Copyright © Arina for Life...
Design by Dzignine
Sabtu, 29 Januari 2011

Sahabat adalah....


Sahabat adalah pemenuhan kebutuhan jiwa.
Dialah ladang hati, yang ditaburi dengan kasih dan dituai dengan penuh rasa terima kasih.
Sahabat adalah naungan sejuk keteduhan hati dan Api unggun kehangatan jiwa, karena akan dihampiri kala hati gersang kelaparan dan dicari saat jiwa mendamba kedamaian 
Ketika ia menyampaikan pendapat, kalbu tak kuasa menghadang dengan bisikan kata “tidak”,dan tak pernah khawatir untuk menyembunyikan kata “ya” 
Bilamana dia terdiam tanpa kata hati senantiasa mencari rahasianya
Dalam persahabatan yang tanpa kata, segala fikiran, hasrat, dan keinginan terangkum bersama, menyimpan keutuhan dengan kegembiraan tiada terkirakan. 
Ketika tiba saat perpisahan janganlah ada duka, sebab yang paling kau kasihi dalam dirinya,mungkin akan nampak lebih cemerlang dari kejauhan.
Seperti gunung yang nampak lebih agung dari padang dan ngarai. 
Lenyapkan  maksud lain dari persahabatan  kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Karena cinta berpamrih yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya,
 bukanlah cinta, tetapi sebuah jaring yang ditebarkan ke udara 
hanya menangkap kekosongan semata 
Persembahkan yang terindah bagi persahabatan. Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah diamengenali pula musim pasangmu.Karena persahabatan kan kehilangan makna jika mencarinya sekadar bersama guna membunuh waktuCarilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu 
Sahabat kan  mengisi kekuranganmu bukan mengisi kekosonganmu.
Dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa kegirangan
Berbagi duka dan kesenangan  Karena dalam rintik lembut embun, hati manusia menghirup fajar yang terbangun dan kesegaran gairah  kehidupan (Kahlil Gibran). 

Minggu, 16 Januari 2011

Untukmu Sahabatku...


Sahabatku,
Tak terasa masa telah menggulung kita ke dalam zaman yang berbeda...
Kita bukan lagi berada dalam masa-masa penuh keriuhan mencari ilmu dan bercanda di sela praktikum (mbayangin masa praktikum yang melelahkan itu ternyata ngangenin bangetkan?)
Tidak lagi kerepotan mempersiapkan ujian dan tertawa bahagia setelah melewati waktu ujian yang melelahkan
Bukan juga melewati waktu dengan menonton Oprah Winfrey  atau menonton film kesayangan sebelum tidur siang bersama (ha..ha...benaran, pernah kangen banget bisa tidur siang bareng !)
Waktu itu telah kita lalui dan terkadang aku begitu merindukan  waktu-waktu itu...


Sahabatku,
Lewat banyak hal aku mengingatmu...
Bunyi lonceng angin di depan kamarku selalu membawaku kepadamu, dulu aku selalu berkhayal bahwa ketika lonceng angin itu berbunyi dengan nyaringnya...kau pasti sedang menggingatku, tetapi ternyata aku salah...ketika lonceng angin itu berbunyi nyaring, saat itu aku sedang mengingatmu...
Lewat sepotong chocolatos yang banyak menemani waktu-waktu stress kita (^-^) Coba kalo diingat berapa banyak chocolatos yang sudah kita makan (hwa..ha...betapa stressnya kita saat itu)
Lewat sepotong tiramisu aku akan mengingatmu...dan masih ingin makan tiramisu bersamamu...
Bahkan bau minyak kayu putih di tempat tidurpun selalu mengingatkan aku padamu... (belum lagi banyak ritual sebelum tidur dan sesudah bangun tidur yang pernah kita lakukan)
Sebenarnya masih banyak lagi yang tak akan habis kutuliskan...




Sahabatku,
Pernahkah kau berpikir mengapa Allah mempertemukan kita? Adakah semua kenangan indah yang kita alami terjadi begitu saja. Semalam di sepertiga malamku, ku curahkan segenap rinduku pada Sang Pemberi Cinta, karena aku tahu padaNya lah bermula rasa rinduku padamu. dan tak lupa sebait doa ku lantunkan di sepertiga malam ku itu, agar kau selalu dalam naunganNya.

Sahabatku, yang karena Allah aku merindukanmu.
Inilah sepucuk surat yang ku tulis untukmu, ku tulis dengan hati yang ikhlas, dengan jiwa yang basah. Semoga setelah engkau membacanya, semakin terjalinlah rasa persahabatan kita. Dan semakin semangat pula ikhtiar kita menuju jalanNya. Semoga Allah menghimpun kita di taman – taman surganya, seperti janji suci yang telah kita ikrarkan.

Sahabatku.. 
semakin lama waktu mencekikku semakin erat… banyaknya kegiatan dan semakin sedikit waktu tersisa… 
bahkan waktu untuk diriku sendiri… maafkan jika itu membuat kita semakin jauh...
Tapi sungguh aku tak pernah melupakanmu...


Di hari ini, aku masih ingat...
Bertambah lagi bilangan umurmu..
Ku hanya bisa berdoa,
agar kebahagiaan selalu ada untukmu...
Di mana pun kita,
persahabatanmu tak kan pernah hilang dari hatiku....

Selamat ulang tahun sahabatku
Semoga yang terbaik untukmu, di manapun engkau berpijak...



senyummu adalah senyum kita...
Kebersamaan yang kita lalui terasa hanya sekejap,
namun persahabatan ini berarti selamanya.....

yang selalu menyayangimu...




Senin, 10 Januari 2011

Kisah Pria dan Wanita


Ada sebuah kisah tentang penciptaan pria dan wanita. Pada saat Sang Pencipta
telah selesai menciptakan pria. Ia baru menyadari bahwa Ia juga harus
menciptakan wanita.
Padahal semua bahan untuk menciptakan manusia sudah habis dipakai untuk menciptakan pria. Kemudian Sang Pencipta merenung sejenak, dan kemudian Ia mengambil lingkaran bulan purnama, kelenturan ranting pohon anggur, goyang rumput yang tertiup angin, mekarnya bunga, kelangsingan dari buluh galah, sinar dari matahari, tetes embun dan tiupan angin.
Ia juga mengambil rasa takut dari kelinci dan rasa sombong dari merak, kelembutan dari dada burung dan kekerasan dari intan, rasa manis dari madu dan kekejaman dari harimau, panas dari api dan dingin dari salju, keaktifan bicara dari burung kutilang dan nyanyian dari burung bul-bul, kepalsuan dari burung bangau dan kesetiaan dari induk singa.
Dengan mencampurkannya bahan semua itu, maka Sang Pencipta membentuk wanita dan memberikannya kepada pria. Pria itu merasa senang sekali karena hidupnya tidak merana dan kesepian seorang diri.
Setelah satu minggu, pria itu datang kepada Tuhan, katanya: ‘Tuhan, ciptaan-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku membuat hidupku tidak bahagia. Ia bicara tiada henti sehingga aku tidak dapat beristirahat. Ia minta selalu untuk diperhatikan. Ia mudah menangis karena hal-hal sepele. Aku datang untuk mengembalikan wanita itu kepada-Mu, karena aku tidak bisa hidup dengannya’.
‘Baiklah’, kata Sang Pencipta. Dan Ia mengambilnya kembali. Beberapa minggu kemudian, pria itu datang lagi kepada Tuhan, dan berkata, ‘Tuhan, sejak aku memberikan kembali wanita ciptaan-Mu, kini aku merana kesepian.


Tiada lagi yang memperhatikanku, tiada lagi yang menyayangiku. Aku selalu memikirkan dia, ke mana pun aku pergi, aku selalu ingat dia. Makan tidak enak, tidur tidak nyenyak. Aku rindu kepadanya. Di kala aku sendirian, kubayangkan wajahnya yang cantik, kubayangkan bagaimana ia menari dan menyanyi. Bagaimana ia melirik aku. Bagaimana ia bercakap-cakap dan manja kepadaku. Ia sangat cantik untuk dipandang, dan sedemikian lembut untuk disentuh. Aku suka akan senyumannya.
Tuhan, kembalikan lagi wanita itu kepadaku!’.
Sang Pencipta berkata, ‘Baiklah’. Ia memberikan wanita itu kembali kepadanya. Tetapi, tiga hari kemudian pria itu datang lagi kepada Tuhan dan berkata, ‘Tuhan, aku tidak mengerti. Mengapa dia memberikan lebih banyak lagi kesusahan dari pada kegembiraan. Dia semakin menyebalkan. Aku tidak tahan lagi dengan sikap dan tingkah lakunya. Aku berdoa kepada-Mu. Ambillah kembali wanita itu. Aku tidak dapat lagi hidup dengannya’.
Sang Pencipta balik bertanya, ‘Kamu tidak dapat hidup lagi dengannya?’.
Pria itu tertunduk malu, ia merasa putus asa. Dalam hatinya ia berkata, ‘Apa yang harus aku perbuat? Aku tidak dapat hidup dengannya, tetapi aku juga tidak dapat hidup tanpa dia. Tuhan, ajarilah aku untuk mengerti apa arti hidup ini?’.
‘Belajarlah untuk memahami perbedaan dan belajarlah untuk berani menerima perbedaan dalam hidupmu! Pahamilah dan usahakanlah apa yang menjadi kebutuhan mendasar dari pasangan hidupmu!’, jawab Tuhan.

Dan inilah enam kebutuhan mendasar pria dan wanita:
1. Wanita membutuhkan perhatian, dan pria membutuhkan kepercayaan.
2. Wanita membutuhkan pengertian, dan pria membutuhkan penerimaan.
3. Wanita membutuhkan rasa hormat, dan pria membutuhkan penghargaan.
4. Wanita membutuhkan kesetiaan, dan pria membutuhkan kekaguman.
5. Wanita membutuhkan penegasan, dan pria membutuhkan persetujuan.
6. Wanita membutuhkan jaminan, dan pria membutuhkan dorongan


Sahabat adalah....


Sahabat adalah pemenuhan kebutuhan jiwa.
Dialah ladang hati, yang ditaburi dengan kasih dan dituai dengan penuh rasa terima kasih.
Sahabat adalah naungan sejuk keteduhan hati dan Api unggun kehangatan jiwa, karena akan dihampiri kala hati gersang kelaparan dan dicari saat jiwa mendamba kedamaian 
Ketika ia menyampaikan pendapat, kalbu tak kuasa menghadang dengan bisikan kata “tidak”,dan tak pernah khawatir untuk menyembunyikan kata “ya” 
Bilamana dia terdiam tanpa kata hati senantiasa mencari rahasianya
Dalam persahabatan yang tanpa kata, segala fikiran, hasrat, dan keinginan terangkum bersama, menyimpan keutuhan dengan kegembiraan tiada terkirakan. 
Ketika tiba saat perpisahan janganlah ada duka, sebab yang paling kau kasihi dalam dirinya,mungkin akan nampak lebih cemerlang dari kejauhan.
Seperti gunung yang nampak lebih agung dari padang dan ngarai. 
Lenyapkan  maksud lain dari persahabatan  kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Karena cinta berpamrih yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya,
 bukanlah cinta, tetapi sebuah jaring yang ditebarkan ke udara 
hanya menangkap kekosongan semata 
Persembahkan yang terindah bagi persahabatan. Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah diamengenali pula musim pasangmu.Karena persahabatan kan kehilangan makna jika mencarinya sekadar bersama guna membunuh waktuCarilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu 
Sahabat kan  mengisi kekuranganmu bukan mengisi kekosonganmu.
Dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa kegirangan
Berbagi duka dan kesenangan  Karena dalam rintik lembut embun, hati manusia menghirup fajar yang terbangun dan kesegaran gairah  kehidupan (Kahlil Gibran). 

Untukmu Sahabatku...


Sahabatku,
Tak terasa masa telah menggulung kita ke dalam zaman yang berbeda...
Kita bukan lagi berada dalam masa-masa penuh keriuhan mencari ilmu dan bercanda di sela praktikum (mbayangin masa praktikum yang melelahkan itu ternyata ngangenin bangetkan?)
Tidak lagi kerepotan mempersiapkan ujian dan tertawa bahagia setelah melewati waktu ujian yang melelahkan
Bukan juga melewati waktu dengan menonton Oprah Winfrey  atau menonton film kesayangan sebelum tidur siang bersama (ha..ha...benaran, pernah kangen banget bisa tidur siang bareng !)
Waktu itu telah kita lalui dan terkadang aku begitu merindukan  waktu-waktu itu...


Sahabatku,
Lewat banyak hal aku mengingatmu...
Bunyi lonceng angin di depan kamarku selalu membawaku kepadamu, dulu aku selalu berkhayal bahwa ketika lonceng angin itu berbunyi dengan nyaringnya...kau pasti sedang menggingatku, tetapi ternyata aku salah...ketika lonceng angin itu berbunyi nyaring, saat itu aku sedang mengingatmu...
Lewat sepotong chocolatos yang banyak menemani waktu-waktu stress kita (^-^) Coba kalo diingat berapa banyak chocolatos yang sudah kita makan (hwa..ha...betapa stressnya kita saat itu)
Lewat sepotong tiramisu aku akan mengingatmu...dan masih ingin makan tiramisu bersamamu...
Bahkan bau minyak kayu putih di tempat tidurpun selalu mengingatkan aku padamu... (belum lagi banyak ritual sebelum tidur dan sesudah bangun tidur yang pernah kita lakukan)
Sebenarnya masih banyak lagi yang tak akan habis kutuliskan...




Sahabatku,
Pernahkah kau berpikir mengapa Allah mempertemukan kita? Adakah semua kenangan indah yang kita alami terjadi begitu saja. Semalam di sepertiga malamku, ku curahkan segenap rinduku pada Sang Pemberi Cinta, karena aku tahu padaNya lah bermula rasa rinduku padamu. dan tak lupa sebait doa ku lantunkan di sepertiga malam ku itu, agar kau selalu dalam naunganNya.

Sahabatku, yang karena Allah aku merindukanmu.
Inilah sepucuk surat yang ku tulis untukmu, ku tulis dengan hati yang ikhlas, dengan jiwa yang basah. Semoga setelah engkau membacanya, semakin terjalinlah rasa persahabatan kita. Dan semakin semangat pula ikhtiar kita menuju jalanNya. Semoga Allah menghimpun kita di taman – taman surganya, seperti janji suci yang telah kita ikrarkan.

Sahabatku.. 
semakin lama waktu mencekikku semakin erat… banyaknya kegiatan dan semakin sedikit waktu tersisa… 
bahkan waktu untuk diriku sendiri… maafkan jika itu membuat kita semakin jauh...
Tapi sungguh aku tak pernah melupakanmu...


Di hari ini, aku masih ingat...
Bertambah lagi bilangan umurmu..
Ku hanya bisa berdoa,
agar kebahagiaan selalu ada untukmu...
Di mana pun kita,
persahabatanmu tak kan pernah hilang dari hatiku....

Selamat ulang tahun sahabatku
Semoga yang terbaik untukmu, di manapun engkau berpijak...



senyummu adalah senyum kita...
Kebersamaan yang kita lalui terasa hanya sekejap,
namun persahabatan ini berarti selamanya.....

yang selalu menyayangimu...




Kisah Pria dan Wanita


Ada sebuah kisah tentang penciptaan pria dan wanita. Pada saat Sang Pencipta
telah selesai menciptakan pria. Ia baru menyadari bahwa Ia juga harus
menciptakan wanita.
Padahal semua bahan untuk menciptakan manusia sudah habis dipakai untuk menciptakan pria. Kemudian Sang Pencipta merenung sejenak, dan kemudian Ia mengambil lingkaran bulan purnama, kelenturan ranting pohon anggur, goyang rumput yang tertiup angin, mekarnya bunga, kelangsingan dari buluh galah, sinar dari matahari, tetes embun dan tiupan angin.
Ia juga mengambil rasa takut dari kelinci dan rasa sombong dari merak, kelembutan dari dada burung dan kekerasan dari intan, rasa manis dari madu dan kekejaman dari harimau, panas dari api dan dingin dari salju, keaktifan bicara dari burung kutilang dan nyanyian dari burung bul-bul, kepalsuan dari burung bangau dan kesetiaan dari induk singa.
Dengan mencampurkannya bahan semua itu, maka Sang Pencipta membentuk wanita dan memberikannya kepada pria. Pria itu merasa senang sekali karena hidupnya tidak merana dan kesepian seorang diri.
Setelah satu minggu, pria itu datang kepada Tuhan, katanya: ‘Tuhan, ciptaan-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku membuat hidupku tidak bahagia. Ia bicara tiada henti sehingga aku tidak dapat beristirahat. Ia minta selalu untuk diperhatikan. Ia mudah menangis karena hal-hal sepele. Aku datang untuk mengembalikan wanita itu kepada-Mu, karena aku tidak bisa hidup dengannya’.
‘Baiklah’, kata Sang Pencipta. Dan Ia mengambilnya kembali. Beberapa minggu kemudian, pria itu datang lagi kepada Tuhan, dan berkata, ‘Tuhan, sejak aku memberikan kembali wanita ciptaan-Mu, kini aku merana kesepian.


Tiada lagi yang memperhatikanku, tiada lagi yang menyayangiku. Aku selalu memikirkan dia, ke mana pun aku pergi, aku selalu ingat dia. Makan tidak enak, tidur tidak nyenyak. Aku rindu kepadanya. Di kala aku sendirian, kubayangkan wajahnya yang cantik, kubayangkan bagaimana ia menari dan menyanyi. Bagaimana ia melirik aku. Bagaimana ia bercakap-cakap dan manja kepadaku. Ia sangat cantik untuk dipandang, dan sedemikian lembut untuk disentuh. Aku suka akan senyumannya.
Tuhan, kembalikan lagi wanita itu kepadaku!’.
Sang Pencipta berkata, ‘Baiklah’. Ia memberikan wanita itu kembali kepadanya. Tetapi, tiga hari kemudian pria itu datang lagi kepada Tuhan dan berkata, ‘Tuhan, aku tidak mengerti. Mengapa dia memberikan lebih banyak lagi kesusahan dari pada kegembiraan. Dia semakin menyebalkan. Aku tidak tahan lagi dengan sikap dan tingkah lakunya. Aku berdoa kepada-Mu. Ambillah kembali wanita itu. Aku tidak dapat lagi hidup dengannya’.
Sang Pencipta balik bertanya, ‘Kamu tidak dapat hidup lagi dengannya?’.
Pria itu tertunduk malu, ia merasa putus asa. Dalam hatinya ia berkata, ‘Apa yang harus aku perbuat? Aku tidak dapat hidup dengannya, tetapi aku juga tidak dapat hidup tanpa dia. Tuhan, ajarilah aku untuk mengerti apa arti hidup ini?’.
‘Belajarlah untuk memahami perbedaan dan belajarlah untuk berani menerima perbedaan dalam hidupmu! Pahamilah dan usahakanlah apa yang menjadi kebutuhan mendasar dari pasangan hidupmu!’, jawab Tuhan.

Dan inilah enam kebutuhan mendasar pria dan wanita:
1. Wanita membutuhkan perhatian, dan pria membutuhkan kepercayaan.
2. Wanita membutuhkan pengertian, dan pria membutuhkan penerimaan.
3. Wanita membutuhkan rasa hormat, dan pria membutuhkan penghargaan.
4. Wanita membutuhkan kesetiaan, dan pria membutuhkan kekaguman.
5. Wanita membutuhkan penegasan, dan pria membutuhkan persetujuan.
6. Wanita membutuhkan jaminan, dan pria membutuhkan dorongan


Sabtu, 29 Januari 2011

Sahabat adalah....


Sahabat adalah pemenuhan kebutuhan jiwa.
Dialah ladang hati, yang ditaburi dengan kasih dan dituai dengan penuh rasa terima kasih.
Sahabat adalah naungan sejuk keteduhan hati dan Api unggun kehangatan jiwa, karena akan dihampiri kala hati gersang kelaparan dan dicari saat jiwa mendamba kedamaian 
Ketika ia menyampaikan pendapat, kalbu tak kuasa menghadang dengan bisikan kata “tidak”,dan tak pernah khawatir untuk menyembunyikan kata “ya” 
Bilamana dia terdiam tanpa kata hati senantiasa mencari rahasianya
Dalam persahabatan yang tanpa kata, segala fikiran, hasrat, dan keinginan terangkum bersama, menyimpan keutuhan dengan kegembiraan tiada terkirakan. 
Ketika tiba saat perpisahan janganlah ada duka, sebab yang paling kau kasihi dalam dirinya,mungkin akan nampak lebih cemerlang dari kejauhan.
Seperti gunung yang nampak lebih agung dari padang dan ngarai. 
Lenyapkan  maksud lain dari persahabatan  kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Karena cinta berpamrih yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya,
 bukanlah cinta, tetapi sebuah jaring yang ditebarkan ke udara 
hanya menangkap kekosongan semata 
Persembahkan yang terindah bagi persahabatan. Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah diamengenali pula musim pasangmu.Karena persahabatan kan kehilangan makna jika mencarinya sekadar bersama guna membunuh waktuCarilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu 
Sahabat kan  mengisi kekuranganmu bukan mengisi kekosonganmu.
Dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa kegirangan
Berbagi duka dan kesenangan  Karena dalam rintik lembut embun, hati manusia menghirup fajar yang terbangun dan kesegaran gairah  kehidupan (Kahlil Gibran). 

Minggu, 16 Januari 2011

Untukmu Sahabatku...


Sahabatku,
Tak terasa masa telah menggulung kita ke dalam zaman yang berbeda...
Kita bukan lagi berada dalam masa-masa penuh keriuhan mencari ilmu dan bercanda di sela praktikum (mbayangin masa praktikum yang melelahkan itu ternyata ngangenin bangetkan?)
Tidak lagi kerepotan mempersiapkan ujian dan tertawa bahagia setelah melewati waktu ujian yang melelahkan
Bukan juga melewati waktu dengan menonton Oprah Winfrey  atau menonton film kesayangan sebelum tidur siang bersama (ha..ha...benaran, pernah kangen banget bisa tidur siang bareng !)
Waktu itu telah kita lalui dan terkadang aku begitu merindukan  waktu-waktu itu...


Sahabatku,
Lewat banyak hal aku mengingatmu...
Bunyi lonceng angin di depan kamarku selalu membawaku kepadamu, dulu aku selalu berkhayal bahwa ketika lonceng angin itu berbunyi dengan nyaringnya...kau pasti sedang menggingatku, tetapi ternyata aku salah...ketika lonceng angin itu berbunyi nyaring, saat itu aku sedang mengingatmu...
Lewat sepotong chocolatos yang banyak menemani waktu-waktu stress kita (^-^) Coba kalo diingat berapa banyak chocolatos yang sudah kita makan (hwa..ha...betapa stressnya kita saat itu)
Lewat sepotong tiramisu aku akan mengingatmu...dan masih ingin makan tiramisu bersamamu...
Bahkan bau minyak kayu putih di tempat tidurpun selalu mengingatkan aku padamu... (belum lagi banyak ritual sebelum tidur dan sesudah bangun tidur yang pernah kita lakukan)
Sebenarnya masih banyak lagi yang tak akan habis kutuliskan...




Sahabatku,
Pernahkah kau berpikir mengapa Allah mempertemukan kita? Adakah semua kenangan indah yang kita alami terjadi begitu saja. Semalam di sepertiga malamku, ku curahkan segenap rinduku pada Sang Pemberi Cinta, karena aku tahu padaNya lah bermula rasa rinduku padamu. dan tak lupa sebait doa ku lantunkan di sepertiga malam ku itu, agar kau selalu dalam naunganNya.

Sahabatku, yang karena Allah aku merindukanmu.
Inilah sepucuk surat yang ku tulis untukmu, ku tulis dengan hati yang ikhlas, dengan jiwa yang basah. Semoga setelah engkau membacanya, semakin terjalinlah rasa persahabatan kita. Dan semakin semangat pula ikhtiar kita menuju jalanNya. Semoga Allah menghimpun kita di taman – taman surganya, seperti janji suci yang telah kita ikrarkan.

Sahabatku.. 
semakin lama waktu mencekikku semakin erat… banyaknya kegiatan dan semakin sedikit waktu tersisa… 
bahkan waktu untuk diriku sendiri… maafkan jika itu membuat kita semakin jauh...
Tapi sungguh aku tak pernah melupakanmu...


Di hari ini, aku masih ingat...
Bertambah lagi bilangan umurmu..
Ku hanya bisa berdoa,
agar kebahagiaan selalu ada untukmu...
Di mana pun kita,
persahabatanmu tak kan pernah hilang dari hatiku....

Selamat ulang tahun sahabatku
Semoga yang terbaik untukmu, di manapun engkau berpijak...



senyummu adalah senyum kita...
Kebersamaan yang kita lalui terasa hanya sekejap,
namun persahabatan ini berarti selamanya.....

yang selalu menyayangimu...




Senin, 10 Januari 2011

Kisah Pria dan Wanita


Ada sebuah kisah tentang penciptaan pria dan wanita. Pada saat Sang Pencipta
telah selesai menciptakan pria. Ia baru menyadari bahwa Ia juga harus
menciptakan wanita.
Padahal semua bahan untuk menciptakan manusia sudah habis dipakai untuk menciptakan pria. Kemudian Sang Pencipta merenung sejenak, dan kemudian Ia mengambil lingkaran bulan purnama, kelenturan ranting pohon anggur, goyang rumput yang tertiup angin, mekarnya bunga, kelangsingan dari buluh galah, sinar dari matahari, tetes embun dan tiupan angin.
Ia juga mengambil rasa takut dari kelinci dan rasa sombong dari merak, kelembutan dari dada burung dan kekerasan dari intan, rasa manis dari madu dan kekejaman dari harimau, panas dari api dan dingin dari salju, keaktifan bicara dari burung kutilang dan nyanyian dari burung bul-bul, kepalsuan dari burung bangau dan kesetiaan dari induk singa.
Dengan mencampurkannya bahan semua itu, maka Sang Pencipta membentuk wanita dan memberikannya kepada pria. Pria itu merasa senang sekali karena hidupnya tidak merana dan kesepian seorang diri.
Setelah satu minggu, pria itu datang kepada Tuhan, katanya: ‘Tuhan, ciptaan-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku membuat hidupku tidak bahagia. Ia bicara tiada henti sehingga aku tidak dapat beristirahat. Ia minta selalu untuk diperhatikan. Ia mudah menangis karena hal-hal sepele. Aku datang untuk mengembalikan wanita itu kepada-Mu, karena aku tidak bisa hidup dengannya’.
‘Baiklah’, kata Sang Pencipta. Dan Ia mengambilnya kembali. Beberapa minggu kemudian, pria itu datang lagi kepada Tuhan, dan berkata, ‘Tuhan, sejak aku memberikan kembali wanita ciptaan-Mu, kini aku merana kesepian.


Tiada lagi yang memperhatikanku, tiada lagi yang menyayangiku. Aku selalu memikirkan dia, ke mana pun aku pergi, aku selalu ingat dia. Makan tidak enak, tidur tidak nyenyak. Aku rindu kepadanya. Di kala aku sendirian, kubayangkan wajahnya yang cantik, kubayangkan bagaimana ia menari dan menyanyi. Bagaimana ia melirik aku. Bagaimana ia bercakap-cakap dan manja kepadaku. Ia sangat cantik untuk dipandang, dan sedemikian lembut untuk disentuh. Aku suka akan senyumannya.
Tuhan, kembalikan lagi wanita itu kepadaku!’.
Sang Pencipta berkata, ‘Baiklah’. Ia memberikan wanita itu kembali kepadanya. Tetapi, tiga hari kemudian pria itu datang lagi kepada Tuhan dan berkata, ‘Tuhan, aku tidak mengerti. Mengapa dia memberikan lebih banyak lagi kesusahan dari pada kegembiraan. Dia semakin menyebalkan. Aku tidak tahan lagi dengan sikap dan tingkah lakunya. Aku berdoa kepada-Mu. Ambillah kembali wanita itu. Aku tidak dapat lagi hidup dengannya’.
Sang Pencipta balik bertanya, ‘Kamu tidak dapat hidup lagi dengannya?’.
Pria itu tertunduk malu, ia merasa putus asa. Dalam hatinya ia berkata, ‘Apa yang harus aku perbuat? Aku tidak dapat hidup dengannya, tetapi aku juga tidak dapat hidup tanpa dia. Tuhan, ajarilah aku untuk mengerti apa arti hidup ini?’.
‘Belajarlah untuk memahami perbedaan dan belajarlah untuk berani menerima perbedaan dalam hidupmu! Pahamilah dan usahakanlah apa yang menjadi kebutuhan mendasar dari pasangan hidupmu!’, jawab Tuhan.

Dan inilah enam kebutuhan mendasar pria dan wanita:
1. Wanita membutuhkan perhatian, dan pria membutuhkan kepercayaan.
2. Wanita membutuhkan pengertian, dan pria membutuhkan penerimaan.
3. Wanita membutuhkan rasa hormat, dan pria membutuhkan penghargaan.
4. Wanita membutuhkan kesetiaan, dan pria membutuhkan kekaguman.
5. Wanita membutuhkan penegasan, dan pria membutuhkan persetujuan.
6. Wanita membutuhkan jaminan, dan pria membutuhkan dorongan