Copyright © Arina for Life...
Design by Dzignine
Senin, 15 Oktober 2012

Aku Pendidik - Untuk diingat



Saya selalu ingat bahwa setiap kata yang terucap adalah doa, karena saya selalu ingat itu maka saya akan berusaha untuk selalu berhati-hati dalam berkata-kata. Merangkai kata kemudian mengungkapkannya ternyata bukan pekerjaan sederhana, karena terkadang kita kesulitan menggabungkannya. Sering kali apa yang terucap berbeda dengan yang terpikirkan. Ah...saya benci jika itu terjadi... Tapi jika kita sengaja mengatakan sesuatu yang buruk. Bersiap-siaplah, karena ternyata dengan cara ini kita memilih doa yang buruk pula.

Karena ini juga, pekerjaan pendidik akhirnya menjadi pekerjaan yang tidak mudah. Karena bagi pendidik, tutur kata adalah salah satu senjata. Namanya juga senjata, bisa jadi alat yang bermanfaat tetapi bisa juga menjadi sesuatu yang membahayakan.

Saya selalu sedih jika mendengar ada pendidik yang sengaja mengatakan sesuatu yang buruk tentang anak didiknya. Saya tahu pekerjaan mendidik tidaklah mudah, tapi bukankah jika kita memilih suatu pekerjaan kita harus siap sedia menerima paket lengkap dalam pekerjaan itu. Saya sendiri, mungkin masih sering mengeluhkan anak didik saya yang melakukan apa yang tidak saya suka kemudian tanpa sengaja melontarkan kata-kata yang mungkin akan menjadi doa yang buruk. Ah... saya sungguh tidak bermaksud demikian.

Karenanya benar kiranya bahwa seorang pengajar adalah seorang seniman, ya...seni dengan media jiwa dan akal manusia. Jadi jika anda seorang pengajar, jadilah seniman yang menghasilkan sesuatu yang indah dengan  cara yang indah.

Saya selalu ingat, "Pendidik yang baik tidak pernah bilang anak didiknya bodoh; tapi pendidik yang baik selalu bilang, 'anak didik saya belum bisa'"

Karena itu, tolong ingatkan saya jika saya sampai berkata bahwa anak didik saya bodoh, artinya saya punya tanggungjawab besar untuk menjadikannya lebih baik tapi jika itu tidak berhasil. Artinya, ada yang salah dengan saya.

Oya satu lagi, jika anak didik saya sudah pandai.... maka artinya tidak ada pekerjaan lagi buat saya... Ah, yang beneng dor  ^^ !

Sabtu, 06 Oktober 2012

Satu Lagi Untuk Sahabat - Kadek


Beberapa hari ini saya lagi pengen banget pergi ke Bali, pengen banget punya waktu buat liburan. Trus tiba-tiba saya teringat kepada seorang sahabat saya yang dari Bali, seorang sahabat lama yang pernah menemani hari-hari saya selama 5 tahun tanpa jeda. Lama juga kami tak berjumpa, tapi setidaknya kami masih sempat berkirim kabar walau tanpa kepastian waktu. Setidaknya saya masih bisa mengetahui kabaranya dari jejaring sosial bernama beken facebook dimana dia masih suka menulis di wall-nya.

Kalau orang bijak bilang, sahabat terbaik adalah seseorang yang selalu ada, bahkan ketika kita pernah meninggalkannya, melupakannya, atau bahkan menyakitinya. Mungkin sahabat terbaik saya inilah salah satunya.


Mungkin saya pernah terlupa, bahwa sahabat saya ini bersama saya sejak saya memantapkan tekad untuk memulai pendidikan tinggi saya... Ah..saya tidak pernah lupa masa-masa itu. Dan dia terus bersama saya hingga sumpah profesi diikrarkan. Betapapun saya pernah menyakiti hatinya, tapi dia masih di tempat yang sama saat saya ingin memeluknya. Hingga kini, aku selalu menoleh ke arah yang sama, dan berharap kau ada di sana.

Teruntuk sahabatku, Kadek Ika Murdiani. Terima Kasih untuk masakanmu yang enak, pinjaman uang yang selalu ada ^^, caramu memaafkan, dan untuk selalu berada di sampingku kapanpun aku mau. Terima kasih telah menjadi sahabat yang baik.

Jadi inget video yang saya buat untuk sahabat saya tercinta...


Aku Pendidik - Untuk diingat



Saya selalu ingat bahwa setiap kata yang terucap adalah doa, karena saya selalu ingat itu maka saya akan berusaha untuk selalu berhati-hati dalam berkata-kata. Merangkai kata kemudian mengungkapkannya ternyata bukan pekerjaan sederhana, karena terkadang kita kesulitan menggabungkannya. Sering kali apa yang terucap berbeda dengan yang terpikirkan. Ah...saya benci jika itu terjadi... Tapi jika kita sengaja mengatakan sesuatu yang buruk. Bersiap-siaplah, karena ternyata dengan cara ini kita memilih doa yang buruk pula.

Karena ini juga, pekerjaan pendidik akhirnya menjadi pekerjaan yang tidak mudah. Karena bagi pendidik, tutur kata adalah salah satu senjata. Namanya juga senjata, bisa jadi alat yang bermanfaat tetapi bisa juga menjadi sesuatu yang membahayakan.

Saya selalu sedih jika mendengar ada pendidik yang sengaja mengatakan sesuatu yang buruk tentang anak didiknya. Saya tahu pekerjaan mendidik tidaklah mudah, tapi bukankah jika kita memilih suatu pekerjaan kita harus siap sedia menerima paket lengkap dalam pekerjaan itu. Saya sendiri, mungkin masih sering mengeluhkan anak didik saya yang melakukan apa yang tidak saya suka kemudian tanpa sengaja melontarkan kata-kata yang mungkin akan menjadi doa yang buruk. Ah... saya sungguh tidak bermaksud demikian.

Karenanya benar kiranya bahwa seorang pengajar adalah seorang seniman, ya...seni dengan media jiwa dan akal manusia. Jadi jika anda seorang pengajar, jadilah seniman yang menghasilkan sesuatu yang indah dengan  cara yang indah.

Saya selalu ingat, "Pendidik yang baik tidak pernah bilang anak didiknya bodoh; tapi pendidik yang baik selalu bilang, 'anak didik saya belum bisa'"

Karena itu, tolong ingatkan saya jika saya sampai berkata bahwa anak didik saya bodoh, artinya saya punya tanggungjawab besar untuk menjadikannya lebih baik tapi jika itu tidak berhasil. Artinya, ada yang salah dengan saya.

Oya satu lagi, jika anak didik saya sudah pandai.... maka artinya tidak ada pekerjaan lagi buat saya... Ah, yang beneng dor  ^^ !

Satu Lagi Untuk Sahabat - Kadek


Beberapa hari ini saya lagi pengen banget pergi ke Bali, pengen banget punya waktu buat liburan. Trus tiba-tiba saya teringat kepada seorang sahabat saya yang dari Bali, seorang sahabat lama yang pernah menemani hari-hari saya selama 5 tahun tanpa jeda. Lama juga kami tak berjumpa, tapi setidaknya kami masih sempat berkirim kabar walau tanpa kepastian waktu. Setidaknya saya masih bisa mengetahui kabaranya dari jejaring sosial bernama beken facebook dimana dia masih suka menulis di wall-nya.

Kalau orang bijak bilang, sahabat terbaik adalah seseorang yang selalu ada, bahkan ketika kita pernah meninggalkannya, melupakannya, atau bahkan menyakitinya. Mungkin sahabat terbaik saya inilah salah satunya.


Mungkin saya pernah terlupa, bahwa sahabat saya ini bersama saya sejak saya memantapkan tekad untuk memulai pendidikan tinggi saya... Ah..saya tidak pernah lupa masa-masa itu. Dan dia terus bersama saya hingga sumpah profesi diikrarkan. Betapapun saya pernah menyakiti hatinya, tapi dia masih di tempat yang sama saat saya ingin memeluknya. Hingga kini, aku selalu menoleh ke arah yang sama, dan berharap kau ada di sana.

Teruntuk sahabatku, Kadek Ika Murdiani. Terima Kasih untuk masakanmu yang enak, pinjaman uang yang selalu ada ^^, caramu memaafkan, dan untuk selalu berada di sampingku kapanpun aku mau. Terima kasih telah menjadi sahabat yang baik.

Jadi inget video yang saya buat untuk sahabat saya tercinta...


Senin, 15 Oktober 2012

Aku Pendidik - Untuk diingat



Saya selalu ingat bahwa setiap kata yang terucap adalah doa, karena saya selalu ingat itu maka saya akan berusaha untuk selalu berhati-hati dalam berkata-kata. Merangkai kata kemudian mengungkapkannya ternyata bukan pekerjaan sederhana, karena terkadang kita kesulitan menggabungkannya. Sering kali apa yang terucap berbeda dengan yang terpikirkan. Ah...saya benci jika itu terjadi... Tapi jika kita sengaja mengatakan sesuatu yang buruk. Bersiap-siaplah, karena ternyata dengan cara ini kita memilih doa yang buruk pula.

Karena ini juga, pekerjaan pendidik akhirnya menjadi pekerjaan yang tidak mudah. Karena bagi pendidik, tutur kata adalah salah satu senjata. Namanya juga senjata, bisa jadi alat yang bermanfaat tetapi bisa juga menjadi sesuatu yang membahayakan.

Saya selalu sedih jika mendengar ada pendidik yang sengaja mengatakan sesuatu yang buruk tentang anak didiknya. Saya tahu pekerjaan mendidik tidaklah mudah, tapi bukankah jika kita memilih suatu pekerjaan kita harus siap sedia menerima paket lengkap dalam pekerjaan itu. Saya sendiri, mungkin masih sering mengeluhkan anak didik saya yang melakukan apa yang tidak saya suka kemudian tanpa sengaja melontarkan kata-kata yang mungkin akan menjadi doa yang buruk. Ah... saya sungguh tidak bermaksud demikian.

Karenanya benar kiranya bahwa seorang pengajar adalah seorang seniman, ya...seni dengan media jiwa dan akal manusia. Jadi jika anda seorang pengajar, jadilah seniman yang menghasilkan sesuatu yang indah dengan  cara yang indah.

Saya selalu ingat, "Pendidik yang baik tidak pernah bilang anak didiknya bodoh; tapi pendidik yang baik selalu bilang, 'anak didik saya belum bisa'"

Karena itu, tolong ingatkan saya jika saya sampai berkata bahwa anak didik saya bodoh, artinya saya punya tanggungjawab besar untuk menjadikannya lebih baik tapi jika itu tidak berhasil. Artinya, ada yang salah dengan saya.

Oya satu lagi, jika anak didik saya sudah pandai.... maka artinya tidak ada pekerjaan lagi buat saya... Ah, yang beneng dor  ^^ !

Sabtu, 06 Oktober 2012

Satu Lagi Untuk Sahabat - Kadek


Beberapa hari ini saya lagi pengen banget pergi ke Bali, pengen banget punya waktu buat liburan. Trus tiba-tiba saya teringat kepada seorang sahabat saya yang dari Bali, seorang sahabat lama yang pernah menemani hari-hari saya selama 5 tahun tanpa jeda. Lama juga kami tak berjumpa, tapi setidaknya kami masih sempat berkirim kabar walau tanpa kepastian waktu. Setidaknya saya masih bisa mengetahui kabaranya dari jejaring sosial bernama beken facebook dimana dia masih suka menulis di wall-nya.

Kalau orang bijak bilang, sahabat terbaik adalah seseorang yang selalu ada, bahkan ketika kita pernah meninggalkannya, melupakannya, atau bahkan menyakitinya. Mungkin sahabat terbaik saya inilah salah satunya.


Mungkin saya pernah terlupa, bahwa sahabat saya ini bersama saya sejak saya memantapkan tekad untuk memulai pendidikan tinggi saya... Ah..saya tidak pernah lupa masa-masa itu. Dan dia terus bersama saya hingga sumpah profesi diikrarkan. Betapapun saya pernah menyakiti hatinya, tapi dia masih di tempat yang sama saat saya ingin memeluknya. Hingga kini, aku selalu menoleh ke arah yang sama, dan berharap kau ada di sana.

Teruntuk sahabatku, Kadek Ika Murdiani. Terima Kasih untuk masakanmu yang enak, pinjaman uang yang selalu ada ^^, caramu memaafkan, dan untuk selalu berada di sampingku kapanpun aku mau. Terima kasih telah menjadi sahabat yang baik.

Jadi inget video yang saya buat untuk sahabat saya tercinta...