru yang telah matang di paha atasnya. Atau ketika saya minta ia menyibakkan poninya yang lucu, saya akan mendapati benjolan merah di atas keningnya. Tentu itu tidak termasuk hari-hari yang ia tutupi ketika ia mendapati matanya yang membengkak dan bibirnya sobek karena terluka. Nyatanya, kejadian itu terus berulang dan luka itu terus bermunculan. Berarti kawan gadis saya tidak pernah “kapok” untuk di sakiti. Dan ketika saya tanyakan tentang hal itu, dia hanya menjawab, “Saya cintaaa dia !” (Benar-benar sakit saya mendengarnya **-berkaca-kaca)



Kenyataannya, yang saya tahu tidak hanya luka fisik yang mereka dapatkan, tapi secara psikologis hingga seksual (ini yang benar-benar buat saya ngeri...). Akibatnya bisa sangat luas, mereka akan berubah secara psikologis dan mengakibatkan perubahan pada perilaku mereka. Baik pada lingkungan, keluarga, teman dan orang lain.  Hal ini akan terus berlanjut jika tidak dihentikan. Susahnya, masalah ini ditutupi dari keluarga (masyarakat terkecil yang terdekat dengan mereka), bahkan, keluarga seperti tidak mau tahu. Percayalah, masalah ini tidak semudah yang dibayangkan. Karena membutuhkan perhatian dari semua pihak.
Saya terlalu sayang pada kawan gadis saya...hingga kutuliskan cerita ini LAGI (cerita yang pernah saya tulis sebelumnya, klik di sini). Semoga tak banyak yang mengalaminya dan akan ada keperdulian tentang keberadaan mereka, kawan gadis saya yang lain. BERSAMBUNG...

Kamis, 21 April 2011

Untukmu Perempuanku...


Saya tidak pernah bisa lupa bagaimana biasanya hari kartini dilewati. Sejak kecil perayaan hari kartini bagi saya, bisa jadi acara yang special. Karena sekolah biasanya selalu sempat merayakannya ramai-ramai dengan seluruh sekolah. Menyenangkan... selalu ada senyum untuk hari ini.

Ketika itu, ketika saya masih menjadi gadis kecil yang memiliki banyak mimpi dan cita-cita. Rasanya ada seribu mimpi yang dapat saya capai. Dan hari kartini adalah waktu dimana saya bisa menekspresikan mimpi-mimpi saya. Menjadi seseorang yang saya inginkan. Tentu saja, dalam hal ini mama saya adalah orang yang paling saya repotkan. Memilih busana paling cantik dan mengagumkan, merias wajah mungil saya dan persiapan kecil lainnya (love u ma). Dan tentu sangat menyenangkan menjadi saya pada masa itu...^^


Dan hari ini, ketika saya sudah tidak lagi merepotkan diri dengan busana-busana dan riasan itu. Saya mulai tersadar bahwa saya telah menjadi perempuan masa depan dari diri saya masa itu (Hemm...). Ternyata seperti ini rasanya (ho..ho...).Jika ada yang bertanya pada saya, bagaimana rasanya, saya akan jawab...SAYA BAHAGIA MENJADI PEREMPUAN. Suatu yang terasa LUAR BIASA.


Jika masih ada yang bertanya mengapa? Maka akan saya jawab karena saya bangga menjadi perempuan. Saya telah dan masih meneladani kartini-kartini yang pernah saya kenal. Melihat dan mengenal perempuan-perempuan menjadi obor bagi nyala suatu bangsa adalah suatu yang mengagumkan. Tapi mengenal 
perempuan-perempuan yang menjadi setitik cahaya dalam keluarga merupakan hal paling menyenangkan.

Saya selalu kagum pada perempuan-perempuan ini...


Baginya Sebuah Cinta:

Perempuan ini,
Perempuan dari seorang kekasih
Perempuan yang kerap dilupakan
Perempuan yang ada di balik pintu
Yang pintunya tak pernah tertutup
Yang selalu duduk menanti

Perempuan ini,
Perempuan dari seorang buah hati
Perempuan yang kerap tak dipandang
Perempuan yang selalu menggengam sebuah hati
Yang tak pernah dirusaknya
Yang tak lepas dari doanya

Perempuan ini
Perempuan dari sebuah nyala
Perempuan yang membawa mimpi
Perempuan yang menyempurnakan asa
Yang ada di balik sebuah bangsa
Yang dibuatnya semakin menyala...


Untuk perempuan-perempuan di negeri ini...Selamat Hari Kartini
Arina Swastika M (21 Apr. 11)

 
Senin, 18 April 2011

Satu Kisah tentang Pelangi...


Saya suka warna, apapun itu...

Saya biasa mengajarkan kepada mahasiswaku mengapa warna dapat kita lihat melalui bola mata kita bila ada cahaya (selalu saya bilang bahwa cahaya di sekitar kita itu begitu luar biasa). Tentu tak tak terbayangkan bagaimana bumi ini tanpa anugerah besar Sang Pencipta yang tadi saya sebut cahaya.
Kembali soal warna, saya menyukai bagaiman warna itu dibuat (seperti ketika kita mencampur-campurkan warna primer sehingga menjadi warna sekunder dan seterusnya)tentu saja  aku sangat menyukai bagaimana warna itu terlihat. Semua begitu indah. Tak ada satu warnapun tak tak bagus di mataku... semua nampak begitu sempurna, perfecto !



Mungkin itu yang membuat pelangi menjadi salah satu hal paling indah yang pernah saya liat. Deretan warna yang berjajar dan terbagi teratur membuat saya selalu mengagungkan namaNya. Buat saya, pelangi juga mengandung mimpi indah bagi kehidupan. Karena saya selalu meyakini, bahwa pelangi hadir setelah hujan turun. Hal itu membuat saya percaya bahwa akan selalu ada pelangi di setiap kesusahan yang terjadi.
Tapi saya tertarik dengan salah satu kisah pelangi yang satu ini, sederhana saja tapi menyentuh **.



Begini ceritanya : (dari sini kisah ini diambil)

Di suatu masa warna-warna dunia mulai bertengkar .Semua menganggap dirinyalah yang terbaik yang paling penting, yang paling bermanfaat, yang paling disukai :

HIJAU berkata:

"Jelas akulah yang terpenting. Aku adalah pertanda kehidupan dan harapan. Aku dipilih untuk mewarnai rerumputan, pepohonan dan dedaunan. Tanpa aku, semua hewan akan mati. Lihatlah ke pedesaan, aku adalah warna mayoritas..."

BIRU menginterupsi:

"Kamu hanya berpikir tentang bumi, pertimbangkanlah langit dan samudra luas. Airlah yang menjadi dasar kehidupan dan awan mengambil kekuatan dari kedalaman lautan. Langit memberikan ruang dan kedamaian dan ketenangan. Tanpa kedamaian, kamu semua tidak akan menjadi apa-apa"

KUNING cekikikan:
"Kalian semua serius amat sih? Aku membawa tawa, kesenangan dan kehangatan bagi dunia. Matahari berwarna kuning, dan bintang-bintang berwarna kuning. Setiap kali kau melihat bunga matahari, seluruh dunia mulai tersenyum. Tanpa aku, dunia tidak ada kesenangan."

ORANYE menyusul dengan meniupkan trompetnya:
"Aku adalah warna kesehatan dan kekuatan. Aku jarang, tetapi aku berharga karena aku mengisi kebutuhan kehidupan manusia. Aku membawa vitamin-vitamin terpenting. Pikirkanlah wortel, labu, jeruk, mangga dan pepaya. Aku tidak ada dimana-mana setiap saat, tetapi aku mengisi lazuardi saat fajar atau saat matahari terbenam. Keindahanku begitu menakjubkan hingga tak seorangpun dari kalian akan terbetik di pikiran orang."

MERAH tidak bisa diam lebih lama dan berteriak:
"Aku adalah Pemimpin kalian. Aku adalah darah - darah kehidupan! Aku adalah warna bahaya dan keberanian. Aku berani untuk bertempur demi suatu kausa. Aku membawa api ke dalam darah. Tanpa aku, bumi akan kosong laksana bulan. Aku adalah warna hasrat dan cinta, mawar merah, poinsentia dan bunga poppy."

UNGU bangkit dan berdiri setinggi-tingginya ia mampu:
Ia memang tinggi dan berbicara dengan keangkuhan. "Aku adalah warna kerajaan dan kekuasaan. Raja, Pemimpin dan para Uskup memilih aku sebagai pertanda otoritas dan kebijaksanaan. Tidak seorangpun menentangku. Mereka mendengarkan dan menuruti kehendakku."

Akhirnya NILA berbicara, lebih pelan dari yang lainnya, namun dengan kekuatan niat yang sama:
"Pikirkanlah tentang aku. Aku warna diam. Kalian jarang memperhatikan adaku, namun tanpaku kalian semua menjadi dangkal. Aku merepresentasikan pemikiran dan refleksi, matahari terbenam dan kedalaman laut. Kalian membutuhkan aku untuk keseimbangan dan kontras, untuk doa dan ketentraman batin."

Jadi, semua warna terus menyombongkan diri, masing-masing yakin akan superioritas dirinya. Perdebatan mereka menjadi semakin keras. Tiba-tiba, sinar halilitar melintas membutakan. Guruh menggelegar. Hujan mulai turun tanpa ampun. Warna-warna bersedeku bersama ketakutan, berdekatan satu sama lain mencari ketenangan.

Di tengah suara gemuruh, hujan berbicara:
"WARNA-WARNA TOLOL, kalian bertengkar satu sama lain, masing-masing ingin mendominasi yang lain. Tidakkah kalian tahu bahwa kalian masing-masing diciptakan untuk tujuan khusus, unik dan berbeda? Berpegangan tanganlah dan mendekatlah kepadaku!" Menuruti perintah, warna-warna berpegangan tangan mendekati hujan, yang kemudian berkata:

"Mulai sekarang, setiap kali hujan mengguyur, masing-masing dari kalian akan membusurkan diri sepanjang langit bagai busur warna sebagai pengingat bahwa kalian semua dapat hidup bersama dalam kedamaian.

Pelangi adalah pertanda Harapan hari esok."



Jadi, setiap kali HUJAN deras menotok membasahi dunia, dan saat Pelangi memunculkan diri di angkasa marilah kita MENGINGAT untuk selalu MENGHARGAI satu sama lain.

MASING-MASING KITA MEMPUNYAI SESUATU YANG UNIK KITA SEMUA DIBERIKAN KELEBIHAN UNTUK MEMBUAT PERUBAHAN DI DUNIA DAN SAAT KITA MENYADARI PEMBERIAN ITU, LEWAT KEKUATAN VISI KITA, KITA MEMPEROLEH KEMAMPUAN UNTUK MEMBENTUK MASA DEPAN ....
                

Saya Pengajar Maka Saya Belajar




Orang kadang beranggapan kalau sudah jadi pengajar seperti guru atau dosen maka ia berhenti belajar.
Seorang belajar adalah kewajiban murid bukan untuk guru.
Padahal guru dan murid sama-sama manusia yang memiliki kewajiban belajar
sehingga praktek mengajar bukan final dari tahapan seseorang yang sedang belajar.
Belajar adalah sikap hidup, sementara mengajar adalah pengabdian.

Di Universitas Kehidupan, belajar tidak mengenal ruang dan waktu,
beberapa situasi dapat saja kita petik pelajaran dan hikmahnya.
Dibawah ini adalah beberapa situasi yang memungkinkan kita bisa mengambil pelajaran yang saya rangkum dari berbagai sumber.



Saya belajar,
Bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain mencintai saya.
Saya hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang saya cintai...

Saya belajar,
Walaupun saya selalu memberikan kepedulian yang besar kepada setiap orang,
tapi tidak semua orang akan memberikan kepedulian yang sama kepada Saya.

Saya belajar,
Bahwa butuh waktu bertahun - tahun untuk membangun kepercayaan.
Dan beberapa detik saja untuk menghancurkannya

Saya belajar,
Bahwa bukan apa yang saya punya
tetapi Siapa yang saya punya adalah yang terpenting dalam kehidupan saya.

Saya belajar,
Bahwa orang yang saya kira jahat,
adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya serta begitu perhatian..

Saya belajar,
Bahwa seharusnya tidak selalu membandingkan diri saya
dengan yang yang terbaik dalam bidangnya.

Saya belajar,
Bahwa sahabat terbaik saya dapat melakukan banyak hal
dan kami selalu memiliki waktu yang terbaik.

Saya belajar,
Bahwa Saya dapat melakukan jauh lebih baik
setelah saya tidak bisa melakukannya.

Saya belajar,
Bahwa Saya mengendalikan sikap saya
atau sebaliknya ia yang mengendalikan saya.

Saya belajar,
Bahwa pahlawan adalah orang yang melakukan apa yang harus dilakukan
ketika hal itu dibutuhkan, apapun konsekuensinya

Saya belajar,
Bahwa uang adalah cara terburuk untuk mempertahankan sesuatu

Saya belajar,
Bahwa kedewasaan lebih banyak kaitannya dengan jenis pengalaman yang kita punya
dan apa yang sudah kita pelajari darinya
dan bukan dengan berapa kali kita merayakan ulang tahun.

Saya belajar,
Bahwa tak peduli seberapa baik seorang teman berlaku kepada kita,
dia akan sesekali menyaiti kita, dan kita harus memaafkannya.

Saya belajar,
Bahwa terkadang tidak cukup untuk dimaafkan oleh orang lain.
Terkadang kita harus belajar untuk memaafkan diri sendiri.

Saya belajar,
Bahwa walapun keadaan hati saya sangat parah,
dunia tidak akan berhenti karena kesedihan saya itu.

Saya belajar,
Bahwa latar belakang dan keadaan kita bisa jadi yang telah menjadikan kita siapa kita,
tetapi kitalah yang harus bertanggungjawab atas diri kita.

Saya belajar,
Bahwa hanya karena dua orang bertengkar, bukan berarti mereka tidak saling mencintai;
sebaliknya, hanya karena mereka tidak bertengkar bukan berarti mereka saling mencintai.

Saya belajar,
Bahwa Kita tidak harus berganti teman
jika kita paham bahwa teman akan selalu berubah.

Saya belajar,
Bahwa kita tidak seharusnya terlalu bernafsu menemukan suatu rahasia
karena ia dapat mengubah hidup kita selamanya.

Saya belajar,
Bahwa dua orang dapat melihat sesuatu dengan penglihatan yang sama persis;
demikian pula sebaliknya, dua orang mungkin melihat sesuatu dengan penglihatan yang benar-benar beda.

Saya belajar,
Bahwa sahabat sejati senantiasa bertumbuh walau dipisahkan jarak dan waktu.
Dan beberapa diantaranya melahirkan cinta sejati.

Saya belajar,
Bahwa saya dapat melakukan banyak hal secara instan (tanpa banyak pertimbangan)
tetapi itu akan mendatangkan kesedihan dalam kehidupan saya.

Saya belajar,
Bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian seperti yang saya inginkan,
bukan berarti dia tidak mencintai saya.

Saya belajar,
Bahwa sebaik baik pasangan mereka pasti pernah melukai perasaannya.
Dan untuk itu kita harus mema'afkan....

Saya belajar,
Bahwa saya harus mengampuni diri sendiri dan orang lain
kalau tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus menerus.

Saya belajar,
Bahwa saya tidak dapat merubah seorang yang saya sayangi,
melainkan bergantung pada diri mereka sendiri.
Dan saya hanya bisa merubah diri saya sendiri.

Saya belajar,
Bahwa kata - kata manis tanpa tindakan
adalah saat perpisahan dengan orang yang saya cintai....

Saya belajar,
Bahwa Saya membutuhkan waktu
untuk menjadi orang yang saya inginkan

Diambil dari  Deden Wahyudin dengan penyesuaian.

dengan cinta,
Sabtu, 16 April 2011

Ketika satu apoteker mulai bermimpi...



Saya rasa semua orang pernah bermimpi atau saat ini sedang bermimpi... Mimpi dapat kerja, mimpi punya asset 100 milyar, mimpi punya pacar artis, mimpi lulus ujian skripsi, mimpi belajar di Amerika,  mimpi menikah dengan pemain bola, dan banyak mimpi-mimpi yang lain.

Sepertinya tidak ada salahnya setiap orang punya mimpi, berarti sah-sah saja jika setiap orang punya mimpi. Dan sebagai tanggungjawabnya, semua sedang bekerja keras untuk mencapainya. Sehingga semua mimpi dapat menjadi nyata, tidak hanya angan-angan yang akan terbang dan kemudian hilang seperti debu....(menyedihan...*-*)



Begitu juga ketika saya masih anak-anak, saya sepertinya paling rajin bermimpi... ketika saya berumur 4 tahun saya pernah bermimpi menjadi salah satu tokoh yang sakti pada masa saya...sehingga saya pernah rela bangun pagi-pagi hanya untuk belajar taekwondo (meski akhirnya tidak pernah menjadi orang yang sakti he..he...). Saya pernah bermimpi menjadi pemain bulutangkis sampai saya merengek-rengek pada mama saya untuk mencarikan saya pelatih bulutangkis bahkan ketika saya masih sangat belia (terima kasih mama...cium tangan mama...muah..muah). Saya juga pernah bermimpi menjadi dokter, astronot dan menjadi polisi dan banyak mimpi besar lainnya.

Dan saya rasa semua anak-anak pasti memiliki mimpi-mimpi lain yang juga tak kalah besarnya. Ponakan saya yang masih 5 tahun bermimpi menjadi batman dan dokter (entah bagaimana nanti ia menggapainya...he..he..), anak-anak lain juga bermimpi menjadi pengusaha, tentara, hakim, ilmuan, guru, sementara Upin Ipin juga bermimpi menjadi pembuat roket dan astronot. Artinya, semua anak boleh bermimpi dan bercita-cita...



Tapi sampai sekarang, saya belum menemukan satu anakpun bercita-cita menjadi seorang apoteker... (Oooo...sedihnya saya..). Entah kenapa?? Mungkin profesi saya ini kurang populer atau kurang menarik ???  Mungkin juga karena keduanya (Who knows !). Akhirnya saat ini saya memutuskan untuk bermimpi dapat melihat anak-anak bermimpi atau bercita-cita menjadi seorang apoteker... (Ho..ho...semoga ini tidak hanya sebuah mimpi...). Meskipun saya dulu belum sempat bermimpi menjadi apoteker...^^


Sebelumnya saya berterima kasih pada buku ini, semoga benar...^^


Tentu bermimpi saja tidak akan cukup, tak benar jika hanya modal mimpi tanpa melakukan apa-apa. Meskipun dalam benak saya banyak hal yang ingin saya lakukan, kadang menjadi sangat sulit untuk melakukannya. Tentu saya butuh bantuan banyak pihak untuk dapat mewujudkan mimpi saya ini...
Semoga mimpi saya tidak hanya sekedar menjadi sebuah mimpi...^^

Yuk rame-rame, memasyarakatkan profesi apoteker dan meng-apoteker-kan masyarakat (ha..ha..hay)

Jumat, 15 April 2011

ketika saya kangen nulis...


Lama juga nggak ngeblog, rasanya kangen juga. Tapi kemudian bingung mau nulis apa ? ^^
Jadinya beberapa hari ini terbayang-bayang buat nulis tapi nggak sempet-sempet juga. Kemudian saya jadi sadar bahwa saya suka banget sama kegiatan yang berhubungan dengan tulis menulis ini. Bahkan dulu saya pernah bermimpi dapat menjadi seorang penulis yang dapat memberi manfaat buat orang lain. Dan sepertinya itu masih menjadi mimpi saya hingga sekarang.

Buat saya, menulis sama menyenangkannya dengan membaca. Keduanya memang saling berhubungan seperti sebuah sinergi yang berkelanjutan. Melakukan salah satunya saja membuat saya merasakan keberadaan diri saya sendiri (ha..hay... mungkin ini kata-kata saya harapkan dapat mengungkapkan betapa berharganya keduanya bagi saya).
Dan beberapa hari ini saya sempat sedikit berkhayal untuk dapat menjadi seorang penulis.
Jadi ketika saya lama tidak membaca atau menulis selalu ada perasaan merindukan kegiatan ini.



Iseng-iseng cari tahu kenapa sich di dunia ini ada yang namanya tulisan? Akhirnya saya temukan kisah tentang tulisan pertama di dunia (diambil dari sini)...

Begini ceritanya :

Bangsa Sumeria dikenal sebagai bangsa pertama yang melakukan kegiatan tulis menulis di dunia.

Sekitar 3000 tahun sebelum masehi, mereka terbukti telah membuat ukiran diatas tanah liat, yang dipercaya berisikan simbol simbol yang merepresentasikan angka angka.
Selanjutnya bangsa kedua yang juga turut mengembangkan kegiatan tulis menulis ini adalah bangsa Mesir Kuno yang membuat tulisan hieroglyph, atau tulisan paku, tepatnya sekitar 2100 sebelum masehi.

Bangsa Mesir Kuno ini pula yang akhirnya berhasil menemukan cikal bakal papyrus, bahan dasar kertas yang sekarang dipergunakan oleh seluruh penduduk dunia untuk kegiatan tulis menulis.

Sepertinya, saya harus  berterima kasih pada bangsa Sumeria yang mengenalkan saya pada kegiatan yang menyenangkan ini.


Tulisan ini saya buat sekaligus mengenang Bapak Rosihan Anwar yang kemarin telah berpulang. Mengetahui betapa luar biasanya sosok beliau dan saya rasa beliau akan setuju dengan pendapat saya... (Bahagialah di sana Pak !)

Salam hormat saya


Sulitnya menjadi Apoteker pada masa itu...(hanya membayangkan^^)


Awalnya saya tertarik membaca satu buku (kira-kira satu tahun yang lalu), karangan Mary Roach STIFF (Kehidupan Ganjil Mayat Manusia). Terbitan tahun 2007 untuk cetakan Indonesia. Di salah satu bab-nya (Makan Aku), saya membaca hal yang menarik. Jika Anda tidak keberatan membaca ini, saya harap Anda tidak perlu sambil membayangkan (ho..ho..ho.. karena saya tidak mau bertanggungjawab apa-apa ^^).



Saya akan menceritakan tentang beberapa bahan yang di jadikan obat pada abad 12-16 di beberapa negara. Dan saya hanya berfikir bagaimana jika saya harus menjadi apoteker pada masa itu (ha..hay..^^)

Saya bersyukur menjadi apoteker pada masa ini, sungguh saya tidak bisa membayangkan menjadi apoteker pada masa itu :

Peringatan : Jika Anda tidak merasa nyaman membaca ini, Anda bisa menghentikan segera ^^

Di pasar-pasar besar Arab abad ke-12, kadang-kadang jika Anda tahu tempatnya dan punya banyak uang serta tas besar yang tidak Anda pedulikan, Anda bisa mendapatkan barang yang disebut manusia termelifikasi. Kata kerja “mellify” berasal dari bahasa Latin untuk madu, mel. Manusia termelifikasi adalah orang mati yang direndam dalam madu. Nama lainnya adalah “gula-gula mumi manusia”, meskipun ini agak menyesatkan, karena, tidak seperti gula-gula rendaman madu lain dari Timur Tengah, yang ini tidak disajikan sebagai makanan pencuci mulut. Orang memakainya secara topikal dan, maaf sekali, secara oral sebagai obat.
Pembuatannya membutuhkan usaha yang luar biasa, baik di pihak si pembuat gula-gula, dan yang lebih penting lagi, di pihak bahan pembuatnya:

Di Arab ada pria-pria berusia 70 hingga 80 tahun yang bersedia memberikan tubuhnya untuk menyelamatkan orang lain. Mereka tidak memakan makanan, hanya mandi dan makan-minum madu. Setelah sebulan mereka hanya mengeksresikan madu dan akhirnya mati. Teman-temannya menempatkan dirinya dalam peti batu penuh madu untuk merendamnya. Pada peti itu ditulis tahun dan bulan ia di rendam. Setelah seratus tahun tutup peti itu dibuka. Gula-gula ini dibuat untuk mengobati lengan atau kaki yang terluka. Memakan dalam jumlah kecil dan segera menyembuhkan keluhan.



Resep di atas dimuat dalam Materia Medika China, sebuah kompendium tanaman dan hewan obat yang disusun tahun 1957 oleh naturalis besar Li Shih-chen. Li dengan hati-hati menyatakan bahwa ia tidak tahu persis apakah kisah pria termelifikasi ini benar. Ini tidak semelegakan kedengarannya, karena jika Li Shih-chen tidak memepertanyakan kejujuran Maerial Medika, maka ia merasa yakin bahwa isinya benar. Ini artinya sisa isi buku ini hampir pasti digunakan sebagai obat  di China pada abad ke-16 :

Ketombe manusia (“paling baik untuk orang gemuk”), kotoran lutut manusia, kotoran telinga manusia, nafas manusia, gendang telinga lama, “jus perasan tinja babi” dan “kotoran dari ujung proksimal buntut kedelai”.


La fevre menawarkan sebuah resep untuk membuat eliksir mumi buatan sendiri menggunakan jenazah “pria muda sehat” (penulis lain lebih jauh mengkhususkan pria muda berambut merah). Syarat yang mengejutkan bahwa ia telah dicekik, digantung atau ditombak. Resep ini dibuat dengan mengeringkan, mengasapkan, dan menggiling daging (satu hingga tiga grain mumi dalam campuran daging ular berbisa dan anggur), tetapi Le  Fevre tidak memberikan petunjuk bagaimana atau di mana mendapatkan pemuda rambut merah yang tercekik atau terkena tombak (ha..ha..ada-ada saja).

Contoh lain obat berbahan manusia yang lebih menyebabkan rasa tidak nyaman daripada meredakan keluhan, antara lain lembaran kulit manusia yang diikat di sekeliling betis untuk menyegah karm, “plasenta cair yang sudah lama,” untuk “menenangkan pasien yang rambutnya berdiri tanpa sebab” , dalam kutipan Li Shih-chen untuk yang berikut ini, “tinja cair bening” untuk cacingan (baunya akan mendorong cacing merangkak keluar dari setiap lubang tubuh dab meredakan iritasi), darah segar yang disuntikan ke wajah untuk eksim (populer di Prancis pada zaman tulisan Thompson), batu empedu untuk cegukan, karang gigi manusia untuk sengatan serangga, tingtur pusar manusia untuk nyeri tenggorokan, dan liur perempuan yang dioles ke mata untuk oftalmia. (Orang Romawi, Yahudi dan Cina kuno sangat tertarik pada aier liur, meski sejauh yang diketahui penulis seseorang tidak bisa menggunakan air liurnya sendiri). Pengobatan akan mensyaratkan jenis air liur, liur perempuan, liur bayi bayi baru lahir bahkan liur Kerajaan (????). Menurut Li Shih-chen, untuk kasus “mimpi buruk akibat serangan iblis”, penderita yang malang diobati dengan “diludahi perlahan pada wajah”(ha..haay, sepertinya ini terjadi dimana-mana).

Jadi saya kembali bertanya, seperti apa apoteker pada masa itu ^^ ?
                 

Untuk Kawan Gadisku-Stop Dating Violence !


Sejak beberapa tahun terakhir ini, saya banyak habiskan waktu bersama gadis-gadis remaja yang penuh keriangan dan senyum yang selalu mengembang. Menurut saya, seorang gadis remaja, bagaimanapun dan dimanapun selalu tampak cantik. Mungkin karena wajah mereka yang sedang berbunga-bunga. Kebanyakan dari gadis-gadis yang saya kenal biasanya sedang berusaha mengenal lawan jenisnya. Mulai memunculkan sikap simpati, kagum, menyukai, ngefans, hingga tergila-gila. Saya sempat mendampingi setiap fase-fase itu , dan mengamati bagian-bagian itu menjadi salah satu perjalanan hidup mereka yang pasti akan terkenang selamanya (Ha..ha.hay...kali ini agak lebay).

Saya paling takut ketika harus berhadapan dengan gadis-gadis yang mulai tergila-gila pada lawan jenisnya. Pada kondisi seperti itu, mata mereka seakan dibutakan oleh sesuatu yang bernama CINTA. Tragisnya, pada kondisi seperti itu. Mereka malas sekali mendengar pendapat orang lain. Dan saya hanya bisa deg..degan sambil tak lupa berdoa.



Dan beberapa kali saya menemukan kasus yang membuat miris hati saya. Kekerasan pada remaja yang mengatasnamakan cinta. Bukan sekali dua kali, saya mendapati kawan gadis saya ketika ia menyibakkan roknya, saya dapat melihat bekas biru yang telah matang di paha atasnya. Atau ketika saya minta ia menyibakkan poninya yang lucu, saya akan mendapati benjolan merah di atas keningnya. Tentu itu tidak termasuk hari-hari yang ia tutupi ketika ia mendapati matanya yang membengkak dan bibirnya sobek karena terluka. Nyatanya, kejadian itu terus berulang dan luka itu terus bermunculan. Berarti kawan gadis saya tidak pernah “kapok” untuk di sakiti. Dan ketika saya tanyakan tentang hal itu, dia hanya menjawab, “Saya cintaaa dia !” (Benar-benar sakit saya mendengarnya **-berkaca-kaca)



Kenyataannya, yang saya tahu tidak hanya luka fisik yang mereka dapatkan, tapi secara psikologis hingga seksual (ini yang benar-benar buat saya ngeri...). Akibatnya bisa sangat luas, mereka akan berubah secara psikologis dan mengakibatkan perubahan pada perilaku mereka. Baik pada lingkungan, keluarga, teman dan orang lain.  Hal ini akan terus berlanjut jika tidak dihentikan. Susahnya, masalah ini ditutupi dari keluarga (masyarakat terkecil yang terdekat dengan mereka), bahkan, keluarga seperti tidak mau tahu. Percayalah, masalah ini tidak semudah yang dibayangkan. Karena membutuhkan perhatian dari semua pihak.
Saya terlalu sayang pada kawan gadis saya...hingga kutuliskan cerita ini LAGI (cerita yang pernah saya tulis sebelumnya, klik di sini). Semoga tak banyak yang mengalaminya dan akan ada keperdulian tentang keberadaan mereka, kawan gadis saya yang lain. BERSAMBUNG...

Untukmu Perempuanku...


Saya tidak pernah bisa lupa bagaimana biasanya hari kartini dilewati. Sejak kecil perayaan hari kartini bagi saya, bisa jadi acara yang special. Karena sekolah biasanya selalu sempat merayakannya ramai-ramai dengan seluruh sekolah. Menyenangkan... selalu ada senyum untuk hari ini.

Ketika itu, ketika saya masih menjadi gadis kecil yang memiliki banyak mimpi dan cita-cita. Rasanya ada seribu mimpi yang dapat saya capai. Dan hari kartini adalah waktu dimana saya bisa menekspresikan mimpi-mimpi saya. Menjadi seseorang yang saya inginkan. Tentu saja, dalam hal ini mama saya adalah orang yang paling saya repotkan. Memilih busana paling cantik dan mengagumkan, merias wajah mungil saya dan persiapan kecil lainnya (love u ma). Dan tentu sangat menyenangkan menjadi saya pada masa itu...^^


Dan hari ini, ketika saya sudah tidak lagi merepotkan diri dengan busana-busana dan riasan itu. Saya mulai tersadar bahwa saya telah menjadi perempuan masa depan dari diri saya masa itu (Hemm...). Ternyata seperti ini rasanya (ho..ho...).Jika ada yang bertanya pada saya, bagaimana rasanya, saya akan jawab...SAYA BAHAGIA MENJADI PEREMPUAN. Suatu yang terasa LUAR BIASA.


Jika masih ada yang bertanya mengapa? Maka akan saya jawab karena saya bangga menjadi perempuan. Saya telah dan masih meneladani kartini-kartini yang pernah saya kenal. Melihat dan mengenal perempuan-perempuan menjadi obor bagi nyala suatu bangsa adalah suatu yang mengagumkan. Tapi mengenal 
perempuan-perempuan yang menjadi setitik cahaya dalam keluarga merupakan hal paling menyenangkan.

Saya selalu kagum pada perempuan-perempuan ini...


Baginya Sebuah Cinta:

Perempuan ini,
Perempuan dari seorang kekasih
Perempuan yang kerap dilupakan
Perempuan yang ada di balik pintu
Yang pintunya tak pernah tertutup
Yang selalu duduk menanti

Perempuan ini,
Perempuan dari seorang buah hati
Perempuan yang kerap tak dipandang
Perempuan yang selalu menggengam sebuah hati
Yang tak pernah dirusaknya
Yang tak lepas dari doanya

Perempuan ini
Perempuan dari sebuah nyala
Perempuan yang membawa mimpi
Perempuan yang menyempurnakan asa
Yang ada di balik sebuah bangsa
Yang dibuatnya semakin menyala...


Untuk perempuan-perempuan di negeri ini...Selamat Hari Kartini
Arina Swastika M (21 Apr. 11)

 

Satu Kisah tentang Pelangi...


Saya suka warna, apapun itu...

Saya biasa mengajarkan kepada mahasiswaku mengapa warna dapat kita lihat melalui bola mata kita bila ada cahaya (selalu saya bilang bahwa cahaya di sekitar kita itu begitu luar biasa). Tentu tak tak terbayangkan bagaimana bumi ini tanpa anugerah besar Sang Pencipta yang tadi saya sebut cahaya.
Kembali soal warna, saya menyukai bagaiman warna itu dibuat (seperti ketika kita mencampur-campurkan warna primer sehingga menjadi warna sekunder dan seterusnya)tentu saja  aku sangat menyukai bagaimana warna itu terlihat. Semua begitu indah. Tak ada satu warnapun tak tak bagus di mataku... semua nampak begitu sempurna, perfecto !



Mungkin itu yang membuat pelangi menjadi salah satu hal paling indah yang pernah saya liat. Deretan warna yang berjajar dan terbagi teratur membuat saya selalu mengagungkan namaNya. Buat saya, pelangi juga mengandung mimpi indah bagi kehidupan. Karena saya selalu meyakini, bahwa pelangi hadir setelah hujan turun. Hal itu membuat saya percaya bahwa akan selalu ada pelangi di setiap kesusahan yang terjadi.
Tapi saya tertarik dengan salah satu kisah pelangi yang satu ini, sederhana saja tapi menyentuh **.



Begini ceritanya : (dari sini kisah ini diambil)

Di suatu masa warna-warna dunia mulai bertengkar .Semua menganggap dirinyalah yang terbaik yang paling penting, yang paling bermanfaat, yang paling disukai :

HIJAU berkata:

"Jelas akulah yang terpenting. Aku adalah pertanda kehidupan dan harapan. Aku dipilih untuk mewarnai rerumputan, pepohonan dan dedaunan. Tanpa aku, semua hewan akan mati. Lihatlah ke pedesaan, aku adalah warna mayoritas..."

BIRU menginterupsi:

"Kamu hanya berpikir tentang bumi, pertimbangkanlah langit dan samudra luas. Airlah yang menjadi dasar kehidupan dan awan mengambil kekuatan dari kedalaman lautan. Langit memberikan ruang dan kedamaian dan ketenangan. Tanpa kedamaian, kamu semua tidak akan menjadi apa-apa"

KUNING cekikikan:
"Kalian semua serius amat sih? Aku membawa tawa, kesenangan dan kehangatan bagi dunia. Matahari berwarna kuning, dan bintang-bintang berwarna kuning. Setiap kali kau melihat bunga matahari, seluruh dunia mulai tersenyum. Tanpa aku, dunia tidak ada kesenangan."

ORANYE menyusul dengan meniupkan trompetnya:
"Aku adalah warna kesehatan dan kekuatan. Aku jarang, tetapi aku berharga karena aku mengisi kebutuhan kehidupan manusia. Aku membawa vitamin-vitamin terpenting. Pikirkanlah wortel, labu, jeruk, mangga dan pepaya. Aku tidak ada dimana-mana setiap saat, tetapi aku mengisi lazuardi saat fajar atau saat matahari terbenam. Keindahanku begitu menakjubkan hingga tak seorangpun dari kalian akan terbetik di pikiran orang."

MERAH tidak bisa diam lebih lama dan berteriak:
"Aku adalah Pemimpin kalian. Aku adalah darah - darah kehidupan! Aku adalah warna bahaya dan keberanian. Aku berani untuk bertempur demi suatu kausa. Aku membawa api ke dalam darah. Tanpa aku, bumi akan kosong laksana bulan. Aku adalah warna hasrat dan cinta, mawar merah, poinsentia dan bunga poppy."

UNGU bangkit dan berdiri setinggi-tingginya ia mampu:
Ia memang tinggi dan berbicara dengan keangkuhan. "Aku adalah warna kerajaan dan kekuasaan. Raja, Pemimpin dan para Uskup memilih aku sebagai pertanda otoritas dan kebijaksanaan. Tidak seorangpun menentangku. Mereka mendengarkan dan menuruti kehendakku."

Akhirnya NILA berbicara, lebih pelan dari yang lainnya, namun dengan kekuatan niat yang sama:
"Pikirkanlah tentang aku. Aku warna diam. Kalian jarang memperhatikan adaku, namun tanpaku kalian semua menjadi dangkal. Aku merepresentasikan pemikiran dan refleksi, matahari terbenam dan kedalaman laut. Kalian membutuhkan aku untuk keseimbangan dan kontras, untuk doa dan ketentraman batin."

Jadi, semua warna terus menyombongkan diri, masing-masing yakin akan superioritas dirinya. Perdebatan mereka menjadi semakin keras. Tiba-tiba, sinar halilitar melintas membutakan. Guruh menggelegar. Hujan mulai turun tanpa ampun. Warna-warna bersedeku bersama ketakutan, berdekatan satu sama lain mencari ketenangan.

Di tengah suara gemuruh, hujan berbicara:
"WARNA-WARNA TOLOL, kalian bertengkar satu sama lain, masing-masing ingin mendominasi yang lain. Tidakkah kalian tahu bahwa kalian masing-masing diciptakan untuk tujuan khusus, unik dan berbeda? Berpegangan tanganlah dan mendekatlah kepadaku!" Menuruti perintah, warna-warna berpegangan tangan mendekati hujan, yang kemudian berkata:

"Mulai sekarang, setiap kali hujan mengguyur, masing-masing dari kalian akan membusurkan diri sepanjang langit bagai busur warna sebagai pengingat bahwa kalian semua dapat hidup bersama dalam kedamaian.

Pelangi adalah pertanda Harapan hari esok."



Jadi, setiap kali HUJAN deras menotok membasahi dunia, dan saat Pelangi memunculkan diri di angkasa marilah kita MENGINGAT untuk selalu MENGHARGAI satu sama lain.

MASING-MASING KITA MEMPUNYAI SESUATU YANG UNIK KITA SEMUA DIBERIKAN KELEBIHAN UNTUK MEMBUAT PERUBAHAN DI DUNIA DAN SAAT KITA MENYADARI PEMBERIAN ITU, LEWAT KEKUATAN VISI KITA, KITA MEMPEROLEH KEMAMPUAN UNTUK MEMBENTUK MASA DEPAN ....
                

Saya Pengajar Maka Saya Belajar




Orang kadang beranggapan kalau sudah jadi pengajar seperti guru atau dosen maka ia berhenti belajar.
Seorang belajar adalah kewajiban murid bukan untuk guru.
Padahal guru dan murid sama-sama manusia yang memiliki kewajiban belajar
sehingga praktek mengajar bukan final dari tahapan seseorang yang sedang belajar.
Belajar adalah sikap hidup, sementara mengajar adalah pengabdian.

Di Universitas Kehidupan, belajar tidak mengenal ruang dan waktu,
beberapa situasi dapat saja kita petik pelajaran dan hikmahnya.
Dibawah ini adalah beberapa situasi yang memungkinkan kita bisa mengambil pelajaran yang saya rangkum dari berbagai sumber.



Saya belajar,
Bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain mencintai saya.
Saya hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang saya cintai...

Saya belajar,
Walaupun saya selalu memberikan kepedulian yang besar kepada setiap orang,
tapi tidak semua orang akan memberikan kepedulian yang sama kepada Saya.

Saya belajar,
Bahwa butuh waktu bertahun - tahun untuk membangun kepercayaan.
Dan beberapa detik saja untuk menghancurkannya

Saya belajar,
Bahwa bukan apa yang saya punya
tetapi Siapa yang saya punya adalah yang terpenting dalam kehidupan saya.

Saya belajar,
Bahwa orang yang saya kira jahat,
adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya serta begitu perhatian..

Saya belajar,
Bahwa seharusnya tidak selalu membandingkan diri saya
dengan yang yang terbaik dalam bidangnya.

Saya belajar,
Bahwa sahabat terbaik saya dapat melakukan banyak hal
dan kami selalu memiliki waktu yang terbaik.

Saya belajar,
Bahwa Saya dapat melakukan jauh lebih baik
setelah saya tidak bisa melakukannya.

Saya belajar,
Bahwa Saya mengendalikan sikap saya
atau sebaliknya ia yang mengendalikan saya.

Saya belajar,
Bahwa pahlawan adalah orang yang melakukan apa yang harus dilakukan
ketika hal itu dibutuhkan, apapun konsekuensinya

Saya belajar,
Bahwa uang adalah cara terburuk untuk mempertahankan sesuatu

Saya belajar,
Bahwa kedewasaan lebih banyak kaitannya dengan jenis pengalaman yang kita punya
dan apa yang sudah kita pelajari darinya
dan bukan dengan berapa kali kita merayakan ulang tahun.

Saya belajar,
Bahwa tak peduli seberapa baik seorang teman berlaku kepada kita,
dia akan sesekali menyaiti kita, dan kita harus memaafkannya.

Saya belajar,
Bahwa terkadang tidak cukup untuk dimaafkan oleh orang lain.
Terkadang kita harus belajar untuk memaafkan diri sendiri.

Saya belajar,
Bahwa walapun keadaan hati saya sangat parah,
dunia tidak akan berhenti karena kesedihan saya itu.

Saya belajar,
Bahwa latar belakang dan keadaan kita bisa jadi yang telah menjadikan kita siapa kita,
tetapi kitalah yang harus bertanggungjawab atas diri kita.

Saya belajar,
Bahwa hanya karena dua orang bertengkar, bukan berarti mereka tidak saling mencintai;
sebaliknya, hanya karena mereka tidak bertengkar bukan berarti mereka saling mencintai.

Saya belajar,
Bahwa Kita tidak harus berganti teman
jika kita paham bahwa teman akan selalu berubah.

Saya belajar,
Bahwa kita tidak seharusnya terlalu bernafsu menemukan suatu rahasia
karena ia dapat mengubah hidup kita selamanya.

Saya belajar,
Bahwa dua orang dapat melihat sesuatu dengan penglihatan yang sama persis;
demikian pula sebaliknya, dua orang mungkin melihat sesuatu dengan penglihatan yang benar-benar beda.

Saya belajar,
Bahwa sahabat sejati senantiasa bertumbuh walau dipisahkan jarak dan waktu.
Dan beberapa diantaranya melahirkan cinta sejati.

Saya belajar,
Bahwa saya dapat melakukan banyak hal secara instan (tanpa banyak pertimbangan)
tetapi itu akan mendatangkan kesedihan dalam kehidupan saya.

Saya belajar,
Bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian seperti yang saya inginkan,
bukan berarti dia tidak mencintai saya.

Saya belajar,
Bahwa sebaik baik pasangan mereka pasti pernah melukai perasaannya.
Dan untuk itu kita harus mema'afkan....

Saya belajar,
Bahwa saya harus mengampuni diri sendiri dan orang lain
kalau tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus menerus.

Saya belajar,
Bahwa saya tidak dapat merubah seorang yang saya sayangi,
melainkan bergantung pada diri mereka sendiri.
Dan saya hanya bisa merubah diri saya sendiri.

Saya belajar,
Bahwa kata - kata manis tanpa tindakan
adalah saat perpisahan dengan orang yang saya cintai....

Saya belajar,
Bahwa Saya membutuhkan waktu
untuk menjadi orang yang saya inginkan

Diambil dari  Deden Wahyudin dengan penyesuaian.

dengan cinta,

Ketika satu apoteker mulai bermimpi...



Saya rasa semua orang pernah bermimpi atau saat ini sedang bermimpi... Mimpi dapat kerja, mimpi punya asset 100 milyar, mimpi punya pacar artis, mimpi lulus ujian skripsi, mimpi belajar di Amerika,  mimpi menikah dengan pemain bola, dan banyak mimpi-mimpi yang lain.

Sepertinya tidak ada salahnya setiap orang punya mimpi, berarti sah-sah saja jika setiap orang punya mimpi. Dan sebagai tanggungjawabnya, semua sedang bekerja keras untuk mencapainya. Sehingga semua mimpi dapat menjadi nyata, tidak hanya angan-angan yang akan terbang dan kemudian hilang seperti debu....(menyedihan...*-*)



Begitu juga ketika saya masih anak-anak, saya sepertinya paling rajin bermimpi... ketika saya berumur 4 tahun saya pernah bermimpi menjadi salah satu tokoh yang sakti pada masa saya...sehingga saya pernah rela bangun pagi-pagi hanya untuk belajar taekwondo (meski akhirnya tidak pernah menjadi orang yang sakti he..he...). Saya pernah bermimpi menjadi pemain bulutangkis sampai saya merengek-rengek pada mama saya untuk mencarikan saya pelatih bulutangkis bahkan ketika saya masih sangat belia (terima kasih mama...cium tangan mama...muah..muah). Saya juga pernah bermimpi menjadi dokter, astronot dan menjadi polisi dan banyak mimpi besar lainnya.

Dan saya rasa semua anak-anak pasti memiliki mimpi-mimpi lain yang juga tak kalah besarnya. Ponakan saya yang masih 5 tahun bermimpi menjadi batman dan dokter (entah bagaimana nanti ia menggapainya...he..he..), anak-anak lain juga bermimpi menjadi pengusaha, tentara, hakim, ilmuan, guru, sementara Upin Ipin juga bermimpi menjadi pembuat roket dan astronot. Artinya, semua anak boleh bermimpi dan bercita-cita...



Tapi sampai sekarang, saya belum menemukan satu anakpun bercita-cita menjadi seorang apoteker... (Oooo...sedihnya saya..). Entah kenapa?? Mungkin profesi saya ini kurang populer atau kurang menarik ???  Mungkin juga karena keduanya (Who knows !). Akhirnya saat ini saya memutuskan untuk bermimpi dapat melihat anak-anak bermimpi atau bercita-cita menjadi seorang apoteker... (Ho..ho...semoga ini tidak hanya sebuah mimpi...). Meskipun saya dulu belum sempat bermimpi menjadi apoteker...^^


Sebelumnya saya berterima kasih pada buku ini, semoga benar...^^


Tentu bermimpi saja tidak akan cukup, tak benar jika hanya modal mimpi tanpa melakukan apa-apa. Meskipun dalam benak saya banyak hal yang ingin saya lakukan, kadang menjadi sangat sulit untuk melakukannya. Tentu saya butuh bantuan banyak pihak untuk dapat mewujudkan mimpi saya ini...
Semoga mimpi saya tidak hanya sekedar menjadi sebuah mimpi...^^

Yuk rame-rame, memasyarakatkan profesi apoteker dan meng-apoteker-kan masyarakat (ha..ha..hay)

ketika saya kangen nulis...


Lama juga nggak ngeblog, rasanya kangen juga. Tapi kemudian bingung mau nulis apa ? ^^
Jadinya beberapa hari ini terbayang-bayang buat nulis tapi nggak sempet-sempet juga. Kemudian saya jadi sadar bahwa saya suka banget sama kegiatan yang berhubungan dengan tulis menulis ini. Bahkan dulu saya pernah bermimpi dapat menjadi seorang penulis yang dapat memberi manfaat buat orang lain. Dan sepertinya itu masih menjadi mimpi saya hingga sekarang.

Buat saya, menulis sama menyenangkannya dengan membaca. Keduanya memang saling berhubungan seperti sebuah sinergi yang berkelanjutan. Melakukan salah satunya saja membuat saya merasakan keberadaan diri saya sendiri (ha..hay... mungkin ini kata-kata saya harapkan dapat mengungkapkan betapa berharganya keduanya bagi saya).
Dan beberapa hari ini saya sempat sedikit berkhayal untuk dapat menjadi seorang penulis.
Jadi ketika saya lama tidak membaca atau menulis selalu ada perasaan merindukan kegiatan ini.



Iseng-iseng cari tahu kenapa sich di dunia ini ada yang namanya tulisan? Akhirnya saya temukan kisah tentang tulisan pertama di dunia (diambil dari sini)...

Begini ceritanya :

Bangsa Sumeria dikenal sebagai bangsa pertama yang melakukan kegiatan tulis menulis di dunia.

Sekitar 3000 tahun sebelum masehi, mereka terbukti telah membuat ukiran diatas tanah liat, yang dipercaya berisikan simbol simbol yang merepresentasikan angka angka.
Selanjutnya bangsa kedua yang juga turut mengembangkan kegiatan tulis menulis ini adalah bangsa Mesir Kuno yang membuat tulisan hieroglyph, atau tulisan paku, tepatnya sekitar 2100 sebelum masehi.

Bangsa Mesir Kuno ini pula yang akhirnya berhasil menemukan cikal bakal papyrus, bahan dasar kertas yang sekarang dipergunakan oleh seluruh penduduk dunia untuk kegiatan tulis menulis.

Sepertinya, saya harus  berterima kasih pada bangsa Sumeria yang mengenalkan saya pada kegiatan yang menyenangkan ini.


Tulisan ini saya buat sekaligus mengenang Bapak Rosihan Anwar yang kemarin telah berpulang. Mengetahui betapa luar biasanya sosok beliau dan saya rasa beliau akan setuju dengan pendapat saya... (Bahagialah di sana Pak !)

Salam hormat saya


Kamis, 28 April 2011

Sulitnya menjadi Apoteker pada masa itu...(hanya membayangkan^^)


Awalnya saya tertarik membaca satu buku (kira-kira satu tahun yang lalu), karangan Mary Roach STIFF (Kehidupan Ganjil Mayat Manusia). Terbitan tahun 2007 untuk cetakan Indonesia. Di salah satu bab-nya (Makan Aku), saya membaca hal yang menarik. Jika Anda tidak keberatan membaca ini, saya harap Anda tidak perlu sambil membayangkan (ho..ho..ho.. karena saya tidak mau bertanggungjawab apa-apa ^^).



Saya akan menceritakan tentang beberapa bahan yang di jadikan obat pada abad 12-16 di beberapa negara. Dan saya hanya berfikir bagaimana jika saya harus menjadi apoteker pada masa itu (ha..hay..^^)

Saya bersyukur menjadi apoteker pada masa ini, sungguh saya tidak bisa membayangkan menjadi apoteker pada masa itu :

Peringatan : Jika Anda tidak merasa nyaman membaca ini, Anda bisa menghentikan segera ^^

Di pasar-pasar besar Arab abad ke-12, kadang-kadang jika Anda tahu tempatnya dan punya banyak uang serta tas besar yang tidak Anda pedulikan, Anda bisa mendapatkan barang yang disebut manusia termelifikasi. Kata kerja “mellify” berasal dari bahasa Latin untuk madu, mel. Manusia termelifikasi adalah orang mati yang direndam dalam madu. Nama lainnya adalah “gula-gula mumi manusia”, meskipun ini agak menyesatkan, karena, tidak seperti gula-gula rendaman madu lain dari Timur Tengah, yang ini tidak disajikan sebagai makanan pencuci mulut. Orang memakainya secara topikal dan, maaf sekali, secara oral sebagai obat.
Pembuatannya membutuhkan usaha yang luar biasa, baik di pihak si pembuat gula-gula, dan yang lebih penting lagi, di pihak bahan pembuatnya:

Di Arab ada pria-pria berusia 70 hingga 80 tahun yang bersedia memberikan tubuhnya untuk menyelamatkan orang lain. Mereka tidak memakan makanan, hanya mandi dan makan-minum madu. Setelah sebulan mereka hanya mengeksresikan madu dan akhirnya mati. Teman-temannya menempatkan dirinya dalam peti batu penuh madu untuk merendamnya. Pada peti itu ditulis tahun dan bulan ia di rendam. Setelah seratus tahun tutup peti itu dibuka. Gula-gula ini dibuat untuk mengobati lengan atau kaki yang terluka. Memakan dalam jumlah kecil dan segera menyembuhkan keluhan.



Resep di atas dimuat dalam Materia Medika China, sebuah kompendium tanaman dan hewan obat yang disusun tahun 1957 oleh naturalis besar Li Shih-chen. Li dengan hati-hati menyatakan bahwa ia tidak tahu persis apakah kisah pria termelifikasi ini benar. Ini tidak semelegakan kedengarannya, karena jika Li Shih-chen tidak memepertanyakan kejujuran Maerial Medika, maka ia merasa yakin bahwa isinya benar. Ini artinya sisa isi buku ini hampir pasti digunakan sebagai obat  di China pada abad ke-16 :

Ketombe manusia (“paling baik untuk orang gemuk”), kotoran lutut manusia, kotoran telinga manusia, nafas manusia, gendang telinga lama, “jus perasan tinja babi” dan “kotoran dari ujung proksimal buntut kedelai”.


La fevre menawarkan sebuah resep untuk membuat eliksir mumi buatan sendiri menggunakan jenazah “pria muda sehat” (penulis lain lebih jauh mengkhususkan pria muda berambut merah). Syarat yang mengejutkan bahwa ia telah dicekik, digantung atau ditombak. Resep ini dibuat dengan mengeringkan, mengasapkan, dan menggiling daging (satu hingga tiga grain mumi dalam campuran daging ular berbisa dan anggur), tetapi Le  Fevre tidak memberikan petunjuk bagaimana atau di mana mendapatkan pemuda rambut merah yang tercekik atau terkena tombak (ha..ha..ada-ada saja).

Contoh lain obat berbahan manusia yang lebih menyebabkan rasa tidak nyaman daripada meredakan keluhan, antara lain lembaran kulit manusia yang diikat di sekeliling betis untuk menyegah karm, “plasenta cair yang sudah lama,” untuk “menenangkan pasien yang rambutnya berdiri tanpa sebab” , dalam kutipan Li Shih-chen untuk yang berikut ini, “tinja cair bening” untuk cacingan (baunya akan mendorong cacing merangkak keluar dari setiap lubang tubuh dab meredakan iritasi), darah segar yang disuntikan ke wajah untuk eksim (populer di Prancis pada zaman tulisan Thompson), batu empedu untuk cegukan, karang gigi manusia untuk sengatan serangga, tingtur pusar manusia untuk nyeri tenggorokan, dan liur perempuan yang dioles ke mata untuk oftalmia. (Orang Romawi, Yahudi dan Cina kuno sangat tertarik pada aier liur, meski sejauh yang diketahui penulis seseorang tidak bisa menggunakan air liurnya sendiri). Pengobatan akan mensyaratkan jenis air liur, liur perempuan, liur bayi bayi baru lahir bahkan liur Kerajaan (????). Menurut Li Shih-chen, untuk kasus “mimpi buruk akibat serangan iblis”, penderita yang malang diobati dengan “diludahi perlahan pada wajah”(ha..haay, sepertinya ini terjadi dimana-mana).

Jadi saya kembali bertanya, seperti apa apoteker pada masa itu ^^ ?
                 

Sabtu, 23 April 2011

Untuk Kawan Gadisku-Stop Dating Violence !


Sejak beberapa tahun terakhir ini, saya banyak habiskan waktu bersama gadis-gadis remaja yang penuh keriangan dan senyum yang selalu mengembang. Menurut saya, seorang gadis remaja, bagaimanapun dan dimanapun selalu tampak cantik. Mungkin karena wajah mereka yang sedang berbunga-bunga. Kebanyakan dari gadis-gadis yang saya kenal biasanya sedang berusaha mengenal lawan jenisnya. Mulai memunculkan sikap simpati, kagum, menyukai, ngefans, hingga tergila-gila. Saya sempat mendampingi setiap fase-fase itu , dan mengamati bagian-bagian itu menjadi salah satu perjalanan hidup mereka yang pasti akan terkenang selamanya (Ha..ha.hay...kali ini agak lebay).

Saya paling takut ketika harus berhadapan dengan gadis-gadis yang mulai tergila-gila pada lawan jenisnya. Pada kondisi seperti itu, mata mereka seakan dibutakan oleh sesuatu yang bernama CINTA. Tragisnya, pada kondisi seperti itu. Mereka malas sekali mendengar pendapat orang lain. Dan saya hanya bisa deg..degan sambil tak lupa berdoa.



Dan beberapa kali saya menemukan kasus yang membuat miris hati saya. Kekerasan pada remaja yang mengatasnamakan cinta. Bukan sekali dua kali, saya mendapati kawan gadis saya ketika ia menyibakkan roknya, saya dapat melihat bekas biru yang telah matang di paha atasnya. Atau ketika saya minta ia menyibakkan poninya yang lucu, saya akan mendapati benjolan merah di atas keningnya. Tentu itu tidak termasuk hari-hari yang ia tutupi ketika ia mendapati matanya yang membengkak dan bibirnya sobek karena terluka. Nyatanya, kejadian itu terus berulang dan luka itu terus bermunculan. Berarti kawan gadis saya tidak pernah “kapok” untuk di sakiti. Dan ketika saya tanyakan tentang hal itu, dia hanya menjawab, “Saya cintaaa dia !” (Benar-benar sakit saya mendengarnya **-berkaca-kaca)



Kenyataannya, yang saya tahu tidak hanya luka fisik yang mereka dapatkan, tapi secara psikologis hingga seksual (ini yang benar-benar buat saya ngeri...). Akibatnya bisa sangat luas, mereka akan berubah secara psikologis dan mengakibatkan perubahan pada perilaku mereka. Baik pada lingkungan, keluarga, teman dan orang lain.  Hal ini akan terus berlanjut jika tidak dihentikan. Susahnya, masalah ini ditutupi dari keluarga (masyarakat terkecil yang terdekat dengan mereka), bahkan, keluarga seperti tidak mau tahu. Percayalah, masalah ini tidak semudah yang dibayangkan. Karena membutuhkan perhatian dari semua pihak.
Saya terlalu sayang pada kawan gadis saya...hingga kutuliskan cerita ini LAGI (cerita yang pernah saya tulis sebelumnya, klik di sini). Semoga tak banyak yang mengalaminya dan akan ada keperdulian tentang keberadaan mereka, kawan gadis saya yang lain. BERSAMBUNG...

Kamis, 21 April 2011

Untukmu Perempuanku...


Saya tidak pernah bisa lupa bagaimana biasanya hari kartini dilewati. Sejak kecil perayaan hari kartini bagi saya, bisa jadi acara yang special. Karena sekolah biasanya selalu sempat merayakannya ramai-ramai dengan seluruh sekolah. Menyenangkan... selalu ada senyum untuk hari ini.

Ketika itu, ketika saya masih menjadi gadis kecil yang memiliki banyak mimpi dan cita-cita. Rasanya ada seribu mimpi yang dapat saya capai. Dan hari kartini adalah waktu dimana saya bisa menekspresikan mimpi-mimpi saya. Menjadi seseorang yang saya inginkan. Tentu saja, dalam hal ini mama saya adalah orang yang paling saya repotkan. Memilih busana paling cantik dan mengagumkan, merias wajah mungil saya dan persiapan kecil lainnya (love u ma). Dan tentu sangat menyenangkan menjadi saya pada masa itu...^^


Dan hari ini, ketika saya sudah tidak lagi merepotkan diri dengan busana-busana dan riasan itu. Saya mulai tersadar bahwa saya telah menjadi perempuan masa depan dari diri saya masa itu (Hemm...). Ternyata seperti ini rasanya (ho..ho...).Jika ada yang bertanya pada saya, bagaimana rasanya, saya akan jawab...SAYA BAHAGIA MENJADI PEREMPUAN. Suatu yang terasa LUAR BIASA.


Jika masih ada yang bertanya mengapa? Maka akan saya jawab karena saya bangga menjadi perempuan. Saya telah dan masih meneladani kartini-kartini yang pernah saya kenal. Melihat dan mengenal perempuan-perempuan menjadi obor bagi nyala suatu bangsa adalah suatu yang mengagumkan. Tapi mengenal 
perempuan-perempuan yang menjadi setitik cahaya dalam keluarga merupakan hal paling menyenangkan.

Saya selalu kagum pada perempuan-perempuan ini...


Baginya Sebuah Cinta:

Perempuan ini,
Perempuan dari seorang kekasih
Perempuan yang kerap dilupakan
Perempuan yang ada di balik pintu
Yang pintunya tak pernah tertutup
Yang selalu duduk menanti

Perempuan ini,
Perempuan dari seorang buah hati
Perempuan yang kerap tak dipandang
Perempuan yang selalu menggengam sebuah hati
Yang tak pernah dirusaknya
Yang tak lepas dari doanya

Perempuan ini
Perempuan dari sebuah nyala
Perempuan yang membawa mimpi
Perempuan yang menyempurnakan asa
Yang ada di balik sebuah bangsa
Yang dibuatnya semakin menyala...


Untuk perempuan-perempuan di negeri ini...Selamat Hari Kartini
Arina Swastika M (21 Apr. 11)

 

Senin, 18 April 2011

Satu Kisah tentang Pelangi...


Saya suka warna, apapun itu...

Saya biasa mengajarkan kepada mahasiswaku mengapa warna dapat kita lihat melalui bola mata kita bila ada cahaya (selalu saya bilang bahwa cahaya di sekitar kita itu begitu luar biasa). Tentu tak tak terbayangkan bagaimana bumi ini tanpa anugerah besar Sang Pencipta yang tadi saya sebut cahaya.
Kembali soal warna, saya menyukai bagaiman warna itu dibuat (seperti ketika kita mencampur-campurkan warna primer sehingga menjadi warna sekunder dan seterusnya)tentu saja  aku sangat menyukai bagaimana warna itu terlihat. Semua begitu indah. Tak ada satu warnapun tak tak bagus di mataku... semua nampak begitu sempurna, perfecto !



Mungkin itu yang membuat pelangi menjadi salah satu hal paling indah yang pernah saya liat. Deretan warna yang berjajar dan terbagi teratur membuat saya selalu mengagungkan namaNya. Buat saya, pelangi juga mengandung mimpi indah bagi kehidupan. Karena saya selalu meyakini, bahwa pelangi hadir setelah hujan turun. Hal itu membuat saya percaya bahwa akan selalu ada pelangi di setiap kesusahan yang terjadi.
Tapi saya tertarik dengan salah satu kisah pelangi yang satu ini, sederhana saja tapi menyentuh **.



Begini ceritanya : (dari sini kisah ini diambil)

Di suatu masa warna-warna dunia mulai bertengkar .Semua menganggap dirinyalah yang terbaik yang paling penting, yang paling bermanfaat, yang paling disukai :

HIJAU berkata:

"Jelas akulah yang terpenting. Aku adalah pertanda kehidupan dan harapan. Aku dipilih untuk mewarnai rerumputan, pepohonan dan dedaunan. Tanpa aku, semua hewan akan mati. Lihatlah ke pedesaan, aku adalah warna mayoritas..."

BIRU menginterupsi:

"Kamu hanya berpikir tentang bumi, pertimbangkanlah langit dan samudra luas. Airlah yang menjadi dasar kehidupan dan awan mengambil kekuatan dari kedalaman lautan. Langit memberikan ruang dan kedamaian dan ketenangan. Tanpa kedamaian, kamu semua tidak akan menjadi apa-apa"

KUNING cekikikan:
"Kalian semua serius amat sih? Aku membawa tawa, kesenangan dan kehangatan bagi dunia. Matahari berwarna kuning, dan bintang-bintang berwarna kuning. Setiap kali kau melihat bunga matahari, seluruh dunia mulai tersenyum. Tanpa aku, dunia tidak ada kesenangan."

ORANYE menyusul dengan meniupkan trompetnya:
"Aku adalah warna kesehatan dan kekuatan. Aku jarang, tetapi aku berharga karena aku mengisi kebutuhan kehidupan manusia. Aku membawa vitamin-vitamin terpenting. Pikirkanlah wortel, labu, jeruk, mangga dan pepaya. Aku tidak ada dimana-mana setiap saat, tetapi aku mengisi lazuardi saat fajar atau saat matahari terbenam. Keindahanku begitu menakjubkan hingga tak seorangpun dari kalian akan terbetik di pikiran orang."

MERAH tidak bisa diam lebih lama dan berteriak:
"Aku adalah Pemimpin kalian. Aku adalah darah - darah kehidupan! Aku adalah warna bahaya dan keberanian. Aku berani untuk bertempur demi suatu kausa. Aku membawa api ke dalam darah. Tanpa aku, bumi akan kosong laksana bulan. Aku adalah warna hasrat dan cinta, mawar merah, poinsentia dan bunga poppy."

UNGU bangkit dan berdiri setinggi-tingginya ia mampu:
Ia memang tinggi dan berbicara dengan keangkuhan. "Aku adalah warna kerajaan dan kekuasaan. Raja, Pemimpin dan para Uskup memilih aku sebagai pertanda otoritas dan kebijaksanaan. Tidak seorangpun menentangku. Mereka mendengarkan dan menuruti kehendakku."

Akhirnya NILA berbicara, lebih pelan dari yang lainnya, namun dengan kekuatan niat yang sama:
"Pikirkanlah tentang aku. Aku warna diam. Kalian jarang memperhatikan adaku, namun tanpaku kalian semua menjadi dangkal. Aku merepresentasikan pemikiran dan refleksi, matahari terbenam dan kedalaman laut. Kalian membutuhkan aku untuk keseimbangan dan kontras, untuk doa dan ketentraman batin."

Jadi, semua warna terus menyombongkan diri, masing-masing yakin akan superioritas dirinya. Perdebatan mereka menjadi semakin keras. Tiba-tiba, sinar halilitar melintas membutakan. Guruh menggelegar. Hujan mulai turun tanpa ampun. Warna-warna bersedeku bersama ketakutan, berdekatan satu sama lain mencari ketenangan.

Di tengah suara gemuruh, hujan berbicara:
"WARNA-WARNA TOLOL, kalian bertengkar satu sama lain, masing-masing ingin mendominasi yang lain. Tidakkah kalian tahu bahwa kalian masing-masing diciptakan untuk tujuan khusus, unik dan berbeda? Berpegangan tanganlah dan mendekatlah kepadaku!" Menuruti perintah, warna-warna berpegangan tangan mendekati hujan, yang kemudian berkata:

"Mulai sekarang, setiap kali hujan mengguyur, masing-masing dari kalian akan membusurkan diri sepanjang langit bagai busur warna sebagai pengingat bahwa kalian semua dapat hidup bersama dalam kedamaian.

Pelangi adalah pertanda Harapan hari esok."



Jadi, setiap kali HUJAN deras menotok membasahi dunia, dan saat Pelangi memunculkan diri di angkasa marilah kita MENGINGAT untuk selalu MENGHARGAI satu sama lain.

MASING-MASING KITA MEMPUNYAI SESUATU YANG UNIK KITA SEMUA DIBERIKAN KELEBIHAN UNTUK MEMBUAT PERUBAHAN DI DUNIA DAN SAAT KITA MENYADARI PEMBERIAN ITU, LEWAT KEKUATAN VISI KITA, KITA MEMPEROLEH KEMAMPUAN UNTUK MEMBENTUK MASA DEPAN ....
                

Saya Pengajar Maka Saya Belajar




Orang kadang beranggapan kalau sudah jadi pengajar seperti guru atau dosen maka ia berhenti belajar.
Seorang belajar adalah kewajiban murid bukan untuk guru.
Padahal guru dan murid sama-sama manusia yang memiliki kewajiban belajar
sehingga praktek mengajar bukan final dari tahapan seseorang yang sedang belajar.
Belajar adalah sikap hidup, sementara mengajar adalah pengabdian.

Di Universitas Kehidupan, belajar tidak mengenal ruang dan waktu,
beberapa situasi dapat saja kita petik pelajaran dan hikmahnya.
Dibawah ini adalah beberapa situasi yang memungkinkan kita bisa mengambil pelajaran yang saya rangkum dari berbagai sumber.



Saya belajar,
Bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain mencintai saya.
Saya hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang saya cintai...

Saya belajar,
Walaupun saya selalu memberikan kepedulian yang besar kepada setiap orang,
tapi tidak semua orang akan memberikan kepedulian yang sama kepada Saya.

Saya belajar,
Bahwa butuh waktu bertahun - tahun untuk membangun kepercayaan.
Dan beberapa detik saja untuk menghancurkannya

Saya belajar,
Bahwa bukan apa yang saya punya
tetapi Siapa yang saya punya adalah yang terpenting dalam kehidupan saya.

Saya belajar,
Bahwa orang yang saya kira jahat,
adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya serta begitu perhatian..

Saya belajar,
Bahwa seharusnya tidak selalu membandingkan diri saya
dengan yang yang terbaik dalam bidangnya.

Saya belajar,
Bahwa sahabat terbaik saya dapat melakukan banyak hal
dan kami selalu memiliki waktu yang terbaik.

Saya belajar,
Bahwa Saya dapat melakukan jauh lebih baik
setelah saya tidak bisa melakukannya.

Saya belajar,
Bahwa Saya mengendalikan sikap saya
atau sebaliknya ia yang mengendalikan saya.

Saya belajar,
Bahwa pahlawan adalah orang yang melakukan apa yang harus dilakukan
ketika hal itu dibutuhkan, apapun konsekuensinya

Saya belajar,
Bahwa uang adalah cara terburuk untuk mempertahankan sesuatu

Saya belajar,
Bahwa kedewasaan lebih banyak kaitannya dengan jenis pengalaman yang kita punya
dan apa yang sudah kita pelajari darinya
dan bukan dengan berapa kali kita merayakan ulang tahun.

Saya belajar,
Bahwa tak peduli seberapa baik seorang teman berlaku kepada kita,
dia akan sesekali menyaiti kita, dan kita harus memaafkannya.

Saya belajar,
Bahwa terkadang tidak cukup untuk dimaafkan oleh orang lain.
Terkadang kita harus belajar untuk memaafkan diri sendiri.

Saya belajar,
Bahwa walapun keadaan hati saya sangat parah,
dunia tidak akan berhenti karena kesedihan saya itu.

Saya belajar,
Bahwa latar belakang dan keadaan kita bisa jadi yang telah menjadikan kita siapa kita,
tetapi kitalah yang harus bertanggungjawab atas diri kita.

Saya belajar,
Bahwa hanya karena dua orang bertengkar, bukan berarti mereka tidak saling mencintai;
sebaliknya, hanya karena mereka tidak bertengkar bukan berarti mereka saling mencintai.

Saya belajar,
Bahwa Kita tidak harus berganti teman
jika kita paham bahwa teman akan selalu berubah.

Saya belajar,
Bahwa kita tidak seharusnya terlalu bernafsu menemukan suatu rahasia
karena ia dapat mengubah hidup kita selamanya.

Saya belajar,
Bahwa dua orang dapat melihat sesuatu dengan penglihatan yang sama persis;
demikian pula sebaliknya, dua orang mungkin melihat sesuatu dengan penglihatan yang benar-benar beda.

Saya belajar,
Bahwa sahabat sejati senantiasa bertumbuh walau dipisahkan jarak dan waktu.
Dan beberapa diantaranya melahirkan cinta sejati.

Saya belajar,
Bahwa saya dapat melakukan banyak hal secara instan (tanpa banyak pertimbangan)
tetapi itu akan mendatangkan kesedihan dalam kehidupan saya.

Saya belajar,
Bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian seperti yang saya inginkan,
bukan berarti dia tidak mencintai saya.

Saya belajar,
Bahwa sebaik baik pasangan mereka pasti pernah melukai perasaannya.
Dan untuk itu kita harus mema'afkan....

Saya belajar,
Bahwa saya harus mengampuni diri sendiri dan orang lain
kalau tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus menerus.

Saya belajar,
Bahwa saya tidak dapat merubah seorang yang saya sayangi,
melainkan bergantung pada diri mereka sendiri.
Dan saya hanya bisa merubah diri saya sendiri.

Saya belajar,
Bahwa kata - kata manis tanpa tindakan
adalah saat perpisahan dengan orang yang saya cintai....

Saya belajar,
Bahwa Saya membutuhkan waktu
untuk menjadi orang yang saya inginkan

Diambil dari  Deden Wahyudin dengan penyesuaian.

dengan cinta,

Sabtu, 16 April 2011

Ketika satu apoteker mulai bermimpi...



Saya rasa semua orang pernah bermimpi atau saat ini sedang bermimpi... Mimpi dapat kerja, mimpi punya asset 100 milyar, mimpi punya pacar artis, mimpi lulus ujian skripsi, mimpi belajar di Amerika,  mimpi menikah dengan pemain bola, dan banyak mimpi-mimpi yang lain.

Sepertinya tidak ada salahnya setiap orang punya mimpi, berarti sah-sah saja jika setiap orang punya mimpi. Dan sebagai tanggungjawabnya, semua sedang bekerja keras untuk mencapainya. Sehingga semua mimpi dapat menjadi nyata, tidak hanya angan-angan yang akan terbang dan kemudian hilang seperti debu....(menyedihan...*-*)



Begitu juga ketika saya masih anak-anak, saya sepertinya paling rajin bermimpi... ketika saya berumur 4 tahun saya pernah bermimpi menjadi salah satu tokoh yang sakti pada masa saya...sehingga saya pernah rela bangun pagi-pagi hanya untuk belajar taekwondo (meski akhirnya tidak pernah menjadi orang yang sakti he..he...). Saya pernah bermimpi menjadi pemain bulutangkis sampai saya merengek-rengek pada mama saya untuk mencarikan saya pelatih bulutangkis bahkan ketika saya masih sangat belia (terima kasih mama...cium tangan mama...muah..muah). Saya juga pernah bermimpi menjadi dokter, astronot dan menjadi polisi dan banyak mimpi besar lainnya.

Dan saya rasa semua anak-anak pasti memiliki mimpi-mimpi lain yang juga tak kalah besarnya. Ponakan saya yang masih 5 tahun bermimpi menjadi batman dan dokter (entah bagaimana nanti ia menggapainya...he..he..), anak-anak lain juga bermimpi menjadi pengusaha, tentara, hakim, ilmuan, guru, sementara Upin Ipin juga bermimpi menjadi pembuat roket dan astronot. Artinya, semua anak boleh bermimpi dan bercita-cita...



Tapi sampai sekarang, saya belum menemukan satu anakpun bercita-cita menjadi seorang apoteker... (Oooo...sedihnya saya..). Entah kenapa?? Mungkin profesi saya ini kurang populer atau kurang menarik ???  Mungkin juga karena keduanya (Who knows !). Akhirnya saat ini saya memutuskan untuk bermimpi dapat melihat anak-anak bermimpi atau bercita-cita menjadi seorang apoteker... (Ho..ho...semoga ini tidak hanya sebuah mimpi...). Meskipun saya dulu belum sempat bermimpi menjadi apoteker...^^


Sebelumnya saya berterima kasih pada buku ini, semoga benar...^^


Tentu bermimpi saja tidak akan cukup, tak benar jika hanya modal mimpi tanpa melakukan apa-apa. Meskipun dalam benak saya banyak hal yang ingin saya lakukan, kadang menjadi sangat sulit untuk melakukannya. Tentu saya butuh bantuan banyak pihak untuk dapat mewujudkan mimpi saya ini...
Semoga mimpi saya tidak hanya sekedar menjadi sebuah mimpi...^^

Yuk rame-rame, memasyarakatkan profesi apoteker dan meng-apoteker-kan masyarakat (ha..ha..hay)

Jumat, 15 April 2011

ketika saya kangen nulis...


Lama juga nggak ngeblog, rasanya kangen juga. Tapi kemudian bingung mau nulis apa ? ^^
Jadinya beberapa hari ini terbayang-bayang buat nulis tapi nggak sempet-sempet juga. Kemudian saya jadi sadar bahwa saya suka banget sama kegiatan yang berhubungan dengan tulis menulis ini. Bahkan dulu saya pernah bermimpi dapat menjadi seorang penulis yang dapat memberi manfaat buat orang lain. Dan sepertinya itu masih menjadi mimpi saya hingga sekarang.

Buat saya, menulis sama menyenangkannya dengan membaca. Keduanya memang saling berhubungan seperti sebuah sinergi yang berkelanjutan. Melakukan salah satunya saja membuat saya merasakan keberadaan diri saya sendiri (ha..hay... mungkin ini kata-kata saya harapkan dapat mengungkapkan betapa berharganya keduanya bagi saya).
Dan beberapa hari ini saya sempat sedikit berkhayal untuk dapat menjadi seorang penulis.
Jadi ketika saya lama tidak membaca atau menulis selalu ada perasaan merindukan kegiatan ini.



Iseng-iseng cari tahu kenapa sich di dunia ini ada yang namanya tulisan? Akhirnya saya temukan kisah tentang tulisan pertama di dunia (diambil dari sini)...

Begini ceritanya :

Bangsa Sumeria dikenal sebagai bangsa pertama yang melakukan kegiatan tulis menulis di dunia.

Sekitar 3000 tahun sebelum masehi, mereka terbukti telah membuat ukiran diatas tanah liat, yang dipercaya berisikan simbol simbol yang merepresentasikan angka angka.
Selanjutnya bangsa kedua yang juga turut mengembangkan kegiatan tulis menulis ini adalah bangsa Mesir Kuno yang membuat tulisan hieroglyph, atau tulisan paku, tepatnya sekitar 2100 sebelum masehi.

Bangsa Mesir Kuno ini pula yang akhirnya berhasil menemukan cikal bakal papyrus, bahan dasar kertas yang sekarang dipergunakan oleh seluruh penduduk dunia untuk kegiatan tulis menulis.

Sepertinya, saya harus  berterima kasih pada bangsa Sumeria yang mengenalkan saya pada kegiatan yang menyenangkan ini.


Tulisan ini saya buat sekaligus mengenang Bapak Rosihan Anwar yang kemarin telah berpulang. Mengetahui betapa luar biasanya sosok beliau dan saya rasa beliau akan setuju dengan pendapat saya... (Bahagialah di sana Pak !)

Salam hormat saya