Copyright © Arina for Life...
Design by Dzignine
Jumat, 22 November 2013

My storiette - Pesanmu



Aku membaca pesanmu, yang dikirim pagi pada embun dan membawa rindu oleh angin. Pesanmu terbaca saat hujan tak turun pagi ini. Membawa awan bertahta pada tempatnya, dan menjadikannya turun saat hujan memberi sejuk pada bumi. Hujan yang datang membawa wangi, yang ditabur dengan adil ke penjuru negeri. Hujan yang datang membawa sajak-sajak damai tentang hati nurani.

Pesanmu, datang bersama pelangi.
Dia bercerita banyak, tentang warna, tentang rasa.

Pesanmu membawa lebih banyak kata, memberi lebih banyak tanya.

Kamu, sang waktu yang tak akan berhenti bercerita
tak akan berhenti 
dan tak akan kembali

Sabtu, 16 November 2013

Dear Diva - Jelita



Bagai puisi kau adalah syair
Nafas dari sebuah nyawa
Tawa dari sebuah resah

Jelita adalah satu kata yang kupersembahkan untukmu
Bukan sembarang kata
Kupersembahkan sebagai doa 
Doa pengantar setiap langkah, agar hati dan parasmu semakin jelita

Biarkan aku jadi bumi yang berputar untukmu
dengan doa dan rindu sebagai porosnya

Jumat, 15 November 2013

My Storiette- Sore ini

pinterest

Sore ini aku harap kamu datang, membawa sekotak es krim coklat kesukaan kamu. Karena aku sudah buatkan sepiring pisang goreng keju coklat andalan. Biasanya kamu selalu puji makanan yang kubuat, kamu bilang pas di lidah kamu. Kemudian kita berbincang lama, berjam-jam dan itu selalu terasa singkat. Aku bicara tentang kisah cintaku yang baru dan penuh kejutan, itu selalu menarik buatmu. Dan kau akan mendengarkan dengan antusias. Biasanya selalu ada candaan khas keluar dari bibirmu yang buatku tergelak tiada henti.

Sore ini, saat senja menyapa, harusnya kau datang... tanpa sekotak es krim pun tak apa, toh hari ini dingin sekali. Aku sudah buatkan sepiring pisang goreng keju coklat hangat yang harusnya kau santap. Harusnya kau dengar kisahku malam ini. Harusnya ku dengarkan candamu...

Sekarang sang jingga sudah menepi harusnya kau datang, ingin kubagi kisahku, tentang seseorang yang lama mengisi hatiku. Seseorang yang lama tak kujumpai, seseorang yang lama tak membagi candanya.

Harusnya kau datang sore ini, sahabatku . . .
Minggu, 10 November 2013

Next Chapter


Hari ini saya membaca keluh kesah seorang wanita yang dia tuliskan di jejaring sosial. Beberapa minggu ini kisahnya tak pernah lepas dari kisah patah hati. Agak miris juga membacanya. Saya seakan bisa merasakan seperti apa sakit yang dia rasakan. 

Saya tahu dia patah hati tapi yang saya selalu tanyakan, sampai kapan dia akan seperti ini. 

Saya berniat membisikkan pada wanita itu : "Saya tahu kehilangan rasanya menyakitkan, tapi akan semakin sakit jika tidak berusaha menyembuhkannya. Kadang sakit tidak dapat sembuh dengan sendirinya . . ."



Sabtu, 09 November 2013

Dear Diva-Cilukba


"Denganmu, aku tidak bisa sembunyi... kau pasti menemukanku.
Karena aku tidak pernah jauh, jiwaku mengendap di hatimu kemudian mengakar rindu."


Minggu, 03 November 2013

Tempat Semestinya


Sejak kecil kita selalu belajar melakukan sesuatu di tempat yang semestinya, seperti menerima tamu di ruang tamu, mandi di kamar mandi. Kita juga belajar meletakkan sesuatu di tempatnya, seperti piring di rak piring dan sepatu di rak sepatu.

Tapi kadang kita melewatkan  bagaimana kita meletakkan kelebihan dan kelemahan yang kita miliki. Bukankah seharusnya, kelebihan yang kita miliki kita letakkan di punggung dan kekurangan kita, kita letakkan di dada.

Kita dapat merasakan keduanya, tapi hanya dapat melihat dada kita.

Agar kita selalu sadar kelemahan apa yang kita miliki sebagai manusia kemudian kita dapat terus memperbaikinya. Dan biarlah orang lain yang melihat kelebihan dari punggung kita.

Jika kita tak sengaja terbalik meletakkannya, maka dada kita akan mengembang dan kita akan berjalan terlalu tegak, menonjolkan dada kita dengan congkak. Dan ada saatnya kita akan membungkuk terlalu dalam karena kita pikir kelemahan membebani kita.

Biarkan kita mengetahui kelemahan kita terlebih dahulu  agar kita dapat memperbaikinya, dan biarlah orang lain yang menilai kelebihan kita.

Sudah waktunya kita meletakkan segala sesuatu di tempat semestinya, seperti yang kita pelajari sejak kecil, menerima tamu di ruang tamu dan mandi di kamar mandi.... bukan sebaliknya !

My storiette - Pesanmu



Aku membaca pesanmu, yang dikirim pagi pada embun dan membawa rindu oleh angin. Pesanmu terbaca saat hujan tak turun pagi ini. Membawa awan bertahta pada tempatnya, dan menjadikannya turun saat hujan memberi sejuk pada bumi. Hujan yang datang membawa wangi, yang ditabur dengan adil ke penjuru negeri. Hujan yang datang membawa sajak-sajak damai tentang hati nurani.

Pesanmu, datang bersama pelangi.
Dia bercerita banyak, tentang warna, tentang rasa.

Pesanmu membawa lebih banyak kata, memberi lebih banyak tanya.

Kamu, sang waktu yang tak akan berhenti bercerita
tak akan berhenti 
dan tak akan kembali

Dear Diva - Jelita



Bagai puisi kau adalah syair
Nafas dari sebuah nyawa
Tawa dari sebuah resah

Jelita adalah satu kata yang kupersembahkan untukmu
Bukan sembarang kata
Kupersembahkan sebagai doa 
Doa pengantar setiap langkah, agar hati dan parasmu semakin jelita

Biarkan aku jadi bumi yang berputar untukmu
dengan doa dan rindu sebagai porosnya

My Storiette- Sore ini

pinterest

Sore ini aku harap kamu datang, membawa sekotak es krim coklat kesukaan kamu. Karena aku sudah buatkan sepiring pisang goreng keju coklat andalan. Biasanya kamu selalu puji makanan yang kubuat, kamu bilang pas di lidah kamu. Kemudian kita berbincang lama, berjam-jam dan itu selalu terasa singkat. Aku bicara tentang kisah cintaku yang baru dan penuh kejutan, itu selalu menarik buatmu. Dan kau akan mendengarkan dengan antusias. Biasanya selalu ada candaan khas keluar dari bibirmu yang buatku tergelak tiada henti.

Sore ini, saat senja menyapa, harusnya kau datang... tanpa sekotak es krim pun tak apa, toh hari ini dingin sekali. Aku sudah buatkan sepiring pisang goreng keju coklat hangat yang harusnya kau santap. Harusnya kau dengar kisahku malam ini. Harusnya ku dengarkan candamu...

Sekarang sang jingga sudah menepi harusnya kau datang, ingin kubagi kisahku, tentang seseorang yang lama mengisi hatiku. Seseorang yang lama tak kujumpai, seseorang yang lama tak membagi candanya.

Harusnya kau datang sore ini, sahabatku . . .

Next Chapter


Hari ini saya membaca keluh kesah seorang wanita yang dia tuliskan di jejaring sosial. Beberapa minggu ini kisahnya tak pernah lepas dari kisah patah hati. Agak miris juga membacanya. Saya seakan bisa merasakan seperti apa sakit yang dia rasakan. 

Saya tahu dia patah hati tapi yang saya selalu tanyakan, sampai kapan dia akan seperti ini. 

Saya berniat membisikkan pada wanita itu : "Saya tahu kehilangan rasanya menyakitkan, tapi akan semakin sakit jika tidak berusaha menyembuhkannya. Kadang sakit tidak dapat sembuh dengan sendirinya . . ."



Dear Diva-Cilukba


"Denganmu, aku tidak bisa sembunyi... kau pasti menemukanku.
Karena aku tidak pernah jauh, jiwaku mengendap di hatimu kemudian mengakar rindu."


Tempat Semestinya


Sejak kecil kita selalu belajar melakukan sesuatu di tempat yang semestinya, seperti menerima tamu di ruang tamu, mandi di kamar mandi. Kita juga belajar meletakkan sesuatu di tempatnya, seperti piring di rak piring dan sepatu di rak sepatu.

Tapi kadang kita melewatkan  bagaimana kita meletakkan kelebihan dan kelemahan yang kita miliki. Bukankah seharusnya, kelebihan yang kita miliki kita letakkan di punggung dan kekurangan kita, kita letakkan di dada.

Kita dapat merasakan keduanya, tapi hanya dapat melihat dada kita.

Agar kita selalu sadar kelemahan apa yang kita miliki sebagai manusia kemudian kita dapat terus memperbaikinya. Dan biarlah orang lain yang melihat kelebihan dari punggung kita.

Jika kita tak sengaja terbalik meletakkannya, maka dada kita akan mengembang dan kita akan berjalan terlalu tegak, menonjolkan dada kita dengan congkak. Dan ada saatnya kita akan membungkuk terlalu dalam karena kita pikir kelemahan membebani kita.

Biarkan kita mengetahui kelemahan kita terlebih dahulu  agar kita dapat memperbaikinya, dan biarlah orang lain yang menilai kelebihan kita.

Sudah waktunya kita meletakkan segala sesuatu di tempat semestinya, seperti yang kita pelajari sejak kecil, menerima tamu di ruang tamu dan mandi di kamar mandi.... bukan sebaliknya !

Jumat, 22 November 2013

My storiette - Pesanmu



Aku membaca pesanmu, yang dikirim pagi pada embun dan membawa rindu oleh angin. Pesanmu terbaca saat hujan tak turun pagi ini. Membawa awan bertahta pada tempatnya, dan menjadikannya turun saat hujan memberi sejuk pada bumi. Hujan yang datang membawa wangi, yang ditabur dengan adil ke penjuru negeri. Hujan yang datang membawa sajak-sajak damai tentang hati nurani.

Pesanmu, datang bersama pelangi.
Dia bercerita banyak, tentang warna, tentang rasa.

Pesanmu membawa lebih banyak kata, memberi lebih banyak tanya.

Kamu, sang waktu yang tak akan berhenti bercerita
tak akan berhenti 
dan tak akan kembali

Sabtu, 16 November 2013

Dear Diva - Jelita



Bagai puisi kau adalah syair
Nafas dari sebuah nyawa
Tawa dari sebuah resah

Jelita adalah satu kata yang kupersembahkan untukmu
Bukan sembarang kata
Kupersembahkan sebagai doa 
Doa pengantar setiap langkah, agar hati dan parasmu semakin jelita

Biarkan aku jadi bumi yang berputar untukmu
dengan doa dan rindu sebagai porosnya

Jumat, 15 November 2013

My Storiette- Sore ini

pinterest

Sore ini aku harap kamu datang, membawa sekotak es krim coklat kesukaan kamu. Karena aku sudah buatkan sepiring pisang goreng keju coklat andalan. Biasanya kamu selalu puji makanan yang kubuat, kamu bilang pas di lidah kamu. Kemudian kita berbincang lama, berjam-jam dan itu selalu terasa singkat. Aku bicara tentang kisah cintaku yang baru dan penuh kejutan, itu selalu menarik buatmu. Dan kau akan mendengarkan dengan antusias. Biasanya selalu ada candaan khas keluar dari bibirmu yang buatku tergelak tiada henti.

Sore ini, saat senja menyapa, harusnya kau datang... tanpa sekotak es krim pun tak apa, toh hari ini dingin sekali. Aku sudah buatkan sepiring pisang goreng keju coklat hangat yang harusnya kau santap. Harusnya kau dengar kisahku malam ini. Harusnya ku dengarkan candamu...

Sekarang sang jingga sudah menepi harusnya kau datang, ingin kubagi kisahku, tentang seseorang yang lama mengisi hatiku. Seseorang yang lama tak kujumpai, seseorang yang lama tak membagi candanya.

Harusnya kau datang sore ini, sahabatku . . .

Minggu, 10 November 2013

Next Chapter


Hari ini saya membaca keluh kesah seorang wanita yang dia tuliskan di jejaring sosial. Beberapa minggu ini kisahnya tak pernah lepas dari kisah patah hati. Agak miris juga membacanya. Saya seakan bisa merasakan seperti apa sakit yang dia rasakan. 

Saya tahu dia patah hati tapi yang saya selalu tanyakan, sampai kapan dia akan seperti ini. 

Saya berniat membisikkan pada wanita itu : "Saya tahu kehilangan rasanya menyakitkan, tapi akan semakin sakit jika tidak berusaha menyembuhkannya. Kadang sakit tidak dapat sembuh dengan sendirinya . . ."



Sabtu, 09 November 2013

Dear Diva-Cilukba


"Denganmu, aku tidak bisa sembunyi... kau pasti menemukanku.
Karena aku tidak pernah jauh, jiwaku mengendap di hatimu kemudian mengakar rindu."


Minggu, 03 November 2013

Tempat Semestinya


Sejak kecil kita selalu belajar melakukan sesuatu di tempat yang semestinya, seperti menerima tamu di ruang tamu, mandi di kamar mandi. Kita juga belajar meletakkan sesuatu di tempatnya, seperti piring di rak piring dan sepatu di rak sepatu.

Tapi kadang kita melewatkan  bagaimana kita meletakkan kelebihan dan kelemahan yang kita miliki. Bukankah seharusnya, kelebihan yang kita miliki kita letakkan di punggung dan kekurangan kita, kita letakkan di dada.

Kita dapat merasakan keduanya, tapi hanya dapat melihat dada kita.

Agar kita selalu sadar kelemahan apa yang kita miliki sebagai manusia kemudian kita dapat terus memperbaikinya. Dan biarlah orang lain yang melihat kelebihan dari punggung kita.

Jika kita tak sengaja terbalik meletakkannya, maka dada kita akan mengembang dan kita akan berjalan terlalu tegak, menonjolkan dada kita dengan congkak. Dan ada saatnya kita akan membungkuk terlalu dalam karena kita pikir kelemahan membebani kita.

Biarkan kita mengetahui kelemahan kita terlebih dahulu  agar kita dapat memperbaikinya, dan biarlah orang lain yang menilai kelebihan kita.

Sudah waktunya kita meletakkan segala sesuatu di tempat semestinya, seperti yang kita pelajari sejak kecil, menerima tamu di ruang tamu dan mandi di kamar mandi.... bukan sebaliknya !