Copyright © Arina for Life...
Design by Dzignine
Jumat, 15 Februari 2013

Dear Diva - Pemilik Senyum Itu


Dear Diva, 

Waktu seakan berlari... nyatanya memang bunda yang melahirkanmu, tapi kau yang telah lahirkan kehidupan bagi bunda. Kau ciptakan atmosfer penuh cinta. Kehadiranmu bagai tambahan oxygen bagi bunda. Senyum dan langkahmu adalah penyemangat langkah bunda. 

Akh, meski kehidupan tak lagi semudah masa muda. Bukan berarti menjadi tua menyebalkan dan kenyataannya menjadi orang tuamu adalah yang terindah. 

Dear Diva,

Bunda adalah pengagum mentari pagi, bagi bunda mentari pagi adalah pesona. Tapi izinkan bunda mengagumi senyumanmu, karena senyummu adalah energi. Izinkan bunda, melihat pipimu yang merona saat tertawa. Biarkan bunda terkagum oleh lesung pipimu, terkesima pada renyah suara tawamu. 

Kepada pemilik senyum termanis dan tawa tercantik. Terus, dan teruslah warnai dunia ini dengan senyum dan tawa indahmu. Bunda love you... 

Senin, 04 Februari 2013

Travelers Tales - Smile in Singapore !

hello Singapura !
Dear you (you@justyou.com)

Hello Singapore...

Melanjutkan perjalanan, setelah keliling Malaysia. Hari ini jadwal kami pergi ke Singapore. Dari hotel, kami berangkat pagi sekali. Bukan hanya menghindari kemacetan di senin pagi kami juga ingin memiliki waktu yang panjang di Singapore.

Setelah urusan dengan imigrasi selesai kami mulai meluncur ke pusat perbelanjaan Mustafa Center. Sebelum masuk ke dalam kami justru membeli oleh-oleh di depan Mustafa Center (tips bagi yang mau cari barang murah meriah). Lagi-lagi, karena saat travelers dhuafa, saat hanya menghabiskan sedikit dollar saya di sana. Dan selebihnya, saya hanya berjalan-jalan dan berfoto di sekitar Mustafa Center dan masuk sebentar di pusat perbelanjaan wajib bagi turis ini.

mustafa centre (seperti tertulis)

Setelah lelah belanja, kami langsung di ajak makan siang nasi lemak di salah satu restoran sederhana di negara mungil ini. Kenyang dengan nasi lemak yang memenuhi perut kami bergegas menuju Masjid Sultan. Masjid yang pertama di bangun di Singapura dan katanya dibangun oleh orang Jawa yang berdagang di sini. Menariknya, di sekitar kawasan Masjid Sultan ini berderet toko, restoran dan tempat-tempat asyik buat nongkrong dan juga asyik buat foto (hay...hay... ^^)

Masjid Sultan dan sekitarnya

Tanda-tanda seru di Masjid Sultan

Selesai sholat dan istirahat kami memulai perjalanan ke Merlion Park. Singkatnya 2 jam lamanya kami habiskan dengan keliling dengan kano dan berfoto dengan patung lambang dari Negara Singapura itu, rasanya PUAS !

pose dulu ah.... ^^

Hari yang menyenangkan, Alhamdulillah saya merasakan sejuta senyuman indah di hari yang indah ini bersama teman-teman yang menyenangkan. Akh, tapi saya selalu berfikir andai kamu berada juga bersama kami.

Hugs,
the happy traveler

Minggu, 03 Februari 2013

Travelers Tale - Genting Highland


Dear you (you@justyou.com)

Hai, it's me again
Masih di Malaysia . . .

Lanjut postingan, setelah makan siang di R & R (not special taste) kami berangkat ke Genting Highland. Awalnya ketika pertama kali saya dengar tempat ini saya jadi ingat 2 hal. Genting rumah dan Genteng (nama daerah di Banyuwangi). Ha..ha.. saya selalu merasa Indonesia dan Malaysia punya rasa yang sama.

Genting Highland mirip Dufan Ancol, dengan tempat berjudi, tempat belanja bertaraf internasional, hotel berbintang dan letaknya di puncak gunung. Tempat ini punya 2 area, area outdoor dan indoor. Kalau area outdoor suhunya bisa dingin banget sekitar -10 derajat celcius. Apalagi saat kami tiba disana, gerimis sedang turun dengan mesranya.

Hari minggu yang dingin, kami mengantre gondola atau cable car bersama ratusan orang lainnya. Ya, bisa dibayangkan, antriannya panjaaaaaang sekali. Dan setelah kira-kira 30 menit mengantre akhirnya kami bisa naik cable car yang jarak tempuhnya 4 km dan waktu tempuh kira-kira 20 menit dan melewati 22 gate yang terpasang entah bagaimana caranya. Alhamdulillah, pemandangan dari atas cable car bagus banget, cuma buat yang takut ketinggian, mungkin agak mengerikan (tidak direkomendasikan).

Cable Car ... seru !!!

Turun dari cable car, pengunjung bisa belanja, makan, berjudi (sangat tidak dianjurkan), menginap atau sekedar jalan-jalan. Tempatnya luas sekali bahkan cocok buat anak-anak. Oya, saya sempat diajak mengintip casino sejenak (kapan lagi bisa melihat casino secara langsung), kabarnya hanya orang asing yang boleh masuk tempat ini dengan cara menunjukkan paspor sementara orang asli malaysia hanya hanya yang berdarah India dan Cina yang boleh masuk sedangkan warga malaysia berwajah melayu dilarang masuk, dan tentu saja harus berpakaian super rapi. Walhasil ketika kami masuk, pelayan yang disana pada ngelihatin aneh, pasalnya yang masuk perempuan-perempuan berjilbab (dipikirnya pada kesasar kali ya). Tapi penjaganya maklum setelah di bilang kalau kami wisatawan. Ya, ternyata casino yang saya lihat ini tidak berbeda dengan yang di film-film yang sering saya tonton (oya, di dalam casino dilarang membawa kamera, jadi saya tidak dapat membagi gambarnya).

Ramainya ngantri, hotel dan suasana in door genting highland

Puas jalan-jalan, kami akhirnya harus kembali ke posisi semula (tempat awal kami datang) dan harus naik cable car lagi. Whaaaatttt ? saya tidak takut ketinggian dan menikmati perjalanannya. Tapi kalau harus mengantri sepanjang itu, lagi. Hemmmm....... sangat tidak menyenangkan. Tapi, apalah daya....yuk ngantri lagi

Akhirnya... kami kembali ke bus yang membawa kami kembali ke hotel....

See you... wish you be here...

the tired traveler

 

Travelers Tales - Shining Sunday in Malaysia

Dear you (you@justyou.com)

Good Morning, rise and shine !
Hari pertama saya di Malaysia. Bangun pagi, mandi air hangat dan bersiap menikmati minggu yang indah. I Love Sunday !


foto koleksi pribadi

Setelah sarapan pagi di restoran sebelah hotel kami bersiap untuk city tour. Dengan badan segar, perut kenyang dan semangat baru kami berangkat. Rasanya memang tidak seperti keliling kota sambil naik becak (teringat lagu anak-anak-Becak karya Ibu Sud) tapi saya masih bisa mengangkat kaki sambil melihat ke kanan dan ke kiri (hay..hay...rasanya memang hampir tidak mungkin keliling Malaysia naik becak).

Oke, masih keliling kota Kuala Lumpur (naik bus bukan becak) di minggu pagi saya mulai memandang takjub kota yang bersih dan tertib ini. Sementara kak Fatimah- guide kami masih dengan bersemangat menjelaskan tanpa henti.

Mejeng dengan batik di Malaysia ^^

Bas Persiaran (begitu tertulis di badan bus yang kami tumpangi) kami akhirnya berhenti di menara kembar Petronas. Lagi-lagi untuk sesi pemotretan (bukankah tidak afdol jika ke Malaysia tanpa berfoto di depan Petronas ^^ ?)

16 wajah Malaysia

Perjalanan lanjut ke Istana Negara, panas dan ramai. Ternyata Malaysia juga punya istana negara yang megah, mewah namun ramah. Karena istana ini memang untuk destinasi wisata maka penjaga-penjaga istananya termasuk yang berkuda pun terlihat ramah meskipun tetap selalu waspada. Dan karena itu wisatawan rame-rame berfoto di sana dan berpose di samping para penjaganya. Oke, termasuk saya #ngaku ^^

foto kolesi pribadi

Perjalanan lanjut ke Batu Caves (terjemahan bebasnya, gua batu tapi yang ini batu kapur, 8 km dari KL merupakan tempat ibadah umat hindu di Malaysia). Tapi sayangnya karena hari ini adalah hari terakhir festival thaipusam, lalu lintasnya padat merayap dan bus kami tidak mendapatkan parkir.

Festival Thaipusam sendiri adalah perayan besar-besaran umat hindu di Malaysia (Kuala lumpur tepatnya) mulai tanggal 27 Januari (puncak acaranya) sampai 3 Februari, berbeda dengan Indonesia, umat Hindu di sana sebagian besar bersuku bangsa India dan beberapa Cina dan Melayu. Tujuan festival ini untuk menghormati Dewa Murugan guna menebus dosa, membayar nazar ataupun memohon ampun. Uniknya, perayaan ini agak berbau kekerasan (karena biasanya para pesertanya akan menusuk badannya dengan berbagai macam logam-kail dan jarum)#ngeri.

Ramainya festival, kemacetan, dan Batu Caves dari dalam Bus 

Kembali ke perjalanan padat merayap, mengingat beberapa di antara kami ada ibu hamil dan membawa anak-anak akhirnya kami memutuskan untuk tidak bergabung dengan ratusan orang yang memadati tempat itu (Batu Caves bukan PI Mall ya ^^)

Keluar dari kemacetan kami masih bersuka cita meski tidak melihat Thaipusam (semoga suatu hari nanti saya bisa kembali melihat festival itu dari dekat) karena kami masih sempat mampir beli sauvenir dan belanja-belanja dan saya yang tergolong travelers dhuafa hanya membeli seperlunya karena ringgit saya terbatas.

Nah, akhirnya menuju R & R untuk makan siang... Mulai mendung, tapi wajah kami masih seceria mentari pagi ^^

Travel teaches how to see - anonymous

See you, 
the excited traveler

Travelers Tales - Touchdown (Malaysia) !

pemandangan dari tempat duduk saya

Dear you (you@justyou.com)

Hello Malaysia ...

Setelah penantian panjang di bandara Juanda dan penerbangan yang istimewa (dari jendela pesawat saya bisa melihat birunya langit sampai kerlap-kerlip keemasan lampu di malam hari plus bonus matahari terbenam) akhirnya kami tiba di Kuala Lumpur Malaysia.

Setelah pesawat kami mendarat (masih di dalam pesawat) teman di sebelah saya berkata "Akhirnya kita sampai ke luar negeri !" saya tersenyum sambil menjawab "Iya ! Akhirnya". He...he...kampungan ya ?

Masih di Bandara, setelah membeli kartu dari salah satu layanan komunikasi setempat. Kami makan di Marrybrown (fast food dengan rasa lokal). Nasi lemak dan ayam plus kacang dan ikan kecil-kecil - rasanya khas. Mulut saya mulai saya ajari beradaptasi, lumayan enak.

makanan pertama saya di Malaysia

Sampai di Malaysia malam sudah beranjak naik, begitu sampai bus kami semua segera mencari posisi untuk tidur. Ah...gak seru banget ya, baru nyampe malah pindah tidur. Tapi nyatanya, sepanjang jalan saya tidak bisa memejamkan mata saya. Saya seperti tersihir, saya enggak nyangka kalau akhirnya bisa menginjakkan kaki  di luar negeri (akh, lagi-lagi kelihatan kampungannya ^^).

Kunjungan pertama kami adalah Putra Jaya, seorang guide ceria menyapa kami dengan semangat. Guide paruh baya yang akhirnya kami panggil Kak Fatimah.

Buat saya, Putra Jaya seperti kumpulan gedung cantik yang di buat dengan seni tinggi. Bahkan saat malam, lampu-lampunya luar biasa indah. Masih dengan rasa kantuk yang sangat, saya seperti berada di jaman Romawi modern. Kesan pertama yang tidak terlupakan. Bus kami berhenti untuk "sesi pemotretan" 15 menit.

pemandangan Putra Jaya - foto di ambil dari dalam bus

Selanjutnya bus kami melanjutkan perjalanan menuju hotel. Kak Fatimah masih bersemangat menjelaskan tentang Malaysia. Dan saya tertidur dengan sukses.....

Hoam... pukul 12 malam waktu Malaysia
Saya masih berharap kamu bersama saya, menikmati perjalanan yang luar biasa menyenangkan ini.

Nighty-night, Baby
the sleepy traveler
Sabtu, 02 Februari 2013

Travelers Tales - Adieu Indonesia !


Dear you (you@justyou.com)

Hari ini saya bersiap jadi travelers. Satu hal yang paling saya suka dari sebuah perjalanan adalah berkemas. Bagi saya, memastikan semuanya berjalan seperti yang kita rencanakan adalah salah satu seni yang mengasyikkan. Berkemas dan memasukkan barang-barang ke koper, mengukur setiap inci agar semua barang yang kita inginkan dapat masuk, kemudian dapat menutupnya adalah satu tantangan tersendiri.

Buat saya berkemas adalah menyiapkan tempat kosong untuk pengalaman baru saya.

Seperti biasa saya memilih memberikan banyak tempat kosong di koper saya, dan mengisinya sebagian dengan barang-barang ringan atau sekali pakai. Saya tidak mau direpotkan dengan barang bawaan, perjalanan saya akan melelahkan dan akan semakin melelahkan jika masih harus mengurusi barang bawaan. Saya juga tidak akan belanja banyak, selain budget belanja yang ngepres (kenyataan bahwa saya hanya menukar sedikit rupiah saya untuk ditukar ke mata uang tetangga ), saya juga merasa membutuhkan membeli pengalaman dibandingkan membeli banyak barang.

Akhirnya, roll on cabin bag dan tas tangan saya siap... siap meluncur...

A thousand mile journey begins with the first step - Lao Tzu

Wish me luck. miss you already 
Jumat, 01 Februari 2013

Travelers Tale - One Step to Becoming Travelers

gambat dari google

Saya sudah lama punya cita-cita traveling ke luar negeri, jadinya excited banget waktu impian itu di depan mata. Biarlah dibilang katrok karena ini memang jadi pengalaman pertama saya. Tapi ini juga pengalaman pertama harus pergi sendiri tanpa si kecil Adiva yang baru 5 bulan. Jadilah saya harus perang batin untuk memutuskan di antara keduanya.

Setelah menimang-nimang cukup lama akhirnya dengan kerelaan hati saya bersedia berangkat dan benar-benar berharap kalau sampai di sana saya enggak akan gila karena kangen.

 So...jadi harus mempersiapkan perbekalan saya untuk berangkat sekaligus perbekalan untuk yang di tinggal dan memastikan semuanya akan baik-baik saja.

foto koleksi pribadi

Ah, saya jadi sadar kalau sekarang hati saya telah tertambat pada seorang gadis kecil. Langkah dan gerak saya jadi terpusat padanya.

Semoga perjalanan ini menyenangkan meski saya tinggalkan hati saya selama 5 hari di rumah.

One step to becoming travelers

Dear Diva - Pemilik Senyum Itu


Dear Diva, 

Waktu seakan berlari... nyatanya memang bunda yang melahirkanmu, tapi kau yang telah lahirkan kehidupan bagi bunda. Kau ciptakan atmosfer penuh cinta. Kehadiranmu bagai tambahan oxygen bagi bunda. Senyum dan langkahmu adalah penyemangat langkah bunda. 

Akh, meski kehidupan tak lagi semudah masa muda. Bukan berarti menjadi tua menyebalkan dan kenyataannya menjadi orang tuamu adalah yang terindah. 

Dear Diva,

Bunda adalah pengagum mentari pagi, bagi bunda mentari pagi adalah pesona. Tapi izinkan bunda mengagumi senyumanmu, karena senyummu adalah energi. Izinkan bunda, melihat pipimu yang merona saat tertawa. Biarkan bunda terkagum oleh lesung pipimu, terkesima pada renyah suara tawamu. 

Kepada pemilik senyum termanis dan tawa tercantik. Terus, dan teruslah warnai dunia ini dengan senyum dan tawa indahmu. Bunda love you... 

Travelers Tales - Smile in Singapore !

hello Singapura !
Dear you (you@justyou.com)

Hello Singapore...

Melanjutkan perjalanan, setelah keliling Malaysia. Hari ini jadwal kami pergi ke Singapore. Dari hotel, kami berangkat pagi sekali. Bukan hanya menghindari kemacetan di senin pagi kami juga ingin memiliki waktu yang panjang di Singapore.

Setelah urusan dengan imigrasi selesai kami mulai meluncur ke pusat perbelanjaan Mustafa Center. Sebelum masuk ke dalam kami justru membeli oleh-oleh di depan Mustafa Center (tips bagi yang mau cari barang murah meriah). Lagi-lagi, karena saat travelers dhuafa, saat hanya menghabiskan sedikit dollar saya di sana. Dan selebihnya, saya hanya berjalan-jalan dan berfoto di sekitar Mustafa Center dan masuk sebentar di pusat perbelanjaan wajib bagi turis ini.

mustafa centre (seperti tertulis)

Setelah lelah belanja, kami langsung di ajak makan siang nasi lemak di salah satu restoran sederhana di negara mungil ini. Kenyang dengan nasi lemak yang memenuhi perut kami bergegas menuju Masjid Sultan. Masjid yang pertama di bangun di Singapura dan katanya dibangun oleh orang Jawa yang berdagang di sini. Menariknya, di sekitar kawasan Masjid Sultan ini berderet toko, restoran dan tempat-tempat asyik buat nongkrong dan juga asyik buat foto (hay...hay... ^^)

Masjid Sultan dan sekitarnya

Tanda-tanda seru di Masjid Sultan

Selesai sholat dan istirahat kami memulai perjalanan ke Merlion Park. Singkatnya 2 jam lamanya kami habiskan dengan keliling dengan kano dan berfoto dengan patung lambang dari Negara Singapura itu, rasanya PUAS !

pose dulu ah.... ^^

Hari yang menyenangkan, Alhamdulillah saya merasakan sejuta senyuman indah di hari yang indah ini bersama teman-teman yang menyenangkan. Akh, tapi saya selalu berfikir andai kamu berada juga bersama kami.

Hugs,
the happy traveler

Travelers Tale - Genting Highland


Dear you (you@justyou.com)

Hai, it's me again
Masih di Malaysia . . .

Lanjut postingan, setelah makan siang di R & R (not special taste) kami berangkat ke Genting Highland. Awalnya ketika pertama kali saya dengar tempat ini saya jadi ingat 2 hal. Genting rumah dan Genteng (nama daerah di Banyuwangi). Ha..ha.. saya selalu merasa Indonesia dan Malaysia punya rasa yang sama.

Genting Highland mirip Dufan Ancol, dengan tempat berjudi, tempat belanja bertaraf internasional, hotel berbintang dan letaknya di puncak gunung. Tempat ini punya 2 area, area outdoor dan indoor. Kalau area outdoor suhunya bisa dingin banget sekitar -10 derajat celcius. Apalagi saat kami tiba disana, gerimis sedang turun dengan mesranya.

Hari minggu yang dingin, kami mengantre gondola atau cable car bersama ratusan orang lainnya. Ya, bisa dibayangkan, antriannya panjaaaaaang sekali. Dan setelah kira-kira 30 menit mengantre akhirnya kami bisa naik cable car yang jarak tempuhnya 4 km dan waktu tempuh kira-kira 20 menit dan melewati 22 gate yang terpasang entah bagaimana caranya. Alhamdulillah, pemandangan dari atas cable car bagus banget, cuma buat yang takut ketinggian, mungkin agak mengerikan (tidak direkomendasikan).

Cable Car ... seru !!!

Turun dari cable car, pengunjung bisa belanja, makan, berjudi (sangat tidak dianjurkan), menginap atau sekedar jalan-jalan. Tempatnya luas sekali bahkan cocok buat anak-anak. Oya, saya sempat diajak mengintip casino sejenak (kapan lagi bisa melihat casino secara langsung), kabarnya hanya orang asing yang boleh masuk tempat ini dengan cara menunjukkan paspor sementara orang asli malaysia hanya hanya yang berdarah India dan Cina yang boleh masuk sedangkan warga malaysia berwajah melayu dilarang masuk, dan tentu saja harus berpakaian super rapi. Walhasil ketika kami masuk, pelayan yang disana pada ngelihatin aneh, pasalnya yang masuk perempuan-perempuan berjilbab (dipikirnya pada kesasar kali ya). Tapi penjaganya maklum setelah di bilang kalau kami wisatawan. Ya, ternyata casino yang saya lihat ini tidak berbeda dengan yang di film-film yang sering saya tonton (oya, di dalam casino dilarang membawa kamera, jadi saya tidak dapat membagi gambarnya).

Ramainya ngantri, hotel dan suasana in door genting highland

Puas jalan-jalan, kami akhirnya harus kembali ke posisi semula (tempat awal kami datang) dan harus naik cable car lagi. Whaaaatttt ? saya tidak takut ketinggian dan menikmati perjalanannya. Tapi kalau harus mengantri sepanjang itu, lagi. Hemmmm....... sangat tidak menyenangkan. Tapi, apalah daya....yuk ngantri lagi

Akhirnya... kami kembali ke bus yang membawa kami kembali ke hotel....

See you... wish you be here...

the tired traveler

 

Travelers Tales - Shining Sunday in Malaysia

Dear you (you@justyou.com)

Good Morning, rise and shine !
Hari pertama saya di Malaysia. Bangun pagi, mandi air hangat dan bersiap menikmati minggu yang indah. I Love Sunday !


foto koleksi pribadi

Setelah sarapan pagi di restoran sebelah hotel kami bersiap untuk city tour. Dengan badan segar, perut kenyang dan semangat baru kami berangkat. Rasanya memang tidak seperti keliling kota sambil naik becak (teringat lagu anak-anak-Becak karya Ibu Sud) tapi saya masih bisa mengangkat kaki sambil melihat ke kanan dan ke kiri (hay..hay...rasanya memang hampir tidak mungkin keliling Malaysia naik becak).

Oke, masih keliling kota Kuala Lumpur (naik bus bukan becak) di minggu pagi saya mulai memandang takjub kota yang bersih dan tertib ini. Sementara kak Fatimah- guide kami masih dengan bersemangat menjelaskan tanpa henti.

Mejeng dengan batik di Malaysia ^^

Bas Persiaran (begitu tertulis di badan bus yang kami tumpangi) kami akhirnya berhenti di menara kembar Petronas. Lagi-lagi untuk sesi pemotretan (bukankah tidak afdol jika ke Malaysia tanpa berfoto di depan Petronas ^^ ?)

16 wajah Malaysia

Perjalanan lanjut ke Istana Negara, panas dan ramai. Ternyata Malaysia juga punya istana negara yang megah, mewah namun ramah. Karena istana ini memang untuk destinasi wisata maka penjaga-penjaga istananya termasuk yang berkuda pun terlihat ramah meskipun tetap selalu waspada. Dan karena itu wisatawan rame-rame berfoto di sana dan berpose di samping para penjaganya. Oke, termasuk saya #ngaku ^^

foto kolesi pribadi

Perjalanan lanjut ke Batu Caves (terjemahan bebasnya, gua batu tapi yang ini batu kapur, 8 km dari KL merupakan tempat ibadah umat hindu di Malaysia). Tapi sayangnya karena hari ini adalah hari terakhir festival thaipusam, lalu lintasnya padat merayap dan bus kami tidak mendapatkan parkir.

Festival Thaipusam sendiri adalah perayan besar-besaran umat hindu di Malaysia (Kuala lumpur tepatnya) mulai tanggal 27 Januari (puncak acaranya) sampai 3 Februari, berbeda dengan Indonesia, umat Hindu di sana sebagian besar bersuku bangsa India dan beberapa Cina dan Melayu. Tujuan festival ini untuk menghormati Dewa Murugan guna menebus dosa, membayar nazar ataupun memohon ampun. Uniknya, perayaan ini agak berbau kekerasan (karena biasanya para pesertanya akan menusuk badannya dengan berbagai macam logam-kail dan jarum)#ngeri.

Ramainya festival, kemacetan, dan Batu Caves dari dalam Bus 

Kembali ke perjalanan padat merayap, mengingat beberapa di antara kami ada ibu hamil dan membawa anak-anak akhirnya kami memutuskan untuk tidak bergabung dengan ratusan orang yang memadati tempat itu (Batu Caves bukan PI Mall ya ^^)

Keluar dari kemacetan kami masih bersuka cita meski tidak melihat Thaipusam (semoga suatu hari nanti saya bisa kembali melihat festival itu dari dekat) karena kami masih sempat mampir beli sauvenir dan belanja-belanja dan saya yang tergolong travelers dhuafa hanya membeli seperlunya karena ringgit saya terbatas.

Nah, akhirnya menuju R & R untuk makan siang... Mulai mendung, tapi wajah kami masih seceria mentari pagi ^^

Travel teaches how to see - anonymous

See you, 
the excited traveler

Travelers Tales - Touchdown (Malaysia) !

pemandangan dari tempat duduk saya

Dear you (you@justyou.com)

Hello Malaysia ...

Setelah penantian panjang di bandara Juanda dan penerbangan yang istimewa (dari jendela pesawat saya bisa melihat birunya langit sampai kerlap-kerlip keemasan lampu di malam hari plus bonus matahari terbenam) akhirnya kami tiba di Kuala Lumpur Malaysia.

Setelah pesawat kami mendarat (masih di dalam pesawat) teman di sebelah saya berkata "Akhirnya kita sampai ke luar negeri !" saya tersenyum sambil menjawab "Iya ! Akhirnya". He...he...kampungan ya ?

Masih di Bandara, setelah membeli kartu dari salah satu layanan komunikasi setempat. Kami makan di Marrybrown (fast food dengan rasa lokal). Nasi lemak dan ayam plus kacang dan ikan kecil-kecil - rasanya khas. Mulut saya mulai saya ajari beradaptasi, lumayan enak.

makanan pertama saya di Malaysia

Sampai di Malaysia malam sudah beranjak naik, begitu sampai bus kami semua segera mencari posisi untuk tidur. Ah...gak seru banget ya, baru nyampe malah pindah tidur. Tapi nyatanya, sepanjang jalan saya tidak bisa memejamkan mata saya. Saya seperti tersihir, saya enggak nyangka kalau akhirnya bisa menginjakkan kaki  di luar negeri (akh, lagi-lagi kelihatan kampungannya ^^).

Kunjungan pertama kami adalah Putra Jaya, seorang guide ceria menyapa kami dengan semangat. Guide paruh baya yang akhirnya kami panggil Kak Fatimah.

Buat saya, Putra Jaya seperti kumpulan gedung cantik yang di buat dengan seni tinggi. Bahkan saat malam, lampu-lampunya luar biasa indah. Masih dengan rasa kantuk yang sangat, saya seperti berada di jaman Romawi modern. Kesan pertama yang tidak terlupakan. Bus kami berhenti untuk "sesi pemotretan" 15 menit.

pemandangan Putra Jaya - foto di ambil dari dalam bus

Selanjutnya bus kami melanjutkan perjalanan menuju hotel. Kak Fatimah masih bersemangat menjelaskan tentang Malaysia. Dan saya tertidur dengan sukses.....

Hoam... pukul 12 malam waktu Malaysia
Saya masih berharap kamu bersama saya, menikmati perjalanan yang luar biasa menyenangkan ini.

Nighty-night, Baby
the sleepy traveler

Travelers Tales - Adieu Indonesia !


Dear you (you@justyou.com)

Hari ini saya bersiap jadi travelers. Satu hal yang paling saya suka dari sebuah perjalanan adalah berkemas. Bagi saya, memastikan semuanya berjalan seperti yang kita rencanakan adalah salah satu seni yang mengasyikkan. Berkemas dan memasukkan barang-barang ke koper, mengukur setiap inci agar semua barang yang kita inginkan dapat masuk, kemudian dapat menutupnya adalah satu tantangan tersendiri.

Buat saya berkemas adalah menyiapkan tempat kosong untuk pengalaman baru saya.

Seperti biasa saya memilih memberikan banyak tempat kosong di koper saya, dan mengisinya sebagian dengan barang-barang ringan atau sekali pakai. Saya tidak mau direpotkan dengan barang bawaan, perjalanan saya akan melelahkan dan akan semakin melelahkan jika masih harus mengurusi barang bawaan. Saya juga tidak akan belanja banyak, selain budget belanja yang ngepres (kenyataan bahwa saya hanya menukar sedikit rupiah saya untuk ditukar ke mata uang tetangga ), saya juga merasa membutuhkan membeli pengalaman dibandingkan membeli banyak barang.

Akhirnya, roll on cabin bag dan tas tangan saya siap... siap meluncur...

A thousand mile journey begins with the first step - Lao Tzu

Wish me luck. miss you already 

Travelers Tale - One Step to Becoming Travelers

gambat dari google

Saya sudah lama punya cita-cita traveling ke luar negeri, jadinya excited banget waktu impian itu di depan mata. Biarlah dibilang katrok karena ini memang jadi pengalaman pertama saya. Tapi ini juga pengalaman pertama harus pergi sendiri tanpa si kecil Adiva yang baru 5 bulan. Jadilah saya harus perang batin untuk memutuskan di antara keduanya.

Setelah menimang-nimang cukup lama akhirnya dengan kerelaan hati saya bersedia berangkat dan benar-benar berharap kalau sampai di sana saya enggak akan gila karena kangen.

 So...jadi harus mempersiapkan perbekalan saya untuk berangkat sekaligus perbekalan untuk yang di tinggal dan memastikan semuanya akan baik-baik saja.

foto koleksi pribadi

Ah, saya jadi sadar kalau sekarang hati saya telah tertambat pada seorang gadis kecil. Langkah dan gerak saya jadi terpusat padanya.

Semoga perjalanan ini menyenangkan meski saya tinggalkan hati saya selama 5 hari di rumah.

One step to becoming travelers

Jumat, 15 Februari 2013

Dear Diva - Pemilik Senyum Itu


Dear Diva, 

Waktu seakan berlari... nyatanya memang bunda yang melahirkanmu, tapi kau yang telah lahirkan kehidupan bagi bunda. Kau ciptakan atmosfer penuh cinta. Kehadiranmu bagai tambahan oxygen bagi bunda. Senyum dan langkahmu adalah penyemangat langkah bunda. 

Akh, meski kehidupan tak lagi semudah masa muda. Bukan berarti menjadi tua menyebalkan dan kenyataannya menjadi orang tuamu adalah yang terindah. 

Dear Diva,

Bunda adalah pengagum mentari pagi, bagi bunda mentari pagi adalah pesona. Tapi izinkan bunda mengagumi senyumanmu, karena senyummu adalah energi. Izinkan bunda, melihat pipimu yang merona saat tertawa. Biarkan bunda terkagum oleh lesung pipimu, terkesima pada renyah suara tawamu. 

Kepada pemilik senyum termanis dan tawa tercantik. Terus, dan teruslah warnai dunia ini dengan senyum dan tawa indahmu. Bunda love you... 

Senin, 04 Februari 2013

Travelers Tales - Smile in Singapore !

hello Singapura !
Dear you (you@justyou.com)

Hello Singapore...

Melanjutkan perjalanan, setelah keliling Malaysia. Hari ini jadwal kami pergi ke Singapore. Dari hotel, kami berangkat pagi sekali. Bukan hanya menghindari kemacetan di senin pagi kami juga ingin memiliki waktu yang panjang di Singapore.

Setelah urusan dengan imigrasi selesai kami mulai meluncur ke pusat perbelanjaan Mustafa Center. Sebelum masuk ke dalam kami justru membeli oleh-oleh di depan Mustafa Center (tips bagi yang mau cari barang murah meriah). Lagi-lagi, karena saat travelers dhuafa, saat hanya menghabiskan sedikit dollar saya di sana. Dan selebihnya, saya hanya berjalan-jalan dan berfoto di sekitar Mustafa Center dan masuk sebentar di pusat perbelanjaan wajib bagi turis ini.

mustafa centre (seperti tertulis)

Setelah lelah belanja, kami langsung di ajak makan siang nasi lemak di salah satu restoran sederhana di negara mungil ini. Kenyang dengan nasi lemak yang memenuhi perut kami bergegas menuju Masjid Sultan. Masjid yang pertama di bangun di Singapura dan katanya dibangun oleh orang Jawa yang berdagang di sini. Menariknya, di sekitar kawasan Masjid Sultan ini berderet toko, restoran dan tempat-tempat asyik buat nongkrong dan juga asyik buat foto (hay...hay... ^^)

Masjid Sultan dan sekitarnya

Tanda-tanda seru di Masjid Sultan

Selesai sholat dan istirahat kami memulai perjalanan ke Merlion Park. Singkatnya 2 jam lamanya kami habiskan dengan keliling dengan kano dan berfoto dengan patung lambang dari Negara Singapura itu, rasanya PUAS !

pose dulu ah.... ^^

Hari yang menyenangkan, Alhamdulillah saya merasakan sejuta senyuman indah di hari yang indah ini bersama teman-teman yang menyenangkan. Akh, tapi saya selalu berfikir andai kamu berada juga bersama kami.

Hugs,
the happy traveler

Minggu, 03 Februari 2013

Travelers Tale - Genting Highland


Dear you (you@justyou.com)

Hai, it's me again
Masih di Malaysia . . .

Lanjut postingan, setelah makan siang di R & R (not special taste) kami berangkat ke Genting Highland. Awalnya ketika pertama kali saya dengar tempat ini saya jadi ingat 2 hal. Genting rumah dan Genteng (nama daerah di Banyuwangi). Ha..ha.. saya selalu merasa Indonesia dan Malaysia punya rasa yang sama.

Genting Highland mirip Dufan Ancol, dengan tempat berjudi, tempat belanja bertaraf internasional, hotel berbintang dan letaknya di puncak gunung. Tempat ini punya 2 area, area outdoor dan indoor. Kalau area outdoor suhunya bisa dingin banget sekitar -10 derajat celcius. Apalagi saat kami tiba disana, gerimis sedang turun dengan mesranya.

Hari minggu yang dingin, kami mengantre gondola atau cable car bersama ratusan orang lainnya. Ya, bisa dibayangkan, antriannya panjaaaaaang sekali. Dan setelah kira-kira 30 menit mengantre akhirnya kami bisa naik cable car yang jarak tempuhnya 4 km dan waktu tempuh kira-kira 20 menit dan melewati 22 gate yang terpasang entah bagaimana caranya. Alhamdulillah, pemandangan dari atas cable car bagus banget, cuma buat yang takut ketinggian, mungkin agak mengerikan (tidak direkomendasikan).

Cable Car ... seru !!!

Turun dari cable car, pengunjung bisa belanja, makan, berjudi (sangat tidak dianjurkan), menginap atau sekedar jalan-jalan. Tempatnya luas sekali bahkan cocok buat anak-anak. Oya, saya sempat diajak mengintip casino sejenak (kapan lagi bisa melihat casino secara langsung), kabarnya hanya orang asing yang boleh masuk tempat ini dengan cara menunjukkan paspor sementara orang asli malaysia hanya hanya yang berdarah India dan Cina yang boleh masuk sedangkan warga malaysia berwajah melayu dilarang masuk, dan tentu saja harus berpakaian super rapi. Walhasil ketika kami masuk, pelayan yang disana pada ngelihatin aneh, pasalnya yang masuk perempuan-perempuan berjilbab (dipikirnya pada kesasar kali ya). Tapi penjaganya maklum setelah di bilang kalau kami wisatawan. Ya, ternyata casino yang saya lihat ini tidak berbeda dengan yang di film-film yang sering saya tonton (oya, di dalam casino dilarang membawa kamera, jadi saya tidak dapat membagi gambarnya).

Ramainya ngantri, hotel dan suasana in door genting highland

Puas jalan-jalan, kami akhirnya harus kembali ke posisi semula (tempat awal kami datang) dan harus naik cable car lagi. Whaaaatttt ? saya tidak takut ketinggian dan menikmati perjalanannya. Tapi kalau harus mengantri sepanjang itu, lagi. Hemmmm....... sangat tidak menyenangkan. Tapi, apalah daya....yuk ngantri lagi

Akhirnya... kami kembali ke bus yang membawa kami kembali ke hotel....

See you... wish you be here...

the tired traveler

 

Travelers Tales - Shining Sunday in Malaysia

Dear you (you@justyou.com)

Good Morning, rise and shine !
Hari pertama saya di Malaysia. Bangun pagi, mandi air hangat dan bersiap menikmati minggu yang indah. I Love Sunday !


foto koleksi pribadi

Setelah sarapan pagi di restoran sebelah hotel kami bersiap untuk city tour. Dengan badan segar, perut kenyang dan semangat baru kami berangkat. Rasanya memang tidak seperti keliling kota sambil naik becak (teringat lagu anak-anak-Becak karya Ibu Sud) tapi saya masih bisa mengangkat kaki sambil melihat ke kanan dan ke kiri (hay..hay...rasanya memang hampir tidak mungkin keliling Malaysia naik becak).

Oke, masih keliling kota Kuala Lumpur (naik bus bukan becak) di minggu pagi saya mulai memandang takjub kota yang bersih dan tertib ini. Sementara kak Fatimah- guide kami masih dengan bersemangat menjelaskan tanpa henti.

Mejeng dengan batik di Malaysia ^^

Bas Persiaran (begitu tertulis di badan bus yang kami tumpangi) kami akhirnya berhenti di menara kembar Petronas. Lagi-lagi untuk sesi pemotretan (bukankah tidak afdol jika ke Malaysia tanpa berfoto di depan Petronas ^^ ?)

16 wajah Malaysia

Perjalanan lanjut ke Istana Negara, panas dan ramai. Ternyata Malaysia juga punya istana negara yang megah, mewah namun ramah. Karena istana ini memang untuk destinasi wisata maka penjaga-penjaga istananya termasuk yang berkuda pun terlihat ramah meskipun tetap selalu waspada. Dan karena itu wisatawan rame-rame berfoto di sana dan berpose di samping para penjaganya. Oke, termasuk saya #ngaku ^^

foto kolesi pribadi

Perjalanan lanjut ke Batu Caves (terjemahan bebasnya, gua batu tapi yang ini batu kapur, 8 km dari KL merupakan tempat ibadah umat hindu di Malaysia). Tapi sayangnya karena hari ini adalah hari terakhir festival thaipusam, lalu lintasnya padat merayap dan bus kami tidak mendapatkan parkir.

Festival Thaipusam sendiri adalah perayan besar-besaran umat hindu di Malaysia (Kuala lumpur tepatnya) mulai tanggal 27 Januari (puncak acaranya) sampai 3 Februari, berbeda dengan Indonesia, umat Hindu di sana sebagian besar bersuku bangsa India dan beberapa Cina dan Melayu. Tujuan festival ini untuk menghormati Dewa Murugan guna menebus dosa, membayar nazar ataupun memohon ampun. Uniknya, perayaan ini agak berbau kekerasan (karena biasanya para pesertanya akan menusuk badannya dengan berbagai macam logam-kail dan jarum)#ngeri.

Ramainya festival, kemacetan, dan Batu Caves dari dalam Bus 

Kembali ke perjalanan padat merayap, mengingat beberapa di antara kami ada ibu hamil dan membawa anak-anak akhirnya kami memutuskan untuk tidak bergabung dengan ratusan orang yang memadati tempat itu (Batu Caves bukan PI Mall ya ^^)

Keluar dari kemacetan kami masih bersuka cita meski tidak melihat Thaipusam (semoga suatu hari nanti saya bisa kembali melihat festival itu dari dekat) karena kami masih sempat mampir beli sauvenir dan belanja-belanja dan saya yang tergolong travelers dhuafa hanya membeli seperlunya karena ringgit saya terbatas.

Nah, akhirnya menuju R & R untuk makan siang... Mulai mendung, tapi wajah kami masih seceria mentari pagi ^^

Travel teaches how to see - anonymous

See you, 
the excited traveler

Travelers Tales - Touchdown (Malaysia) !

pemandangan dari tempat duduk saya

Dear you (you@justyou.com)

Hello Malaysia ...

Setelah penantian panjang di bandara Juanda dan penerbangan yang istimewa (dari jendela pesawat saya bisa melihat birunya langit sampai kerlap-kerlip keemasan lampu di malam hari plus bonus matahari terbenam) akhirnya kami tiba di Kuala Lumpur Malaysia.

Setelah pesawat kami mendarat (masih di dalam pesawat) teman di sebelah saya berkata "Akhirnya kita sampai ke luar negeri !" saya tersenyum sambil menjawab "Iya ! Akhirnya". He...he...kampungan ya ?

Masih di Bandara, setelah membeli kartu dari salah satu layanan komunikasi setempat. Kami makan di Marrybrown (fast food dengan rasa lokal). Nasi lemak dan ayam plus kacang dan ikan kecil-kecil - rasanya khas. Mulut saya mulai saya ajari beradaptasi, lumayan enak.

makanan pertama saya di Malaysia

Sampai di Malaysia malam sudah beranjak naik, begitu sampai bus kami semua segera mencari posisi untuk tidur. Ah...gak seru banget ya, baru nyampe malah pindah tidur. Tapi nyatanya, sepanjang jalan saya tidak bisa memejamkan mata saya. Saya seperti tersihir, saya enggak nyangka kalau akhirnya bisa menginjakkan kaki  di luar negeri (akh, lagi-lagi kelihatan kampungannya ^^).

Kunjungan pertama kami adalah Putra Jaya, seorang guide ceria menyapa kami dengan semangat. Guide paruh baya yang akhirnya kami panggil Kak Fatimah.

Buat saya, Putra Jaya seperti kumpulan gedung cantik yang di buat dengan seni tinggi. Bahkan saat malam, lampu-lampunya luar biasa indah. Masih dengan rasa kantuk yang sangat, saya seperti berada di jaman Romawi modern. Kesan pertama yang tidak terlupakan. Bus kami berhenti untuk "sesi pemotretan" 15 menit.

pemandangan Putra Jaya - foto di ambil dari dalam bus

Selanjutnya bus kami melanjutkan perjalanan menuju hotel. Kak Fatimah masih bersemangat menjelaskan tentang Malaysia. Dan saya tertidur dengan sukses.....

Hoam... pukul 12 malam waktu Malaysia
Saya masih berharap kamu bersama saya, menikmati perjalanan yang luar biasa menyenangkan ini.

Nighty-night, Baby
the sleepy traveler

Sabtu, 02 Februari 2013

Travelers Tales - Adieu Indonesia !


Dear you (you@justyou.com)

Hari ini saya bersiap jadi travelers. Satu hal yang paling saya suka dari sebuah perjalanan adalah berkemas. Bagi saya, memastikan semuanya berjalan seperti yang kita rencanakan adalah salah satu seni yang mengasyikkan. Berkemas dan memasukkan barang-barang ke koper, mengukur setiap inci agar semua barang yang kita inginkan dapat masuk, kemudian dapat menutupnya adalah satu tantangan tersendiri.

Buat saya berkemas adalah menyiapkan tempat kosong untuk pengalaman baru saya.

Seperti biasa saya memilih memberikan banyak tempat kosong di koper saya, dan mengisinya sebagian dengan barang-barang ringan atau sekali pakai. Saya tidak mau direpotkan dengan barang bawaan, perjalanan saya akan melelahkan dan akan semakin melelahkan jika masih harus mengurusi barang bawaan. Saya juga tidak akan belanja banyak, selain budget belanja yang ngepres (kenyataan bahwa saya hanya menukar sedikit rupiah saya untuk ditukar ke mata uang tetangga ), saya juga merasa membutuhkan membeli pengalaman dibandingkan membeli banyak barang.

Akhirnya, roll on cabin bag dan tas tangan saya siap... siap meluncur...

A thousand mile journey begins with the first step - Lao Tzu

Wish me luck. miss you already 

Jumat, 01 Februari 2013

Travelers Tale - One Step to Becoming Travelers

gambat dari google

Saya sudah lama punya cita-cita traveling ke luar negeri, jadinya excited banget waktu impian itu di depan mata. Biarlah dibilang katrok karena ini memang jadi pengalaman pertama saya. Tapi ini juga pengalaman pertama harus pergi sendiri tanpa si kecil Adiva yang baru 5 bulan. Jadilah saya harus perang batin untuk memutuskan di antara keduanya.

Setelah menimang-nimang cukup lama akhirnya dengan kerelaan hati saya bersedia berangkat dan benar-benar berharap kalau sampai di sana saya enggak akan gila karena kangen.

 So...jadi harus mempersiapkan perbekalan saya untuk berangkat sekaligus perbekalan untuk yang di tinggal dan memastikan semuanya akan baik-baik saja.

foto koleksi pribadi

Ah, saya jadi sadar kalau sekarang hati saya telah tertambat pada seorang gadis kecil. Langkah dan gerak saya jadi terpusat padanya.

Semoga perjalanan ini menyenangkan meski saya tinggalkan hati saya selama 5 hari di rumah.

One step to becoming travelers