Dia tidak meminta bayaran, namun menciptakan banyak perubahan. Dia memperkaya meraka yang menerimanya, tanpa membuat melarat mereka yang memberinya. Dia terjadi hanya sekejap namun kenangan tentangnya kadang-kadang bertahan selamanya. Tak seorangpun yang meskipun kaya mampu bertahan tanpa dia, dan tak seorangpun yang begitu miskin tetap menjadi lebih kaya daripada manfaatnya. Dia menciptakan kebahagian di rumah, mendukung niat baik dalam bisnis dan merupakan tanda balasan dari kawan-kawan.
Dia memberi istirahat untuk rasa lelah, sinar terang untuk rasa putus asa, sinar mentari bagikesediahan dan penangkal alam bagi kesulitan. Namun dia tidak bisa di beli, dimohon dipinjam atau dicuri karena dia adalah sesuatu yang tidakberguna sebelum di berikan pada orang lain. Dan apabila pada menit terakhir kesibukan … di mana sebagian pelayan penjual kami menjaditerlalu lelah untuk memberi Anda senyuman, bolehkah kami meminta Anda meninggalkan seulas senyuman Anda?
Karena tak seorangpun yang begitu yang lebih membutuhkan senyuman daripada merekayang tidak punya lagi yang tersisa untuk diberikan!
Bila saya ditanya tentang acara televisi apa yang pertama memberi banyak inspirasi pada saya? jawabannya adalah The Oprah Winfrey. Saya mungkin tidak menonton setiap episode. Tapi saya salah satu penggemar acara ini dan tentu saja saya sangat terkagum-kagum dengan seorang Oprah Winfrey yang luar biasa itu.
Sampai-sampai ketika saya masih kuliah, acara ini yang menemani saya setiap minggu siang. Menonton bersama sahabat hingga acara tidur siang. Wah, masa-masa itu tentu saja tidak akan pernah saya lupakan. ^^
Dan ketika kemarin tanpa sengaja membaca koran yang mengatakan bahwa acara The Oprah Winfrey samapai pada episode terakhirnya setelah tanyang selama 25 tahun. Saya kembali mengingat semua itu. Entah berapa banyak inspirasi yang diberikan oleh Oprah kepada penonton setianya di dunia ini, dan berapa banyak kebaikan yang juga telah dia berikan kepada banyak orang lainnya.
Saya yakin banyak orang yang telah menyampaikan terima kasihnya pada Oprah, dan cerita ini sekaligus ucapan terima kasih saya padanya. Meskipun saya yakin, tak akan pernah sampai padanya he..he..
Ah, Oprah. You will be surely hugely missed.
Berikut, kisah acara perpisahan yang saya baca kemarin di Jawa Pos :
CHICAGO- Perpisahan itu datang juga. The Oprah Winfrey Show, acara bincang-bincang asuhan Oprah Winfrey yang mengudara selama 25 tahun terakhir, memasuki episode final. Pengambilan gambar tuntas dilakukan pada Selasa malam waktu setempat (24/5).
Winfrey membuat acara perpisahan dengan mengesankan. Dikemas dalam dua bagian, dia mengundang sejumlah bintang papan atas yang pernah tampil di acaranya. Di antaranya, Tom Hanks, Tom Cruise, Will Smith, dan Madonna. Ada pula Stevie Wonder dan Aretha Franklin. Ditampilkan pula highlight perjalanan talk show-nya selama seperempat abad. Tidak lupa, dia mengucapkan terima kasih atas kesetiaan pemirsa dalam mengikuti acaranya.
Meski mengundang banyak A-lister Hollywood, bintang sesungguhnya dari finale tersebut tetaplah Winfrey. "Ketika keluar, cara dia melangkah ke panggung, dia sudah membawa pesan bagaimana kita harus menemukan diri kita sendiri dan tujuan kita," jelas Wanda Nash, salah seorang audience Winrey. "Semuanya tentang Oprah," imbuhnya.
Pengambilan gambar menjadi momen yang sangat emosional. Winfrey mencium dan memeluk kekasihnya, Stedman Graham, lalu masuk ke studio dan menyalami semua stafnya. Setelah itu, dia mengucapkan selamat tinggal kepada 13 ribu fans yang menyemut di depan United Center, tempat syuting episode finale.
Winfrey memutuskan menyetop bincang-bincang terkenal tersebut untuk fokus pada stasiun televisi bikinannya sendiri, OWN. Selama 25 tahun, The Oprah Winfrey Show menjadi bagian dari kultur Amerika Serikat. Buku yang diulas di sana bakal jadi best seller. Demikian juga album atau penyanyi muda. Variety show, seperti penyembuhan gratis, bedah rumah, dan kunjungan ke komunitas, menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
"Saya sangat takjub karena bisa berada di samping perempuan yang mengubah hidup orang lain setiap hari dan perempuan yang membawa makan siang sendiri ke tempat kerja," ujar Stedman, seperti dikutip Daily Mail. "Saya juga tidak percaya bahwa perempuan berkulit gelap dari pedalaman Mississippi bisa melakukan apa saja," imbuh pria 60 tahun yang menjadi kekasih Winfrey sejak 1986 tersebut.
Acara finale itu juga didatangi seorang tamu istimewa. Dia adalah Maria Shriver, mantan istri Arnold Schwarzenegger yang memutuskan mengakhiri pernikahan karena suaminya memiliki affair. Shriver berkata sesuatu yang seolah ditujukan kepada Schwarzenegger. "Kau memberi aku cinta, dukungan, kebijaksanaan, dan di atas semua itu, kebenaran," ungkapnya. Winfrey meraih tangan Shriver, lalu berseru, "Ini untuk kebenaran!"
"Persahabatan seperti Bunga yang cantik - ada dekat di hati, tidak pernah layu karena umur tetapi lebih cantik karena waktu."
Untuk Adik-adikku...
Waktu akan terus berputar dan hari-hari dalam hidupmu akan bergerak. Setiap kali kau melangkah, pastilah akan menemui kerikil hingga batu yang menghalangimu. Dan tak jarang kau akan tersandung atau bahkan terjatuh, rasanya pasti akan sakit. Tapi adikku, janganlah ragu untuk segera bangkit, dan teruslah melangkah.
Karena kau tak boleh berhenti...
Ketika kau mendapat masalah, ingatlah kisah ini... Kisah wortel, telur dan kopi :
Seorang gadis mengadu pada ibunya, berkeluh kesah tentang kehidupannya yang dirasa amat berat. Gadis itu tidak tahu bagaimana dia akan melalui semua itu dan merasa ingin menyerah saja. Dia merasa lelah berjuang dan menderita dalam kehidupan ini. Jika satu masalah teratasi, akan timbul masalah baru.
Ibunya mengajak putrinya menuju dapur. Diisinya 3 buah panci dengan air dan direbusnya air itu dengan api yang besar. Begitu semua air mendidih, dia masukkan wortel pada panci pertama, telur pada panci ke dua, dan butiran kopi di panci terakhir. Mereka menunggu sampai ketiga air di panci kembali mendidih.
Dalam 20 menit kompor-kompor dimatikan oleh sang ibu. Wortel dikeluarkan dan diletakkannya di sebuah piring. Begitu juga dengan telur dan kopi diletakkan dalampiring dan gelas berbeda. Sang ibu memandang putrinya sambil berkata: ”Katakan apa yang kamu lihat.” Putrinya menjawab: “Wortel, telur dan kopi.”
Ibunya meminta putrinya agar mendekat dan merasakan wortel itu. “Wortel itu menjadi lembek.” Ibunya kemudian meminta putrinya untuk memecahkan telur yangtelah matang itu. Setelah mengupas kulitnya, dia sadar bahwa isi telur itu telah mengeras karena direbus.
Akhirnya sang ibu meminta putrinya untuk meminum kopi yang telah matang. Putrinya tersenyum merasakan keharuman kopinya. "Apa arti semua ini, ibu ?” tanya putrinya. Ibunya menjelaskan bahwa setiap benda-benda itu telah melewati “Kemalangan” yang sama, yaitu direbus di dalam air mendidih. Namun tiap benda punya reaksi berbeda.
Wortel itu sebelumnya kuat, keras dan “tidak berperasaan.” Namun setelah direbus dia menjadi lunak dan lemah. Seperti seseorang yang gigih, kuat dan tahan banting tiba-tiba bisa menjadi lemah ketika ditimpa cobaan atau kemalangan. Telur itu sebelumnya rentan, mudah pecah. Punya dinding tipis untuk melindungi cairan di dalamnya. Namun setelah direbus, cairan di dalamnya menjadi keras. Seperti seseorang yang sebelumnya sangat berperasaan menjadi kaku dan berjiwa keras ketika tertimpa cobaan. Sedang butiran kopi adalah fenomena unik, ia menjadi menghitamkan sekitarnya dan mengharumkan lingkungannya. Seperti seseorang yang ketika tertimpa masalah justru mampu mewarnai dan memberi keharuman untuk sekitarnya.
"Termasuk yang mana kamu, anakku ?” kata ibu pada putrinya. "Jika kemalangan mengetuk pintumu, bagaimana kamu meresponnya? Apakah kamu seperti wortel, sebutir telur atau biji kopi?”
Adik-adikku...ketika itu semua terjadi, ku harap kau dapat menjadi kopi.
Adik-adikku, ketika semua rintangan di hadapanmu. Ketika tanganmu tak lagi mampu menopang, saat itu hanya Tuhan yang akan menopangmu dengan kesempurnaannya, ketika kau butuh seseorang meringankanmu saat itu orang tua adalah penopang terbaikmu. Namun kadang ketika kau butuh seseorang yang dapat meringankan beban di bahumu. Carilah sahabat.
Karena jika hati adalah istana,
cinta adalah singgasana,
ketulusan adalah mahkota,
kesetiaan adalah piala terindah,
maka persahabatan adalah tahta keabadian sepanjang masa...
Sungguh, kepemilikan atas sahabat adalah harta terindah.
“Three Cups of Tea adalah salah satu cerita petualangan yang luar biasa. Kesulitan dan Bahaya Greg Mortenson’s untuk mendirikan sekolah-sekolah di bagian liar Pakistan dan Afghanistan tidak hanya sekedar bacaan yang mendebarkan, ini adalah sebuah bukti bahwa seorang pria biasa, dengan it’s proof that one ordinary person, yang berkarakter dan memiliki kebulatan tekad, benar2 dapat merubah dunia.” -Tom Brokaw
Buku ini kebetulan saya beli dengan harga kurang dari 20 ribu. Karena saya tertarik dengan ringkasan cerita yang ada di belakangnya. Tapi setelah saya menyelesaikan membaca buku ini, saya harus katakan buku ini bernilai jauh di atas 20 ribu.
Inilah kisah menakjubkan dan inspiratif tentang Indiana Jones sejati dan perjuangan kemanusiaannya yang mengharukan di “pekarangan belakang” rezim Taliban.
Seorang pendaki gunung, Greg Mortenson, dibawa nasib ke pegunungan Karakoram yang gersang di Pakistan setelah gagal mendaki puncak K2, gunung tertinggi kedua di dunia. Tersentuh oleh keramahan penduduknya, dia berjanji untuk kembali dan membangun sebuah sekolah.
Kisah ini berawal dari sebuah janji..
JANJI
Greg mengamati dan menyimak ketika anak-anak menyanyikan lagu kebangsaan Pakistan untuk mengawali hari sekolah. Dia melihat anak perempuan Twaha yang berusia delapan tahun, Jahan, berdiri tegap dibalik kerudung ketika bernyanyi. Setelah lagu berakhir, mereka duduk di tanah dan mulai menulis tabel perkalian. Beberapa anak, seperti Jahan, punya papan yang mereka tulisi dengan ranting dicelup lumpur. Yang lainya menulis di tanah dengan ranting. “Bisakah kau bayangkan anak-anak kelas empat di Amerika, sendirian, tanpa guru, duduk tenang dan mengerjakan pelajaran mereka?” tanya Greg di kemudian hari. “Hatiku seakan terkoyak … Aku tahu, aku harus berbuat sesuatu.
Tapi, apa yang bisa dilakukannya?sisa uang hampir tidak mencukupi untuk pergi dengan jip dan bus ke ibukota Pakistan, naik pesawat dan pulang. Akan tetapi, pasti dia bisa melakukan sesuatu.
berdiri di sebelah Haji Ali, memandangi pegunungan yang hendak didakinya setelah mengintari setengah belahan dunia, mendadak Greg merasa bahwa mencapai puncak K2 untuk meletakkan kalung tidaklah begitu penting. Dia melakukan sesuatu yang lebih baik dari pada itu untuk menghormati adiknya, Christa. Dia meletakkan kedua tangan di bahu Haji Ali. “Aku akan membangun sekolah,” ujarnya. “Aku berjanji.”
Seorang Greg, aplikasi luar biasa dari asuhan ayah bundanya, hingga membuatnya begitu memprioritaskan pentingnya kehidupan melayani dan mendidik. Demprey, ayahnya Greg yang suka berpergian suatu hari berkata pada istrinya yang sedang mengandung Greg, ‘Mereka perlu guru di Tanganyika, Ayo pergi ke Afrika’. Dan mereka begitu saja pergi ke Afrika. Demprey bekerja keras membangun rumah sakit pendidikan pertama di Tanzania dan Jerene, istrinya gigih memulai Sekolah Internasional Moshi. Yang disebut Greg sebagai PPB kecil, ‘Ada dua puluh delapan kebangsaan yang berbeda, dan kami merayakan semua hari libur; Hanukkah, Natal, Diwali, Idul Fitri.’ Setelah rumah sakit dan sekolah beres, keluarga Mortenson kembali ke Amerika.
Visi tersebut dibawa Greg dalam hidup. Itu ia buktikan setelah ia tersesat dalam perjalanan pendakian K2, puncak tertinggi kedua di dunia. Sesat yang membawa ia untuk akhirnya melakukan sesuatu hal yang menurut sederhana namun begitu luar biasa. Ia tersesat ke salah satu desa di lereng pegunungan K2, desa Korphe. Ia pria asing pertama yang tersesat, kumal dan sangat letih kemudian dirawat dengan jamuan terbaik di desa miskin oleh kepala desa. Kemudian mengetahui tidak adanya sekolah disana. Maka dimulailah perjuangan tuk membangun sekolah disana. Ia kembali ke Amerika, bekerja dan mengumpulkan uang, bahkan ia menjual apartemen, menyimpan barang di gudang sewaan, dan tidur dalam kantung tidur dalam mobilnya yang akhirnya ia jual untuk biaya keberangkatannya kembali ke Pakistan. Hingga sampai di Pakistan, usulan masih harus tertunda dan memutuskan kembali ke Amerika tuk mengumpulkan uang lagi demi terbangun sebuah sekolah di desa Korphe.
Walaupun mengalami penculikan dan mendapat kecurigaan dari warga setempat, Greg tetap kukuh dengan janjinya, hingga kini ia telah berhasil mendirikan sekolah hingga perbatasan Afghanistan. Sungguh kisah luar biasa…
Sungguh harga luar biasa dari sebuah pengasuhan. Betapa orang tua menjadi sosok terbaik dalam perjalanan kehidupan anaknya. Pengasuhan ini juga yang dibawa Greg dalam keluarganya, hingga anaknya, Amira, mendukung usaha ayah dalam melayani dan mendidik, salah satu melalui programPennies for Peacedengan mengumpulkan uang receh dari sekolah ke sekolah untuk disumbangkan pada teman-teman seusia agar memperoleh kesempatan belajar sepertinya. Wow…luar biasa ^o^
Mari kita pun memulai….
Buku ini wajib Anda baca, bila Anda mengaku perduli terhadap pendidikan. Penuh Inspirasi, bukan hanya tentang keperdulian tapi tentang pengorbanan dan melakukan langkah yang nyata.
Ternyata, waktu memang berjalan cepat sekali...rasanya baru kemarin saya datang ke acara MalangTempo Doeloe( MTD ) di tengah malam buta. Tak terasa, hari ini festival yang banyak ditunggu warga Malang ini sudah dimulai lagi...
Bagi saya, festival ini mengingatkan tidak pada budaya dan Malang pada masa lalu, tetapi juga pada hal-hal menyenangkan beberapa tahun lalu ketika melihat bersama sahabat-sahabat. Kejadian-kejadian yang saya yakin tidak akan terulang lagi.... Kembalinya MTD membuat saya mengingat waktu-waktu itu....Hahay...Selalu ada saja senyuman yang terukir di bibir saya, kalau saya mengingat masa-masa itu.
Dan apakah MTD kali ini akan membuat saya tersenyum di tahun-tahun yang akan datang ???? ^^
Sekilas tentang Malang Tempo Doeloe( MTD ) 2011
Yayasan Inggil dan pemerintah kota MalangKembali menggelar pesta rakyat yaitu MalangTempo Doeloe( MTD ) atau yang biasa disebut juga MalangKembali ke VIyang diselenggarakan disepanjang jalan Ijen Boulevard kota Malang. Akan dilaksanakan pada tanggal 19 – 22 Mei 2011.Malang Tempo Doeloe( MTD 2011 ) VI pada tahun ini mengambil tema“Discovering Heritage”, yaitu mengenang dan memelihara kembali budaya Malang Tempo Doeloe sebagai warisan yang sangat berarti untuk kita jaga, kerena kota Malangbanyak meninggalkan sejarah.
Berbagai bentuk acara dan pertujukan akan ditampilkan. Budaya asli Malang Raya (Kota Malang, Kab. Malang, dan Kota Baru), serta Budaya Panji Jawa Timur akan ditampilkan. Juga akan ada Pagelaran Upacara Adat; Demo pembuatan seni (Topeng khas Malang), benda-benda pusaka, Work-shop Tari Malangan, dll.
Selain itu, di arena sepanjang 2 Km ini, mulai dari jam 8 pagi sampai 12 malam, juga akan ditemukan Pasar Batik, Mainan (“dolanan”) anak tempo dulu, Makanan (“jajanan”) tempo dulu, serta Benteng Malang 1767, galeri, museum, dll.
Uniknya lagi, para pihak yang terlibat mulai dari panitia, pemilik dan pengelola stan serta juga TERMASUK PENGUNJUNG -nya diharapkan untuk berpakaian Pakaian Tempoe Doeloe selama Festival berlangsung, entah itu dengan mengenakan Pakaian Tradisonal, ataupun Pakaian “oldies look” (: bergaya tentara Kolonial, tentara Jepang, Noni and Mener, p, Sakera, dsbnya).
HARI: Kamis-Minggu TANGGAL: 19-22 Mei 2011 WAKTU: 08.00-24.00 WIB
PENDAFTARAN STAND
Pendaftaran Stand Malang kembali VI 2011 dibuka per tanggal 9-23 April 2011
TEMA KEGIATAN
Tema yang diangkat pada Malang Kembali VI 2011kali ini adalah Discovery Heritage. Menawarkan kesempatan untuk mendalami lebih jauh mengenai kekayaan warisan sejarah budayaMalang. Aktivitas yang dapat diikuti terdiri dari beberapa macam hal seperti tur budaya, kuliah umum, kelompok belajar, workshop, gelar tradisi, dan pasar rakyat yang pada tujuannya dilakukan untuk menyiapkan para pesertanya agar dapat meneliti lebih jauh lagi mengenai kebudayaan, kehidupan masyarakat, sejarah dan juga kesenian yang ada di wilayahMalang.
“To never let anything to stop you from chasing your dreams.. from working, or playing, or falling in love.”
Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan mudah, saya yakin tidak semua orang dapat melakukannya, dan kalaupun dapat, tidak semua orang dapat menikmatinya. Apalagi jika Anda seorang penderita Sindrom Taurett, hampir-hampir dapat dikatakan itu mustahil. Tetapi tidak ada kata mustahil bagi Bard Cohen yang luar biasa.
Kebenciannya terhadap guru-guru di masa kecilnya justru memacunya menjadi seorang guru yang sukses. Kisah pembuktian diri yang luar biasa.
Kisah ini saya baca dari kisah Brad Cohen FRONT OF THE CLASS sebuah kisah yang sangat menginspirasi, tentang bagaimana menyikapi diri dengan segala kesulitan yang kita miliki.
Sebuah kutipan menarik yang saya suka, “Beginilah caraku memandang hidup: aku memilih jalan lurus yang akan kuambil. Apakah aku memilih jalan lurus yang mudah? Atau apakah aku memilih jalan yang berliku? Aku memutuskan jalan yang berliku. Aku merasa sukses ketika hidupku penuh dengan petualangan dan tantangan. Bagiku jalan berliku akan membentuk tantangan. Inilah jalanku, dan aku tidak menyesalinya. Kita semua kondisi masing-masing. Kita semua memainkan peran kita, dan kita semua memilih bagaimana kita akan hidup.”
Saya menyukai peran saya sebagai guru, dan pesan yang indah untuk siapapun anda; Saya berharap dengan setulus hati, Anda mau meluangkan waktu untuk melihat generasi muda. Mereka adalah masa depan kita. Mereka adalah orang-orang hebat yang penuh kasih sayang, dan mereka membutuhkan dorongan kita. Dunia ini akan menjadi tempat yang menakjubkan jika setiap anak bisa meraih potensi terbaik mereka. Kita bisa mewujudkannya, sedikit demi sedikit.
Dia tidak meminta bayaran, namun menciptakan banyak perubahan. Dia memperkaya meraka yang menerimanya, tanpa membuat melarat mereka yang memberinya. Dia terjadi hanya sekejap namun kenangan tentangnya kadang-kadang bertahan selamanya. Tak seorangpun yang meskipun kaya mampu bertahan tanpa dia, dan tak seorangpun yang begitu miskin tetap menjadi lebih kaya daripada manfaatnya. Dia menciptakan kebahagian di rumah, mendukung niat baik dalam bisnis dan merupakan tanda balasan dari kawan-kawan.
Dia memberi istirahat untuk rasa lelah, sinar terang untuk rasa putus asa, sinar mentari bagikesediahan dan penangkal alam bagi kesulitan. Namun dia tidak bisa di beli, dimohon dipinjam atau dicuri karena dia adalah sesuatu yang tidakberguna sebelum di berikan pada orang lain. Dan apabila pada menit terakhir kesibukan … di mana sebagian pelayan penjual kami menjaditerlalu lelah untuk memberi Anda senyuman, bolehkah kami meminta Anda meninggalkan seulas senyuman Anda?
Karena tak seorangpun yang begitu yang lebih membutuhkan senyuman daripada merekayang tidak punya lagi yang tersisa untuk diberikan!
Bila saya ditanya tentang acara televisi apa yang pertama memberi banyak inspirasi pada saya? jawabannya adalah The Oprah Winfrey. Saya mungkin tidak menonton setiap episode. Tapi saya salah satu penggemar acara ini dan tentu saja saya sangat terkagum-kagum dengan seorang Oprah Winfrey yang luar biasa itu.
Sampai-sampai ketika saya masih kuliah, acara ini yang menemani saya setiap minggu siang. Menonton bersama sahabat hingga acara tidur siang. Wah, masa-masa itu tentu saja tidak akan pernah saya lupakan. ^^
Dan ketika kemarin tanpa sengaja membaca koran yang mengatakan bahwa acara The Oprah Winfrey samapai pada episode terakhirnya setelah tanyang selama 25 tahun. Saya kembali mengingat semua itu. Entah berapa banyak inspirasi yang diberikan oleh Oprah kepada penonton setianya di dunia ini, dan berapa banyak kebaikan yang juga telah dia berikan kepada banyak orang lainnya.
Saya yakin banyak orang yang telah menyampaikan terima kasihnya pada Oprah, dan cerita ini sekaligus ucapan terima kasih saya padanya. Meskipun saya yakin, tak akan pernah sampai padanya he..he..
Ah, Oprah. You will be surely hugely missed.
Berikut, kisah acara perpisahan yang saya baca kemarin di Jawa Pos :
CHICAGO- Perpisahan itu datang juga. The Oprah Winfrey Show, acara bincang-bincang asuhan Oprah Winfrey yang mengudara selama 25 tahun terakhir, memasuki episode final. Pengambilan gambar tuntas dilakukan pada Selasa malam waktu setempat (24/5).
Winfrey membuat acara perpisahan dengan mengesankan. Dikemas dalam dua bagian, dia mengundang sejumlah bintang papan atas yang pernah tampil di acaranya. Di antaranya, Tom Hanks, Tom Cruise, Will Smith, dan Madonna. Ada pula Stevie Wonder dan Aretha Franklin. Ditampilkan pula highlight perjalanan talk show-nya selama seperempat abad. Tidak lupa, dia mengucapkan terima kasih atas kesetiaan pemirsa dalam mengikuti acaranya.
Meski mengundang banyak A-lister Hollywood, bintang sesungguhnya dari finale tersebut tetaplah Winfrey. "Ketika keluar, cara dia melangkah ke panggung, dia sudah membawa pesan bagaimana kita harus menemukan diri kita sendiri dan tujuan kita," jelas Wanda Nash, salah seorang audience Winrey. "Semuanya tentang Oprah," imbuhnya.
Pengambilan gambar menjadi momen yang sangat emosional. Winfrey mencium dan memeluk kekasihnya, Stedman Graham, lalu masuk ke studio dan menyalami semua stafnya. Setelah itu, dia mengucapkan selamat tinggal kepada 13 ribu fans yang menyemut di depan United Center, tempat syuting episode finale.
Winfrey memutuskan menyetop bincang-bincang terkenal tersebut untuk fokus pada stasiun televisi bikinannya sendiri, OWN. Selama 25 tahun, The Oprah Winfrey Show menjadi bagian dari kultur Amerika Serikat. Buku yang diulas di sana bakal jadi best seller. Demikian juga album atau penyanyi muda. Variety show, seperti penyembuhan gratis, bedah rumah, dan kunjungan ke komunitas, menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
"Saya sangat takjub karena bisa berada di samping perempuan yang mengubah hidup orang lain setiap hari dan perempuan yang membawa makan siang sendiri ke tempat kerja," ujar Stedman, seperti dikutip Daily Mail. "Saya juga tidak percaya bahwa perempuan berkulit gelap dari pedalaman Mississippi bisa melakukan apa saja," imbuh pria 60 tahun yang menjadi kekasih Winfrey sejak 1986 tersebut.
Acara finale itu juga didatangi seorang tamu istimewa. Dia adalah Maria Shriver, mantan istri Arnold Schwarzenegger yang memutuskan mengakhiri pernikahan karena suaminya memiliki affair. Shriver berkata sesuatu yang seolah ditujukan kepada Schwarzenegger. "Kau memberi aku cinta, dukungan, kebijaksanaan, dan di atas semua itu, kebenaran," ungkapnya. Winfrey meraih tangan Shriver, lalu berseru, "Ini untuk kebenaran!"
"Persahabatan seperti Bunga yang cantik - ada dekat di hati, tidak pernah layu karena umur tetapi lebih cantik karena waktu."
Untuk Adik-adikku...
Waktu akan terus berputar dan hari-hari dalam hidupmu akan bergerak. Setiap kali kau melangkah, pastilah akan menemui kerikil hingga batu yang menghalangimu. Dan tak jarang kau akan tersandung atau bahkan terjatuh, rasanya pasti akan sakit. Tapi adikku, janganlah ragu untuk segera bangkit, dan teruslah melangkah.
Karena kau tak boleh berhenti...
Ketika kau mendapat masalah, ingatlah kisah ini... Kisah wortel, telur dan kopi :
Seorang gadis mengadu pada ibunya, berkeluh kesah tentang kehidupannya yang dirasa amat berat. Gadis itu tidak tahu bagaimana dia akan melalui semua itu dan merasa ingin menyerah saja. Dia merasa lelah berjuang dan menderita dalam kehidupan ini. Jika satu masalah teratasi, akan timbul masalah baru.
Ibunya mengajak putrinya menuju dapur. Diisinya 3 buah panci dengan air dan direbusnya air itu dengan api yang besar. Begitu semua air mendidih, dia masukkan wortel pada panci pertama, telur pada panci ke dua, dan butiran kopi di panci terakhir. Mereka menunggu sampai ketiga air di panci kembali mendidih.
Dalam 20 menit kompor-kompor dimatikan oleh sang ibu. Wortel dikeluarkan dan diletakkannya di sebuah piring. Begitu juga dengan telur dan kopi diletakkan dalampiring dan gelas berbeda. Sang ibu memandang putrinya sambil berkata: ”Katakan apa yang kamu lihat.” Putrinya menjawab: “Wortel, telur dan kopi.”
Ibunya meminta putrinya agar mendekat dan merasakan wortel itu. “Wortel itu menjadi lembek.” Ibunya kemudian meminta putrinya untuk memecahkan telur yangtelah matang itu. Setelah mengupas kulitnya, dia sadar bahwa isi telur itu telah mengeras karena direbus.
Akhirnya sang ibu meminta putrinya untuk meminum kopi yang telah matang. Putrinya tersenyum merasakan keharuman kopinya. "Apa arti semua ini, ibu ?” tanya putrinya. Ibunya menjelaskan bahwa setiap benda-benda itu telah melewati “Kemalangan” yang sama, yaitu direbus di dalam air mendidih. Namun tiap benda punya reaksi berbeda.
Wortel itu sebelumnya kuat, keras dan “tidak berperasaan.” Namun setelah direbus dia menjadi lunak dan lemah. Seperti seseorang yang gigih, kuat dan tahan banting tiba-tiba bisa menjadi lemah ketika ditimpa cobaan atau kemalangan. Telur itu sebelumnya rentan, mudah pecah. Punya dinding tipis untuk melindungi cairan di dalamnya. Namun setelah direbus, cairan di dalamnya menjadi keras. Seperti seseorang yang sebelumnya sangat berperasaan menjadi kaku dan berjiwa keras ketika tertimpa cobaan. Sedang butiran kopi adalah fenomena unik, ia menjadi menghitamkan sekitarnya dan mengharumkan lingkungannya. Seperti seseorang yang ketika tertimpa masalah justru mampu mewarnai dan memberi keharuman untuk sekitarnya.
"Termasuk yang mana kamu, anakku ?” kata ibu pada putrinya. "Jika kemalangan mengetuk pintumu, bagaimana kamu meresponnya? Apakah kamu seperti wortel, sebutir telur atau biji kopi?”
Adik-adikku...ketika itu semua terjadi, ku harap kau dapat menjadi kopi.
Adik-adikku, ketika semua rintangan di hadapanmu. Ketika tanganmu tak lagi mampu menopang, saat itu hanya Tuhan yang akan menopangmu dengan kesempurnaannya, ketika kau butuh seseorang meringankanmu saat itu orang tua adalah penopang terbaikmu. Namun kadang ketika kau butuh seseorang yang dapat meringankan beban di bahumu. Carilah sahabat.
Karena jika hati adalah istana,
cinta adalah singgasana,
ketulusan adalah mahkota,
kesetiaan adalah piala terindah,
maka persahabatan adalah tahta keabadian sepanjang masa...
Sungguh, kepemilikan atas sahabat adalah harta terindah.
“Three Cups of Tea adalah salah satu cerita petualangan yang luar biasa. Kesulitan dan Bahaya Greg Mortenson’s untuk mendirikan sekolah-sekolah di bagian liar Pakistan dan Afghanistan tidak hanya sekedar bacaan yang mendebarkan, ini adalah sebuah bukti bahwa seorang pria biasa, dengan it’s proof that one ordinary person, yang berkarakter dan memiliki kebulatan tekad, benar2 dapat merubah dunia.” -Tom Brokaw
Buku ini kebetulan saya beli dengan harga kurang dari 20 ribu. Karena saya tertarik dengan ringkasan cerita yang ada di belakangnya. Tapi setelah saya menyelesaikan membaca buku ini, saya harus katakan buku ini bernilai jauh di atas 20 ribu.
Inilah kisah menakjubkan dan inspiratif tentang Indiana Jones sejati dan perjuangan kemanusiaannya yang mengharukan di “pekarangan belakang” rezim Taliban.
Seorang pendaki gunung, Greg Mortenson, dibawa nasib ke pegunungan Karakoram yang gersang di Pakistan setelah gagal mendaki puncak K2, gunung tertinggi kedua di dunia. Tersentuh oleh keramahan penduduknya, dia berjanji untuk kembali dan membangun sebuah sekolah.
Kisah ini berawal dari sebuah janji..
JANJI
Greg mengamati dan menyimak ketika anak-anak menyanyikan lagu kebangsaan Pakistan untuk mengawali hari sekolah. Dia melihat anak perempuan Twaha yang berusia delapan tahun, Jahan, berdiri tegap dibalik kerudung ketika bernyanyi. Setelah lagu berakhir, mereka duduk di tanah dan mulai menulis tabel perkalian. Beberapa anak, seperti Jahan, punya papan yang mereka tulisi dengan ranting dicelup lumpur. Yang lainya menulis di tanah dengan ranting. “Bisakah kau bayangkan anak-anak kelas empat di Amerika, sendirian, tanpa guru, duduk tenang dan mengerjakan pelajaran mereka?” tanya Greg di kemudian hari. “Hatiku seakan terkoyak … Aku tahu, aku harus berbuat sesuatu.
Tapi, apa yang bisa dilakukannya?sisa uang hampir tidak mencukupi untuk pergi dengan jip dan bus ke ibukota Pakistan, naik pesawat dan pulang. Akan tetapi, pasti dia bisa melakukan sesuatu.
berdiri di sebelah Haji Ali, memandangi pegunungan yang hendak didakinya setelah mengintari setengah belahan dunia, mendadak Greg merasa bahwa mencapai puncak K2 untuk meletakkan kalung tidaklah begitu penting. Dia melakukan sesuatu yang lebih baik dari pada itu untuk menghormati adiknya, Christa. Dia meletakkan kedua tangan di bahu Haji Ali. “Aku akan membangun sekolah,” ujarnya. “Aku berjanji.”
Seorang Greg, aplikasi luar biasa dari asuhan ayah bundanya, hingga membuatnya begitu memprioritaskan pentingnya kehidupan melayani dan mendidik. Demprey, ayahnya Greg yang suka berpergian suatu hari berkata pada istrinya yang sedang mengandung Greg, ‘Mereka perlu guru di Tanganyika, Ayo pergi ke Afrika’. Dan mereka begitu saja pergi ke Afrika. Demprey bekerja keras membangun rumah sakit pendidikan pertama di Tanzania dan Jerene, istrinya gigih memulai Sekolah Internasional Moshi. Yang disebut Greg sebagai PPB kecil, ‘Ada dua puluh delapan kebangsaan yang berbeda, dan kami merayakan semua hari libur; Hanukkah, Natal, Diwali, Idul Fitri.’ Setelah rumah sakit dan sekolah beres, keluarga Mortenson kembali ke Amerika.
Visi tersebut dibawa Greg dalam hidup. Itu ia buktikan setelah ia tersesat dalam perjalanan pendakian K2, puncak tertinggi kedua di dunia. Sesat yang membawa ia untuk akhirnya melakukan sesuatu hal yang menurut sederhana namun begitu luar biasa. Ia tersesat ke salah satu desa di lereng pegunungan K2, desa Korphe. Ia pria asing pertama yang tersesat, kumal dan sangat letih kemudian dirawat dengan jamuan terbaik di desa miskin oleh kepala desa. Kemudian mengetahui tidak adanya sekolah disana. Maka dimulailah perjuangan tuk membangun sekolah disana. Ia kembali ke Amerika, bekerja dan mengumpulkan uang, bahkan ia menjual apartemen, menyimpan barang di gudang sewaan, dan tidur dalam kantung tidur dalam mobilnya yang akhirnya ia jual untuk biaya keberangkatannya kembali ke Pakistan. Hingga sampai di Pakistan, usulan masih harus tertunda dan memutuskan kembali ke Amerika tuk mengumpulkan uang lagi demi terbangun sebuah sekolah di desa Korphe.
Walaupun mengalami penculikan dan mendapat kecurigaan dari warga setempat, Greg tetap kukuh dengan janjinya, hingga kini ia telah berhasil mendirikan sekolah hingga perbatasan Afghanistan. Sungguh kisah luar biasa…
Sungguh harga luar biasa dari sebuah pengasuhan. Betapa orang tua menjadi sosok terbaik dalam perjalanan kehidupan anaknya. Pengasuhan ini juga yang dibawa Greg dalam keluarganya, hingga anaknya, Amira, mendukung usaha ayah dalam melayani dan mendidik, salah satu melalui programPennies for Peacedengan mengumpulkan uang receh dari sekolah ke sekolah untuk disumbangkan pada teman-teman seusia agar memperoleh kesempatan belajar sepertinya. Wow…luar biasa ^o^
Mari kita pun memulai….
Buku ini wajib Anda baca, bila Anda mengaku perduli terhadap pendidikan. Penuh Inspirasi, bukan hanya tentang keperdulian tapi tentang pengorbanan dan melakukan langkah yang nyata.
Ternyata, waktu memang berjalan cepat sekali...rasanya baru kemarin saya datang ke acara MalangTempo Doeloe( MTD ) di tengah malam buta. Tak terasa, hari ini festival yang banyak ditunggu warga Malang ini sudah dimulai lagi...
Bagi saya, festival ini mengingatkan tidak pada budaya dan Malang pada masa lalu, tetapi juga pada hal-hal menyenangkan beberapa tahun lalu ketika melihat bersama sahabat-sahabat. Kejadian-kejadian yang saya yakin tidak akan terulang lagi.... Kembalinya MTD membuat saya mengingat waktu-waktu itu....Hahay...Selalu ada saja senyuman yang terukir di bibir saya, kalau saya mengingat masa-masa itu.
Dan apakah MTD kali ini akan membuat saya tersenyum di tahun-tahun yang akan datang ???? ^^
Sekilas tentang Malang Tempo Doeloe( MTD ) 2011
Yayasan Inggil dan pemerintah kota MalangKembali menggelar pesta rakyat yaitu MalangTempo Doeloe( MTD ) atau yang biasa disebut juga MalangKembali ke VIyang diselenggarakan disepanjang jalan Ijen Boulevard kota Malang. Akan dilaksanakan pada tanggal 19 – 22 Mei 2011.Malang Tempo Doeloe( MTD 2011 ) VI pada tahun ini mengambil tema“Discovering Heritage”, yaitu mengenang dan memelihara kembali budaya Malang Tempo Doeloe sebagai warisan yang sangat berarti untuk kita jaga, kerena kota Malangbanyak meninggalkan sejarah.
Berbagai bentuk acara dan pertujukan akan ditampilkan. Budaya asli Malang Raya (Kota Malang, Kab. Malang, dan Kota Baru), serta Budaya Panji Jawa Timur akan ditampilkan. Juga akan ada Pagelaran Upacara Adat; Demo pembuatan seni (Topeng khas Malang), benda-benda pusaka, Work-shop Tari Malangan, dll.
Selain itu, di arena sepanjang 2 Km ini, mulai dari jam 8 pagi sampai 12 malam, juga akan ditemukan Pasar Batik, Mainan (“dolanan”) anak tempo dulu, Makanan (“jajanan”) tempo dulu, serta Benteng Malang 1767, galeri, museum, dll.
Uniknya lagi, para pihak yang terlibat mulai dari panitia, pemilik dan pengelola stan serta juga TERMASUK PENGUNJUNG -nya diharapkan untuk berpakaian Pakaian Tempoe Doeloe selama Festival berlangsung, entah itu dengan mengenakan Pakaian Tradisonal, ataupun Pakaian “oldies look” (: bergaya tentara Kolonial, tentara Jepang, Noni and Mener, p, Sakera, dsbnya).
HARI: Kamis-Minggu TANGGAL: 19-22 Mei 2011 WAKTU: 08.00-24.00 WIB
PENDAFTARAN STAND
Pendaftaran Stand Malang kembali VI 2011 dibuka per tanggal 9-23 April 2011
TEMA KEGIATAN
Tema yang diangkat pada Malang Kembali VI 2011kali ini adalah Discovery Heritage. Menawarkan kesempatan untuk mendalami lebih jauh mengenai kekayaan warisan sejarah budayaMalang. Aktivitas yang dapat diikuti terdiri dari beberapa macam hal seperti tur budaya, kuliah umum, kelompok belajar, workshop, gelar tradisi, dan pasar rakyat yang pada tujuannya dilakukan untuk menyiapkan para pesertanya agar dapat meneliti lebih jauh lagi mengenai kebudayaan, kehidupan masyarakat, sejarah dan juga kesenian yang ada di wilayahMalang.
“To never let anything to stop you from chasing your dreams.. from working, or playing, or falling in love.”
Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan mudah, saya yakin tidak semua orang dapat melakukannya, dan kalaupun dapat, tidak semua orang dapat menikmatinya. Apalagi jika Anda seorang penderita Sindrom Taurett, hampir-hampir dapat dikatakan itu mustahil. Tetapi tidak ada kata mustahil bagi Bard Cohen yang luar biasa.
Kebenciannya terhadap guru-guru di masa kecilnya justru memacunya menjadi seorang guru yang sukses. Kisah pembuktian diri yang luar biasa.
Kisah ini saya baca dari kisah Brad Cohen FRONT OF THE CLASS sebuah kisah yang sangat menginspirasi, tentang bagaimana menyikapi diri dengan segala kesulitan yang kita miliki.
Sebuah kutipan menarik yang saya suka, “Beginilah caraku memandang hidup: aku memilih jalan lurus yang akan kuambil. Apakah aku memilih jalan lurus yang mudah? Atau apakah aku memilih jalan yang berliku? Aku memutuskan jalan yang berliku. Aku merasa sukses ketika hidupku penuh dengan petualangan dan tantangan. Bagiku jalan berliku akan membentuk tantangan. Inilah jalanku, dan aku tidak menyesalinya. Kita semua kondisi masing-masing. Kita semua memainkan peran kita, dan kita semua memilih bagaimana kita akan hidup.”
Saya menyukai peran saya sebagai guru, dan pesan yang indah untuk siapapun anda; Saya berharap dengan setulus hati, Anda mau meluangkan waktu untuk melihat generasi muda. Mereka adalah masa depan kita. Mereka adalah orang-orang hebat yang penuh kasih sayang, dan mereka membutuhkan dorongan kita. Dunia ini akan menjadi tempat yang menakjubkan jika setiap anak bisa meraih potensi terbaik mereka. Kita bisa mewujudkannya, sedikit demi sedikit.
Dia tidak meminta bayaran, namun menciptakan banyak perubahan. Dia memperkaya meraka yang menerimanya, tanpa membuat melarat mereka yang memberinya. Dia terjadi hanya sekejap namun kenangan tentangnya kadang-kadang bertahan selamanya. Tak seorangpun yang meskipun kaya mampu bertahan tanpa dia, dan tak seorangpun yang begitu miskin tetap menjadi lebih kaya daripada manfaatnya. Dia menciptakan kebahagian di rumah, mendukung niat baik dalam bisnis dan merupakan tanda balasan dari kawan-kawan.
Dia memberi istirahat untuk rasa lelah, sinar terang untuk rasa putus asa, sinar mentari bagikesediahan dan penangkal alam bagi kesulitan. Namun dia tidak bisa di beli, dimohon dipinjam atau dicuri karena dia adalah sesuatu yang tidakberguna sebelum di berikan pada orang lain. Dan apabila pada menit terakhir kesibukan … di mana sebagian pelayan penjual kami menjaditerlalu lelah untuk memberi Anda senyuman, bolehkah kami meminta Anda meninggalkan seulas senyuman Anda?
Karena tak seorangpun yang begitu yang lebih membutuhkan senyuman daripada merekayang tidak punya lagi yang tersisa untuk diberikan!
Bila saya ditanya tentang acara televisi apa yang pertama memberi banyak inspirasi pada saya? jawabannya adalah The Oprah Winfrey. Saya mungkin tidak menonton setiap episode. Tapi saya salah satu penggemar acara ini dan tentu saja saya sangat terkagum-kagum dengan seorang Oprah Winfrey yang luar biasa itu.
Sampai-sampai ketika saya masih kuliah, acara ini yang menemani saya setiap minggu siang. Menonton bersama sahabat hingga acara tidur siang. Wah, masa-masa itu tentu saja tidak akan pernah saya lupakan. ^^
Dan ketika kemarin tanpa sengaja membaca koran yang mengatakan bahwa acara The Oprah Winfrey samapai pada episode terakhirnya setelah tanyang selama 25 tahun. Saya kembali mengingat semua itu. Entah berapa banyak inspirasi yang diberikan oleh Oprah kepada penonton setianya di dunia ini, dan berapa banyak kebaikan yang juga telah dia berikan kepada banyak orang lainnya.
Saya yakin banyak orang yang telah menyampaikan terima kasihnya pada Oprah, dan cerita ini sekaligus ucapan terima kasih saya padanya. Meskipun saya yakin, tak akan pernah sampai padanya he..he..
Ah, Oprah. You will be surely hugely missed.
Berikut, kisah acara perpisahan yang saya baca kemarin di Jawa Pos :
CHICAGO- Perpisahan itu datang juga. The Oprah Winfrey Show, acara bincang-bincang asuhan Oprah Winfrey yang mengudara selama 25 tahun terakhir, memasuki episode final. Pengambilan gambar tuntas dilakukan pada Selasa malam waktu setempat (24/5).
Winfrey membuat acara perpisahan dengan mengesankan. Dikemas dalam dua bagian, dia mengundang sejumlah bintang papan atas yang pernah tampil di acaranya. Di antaranya, Tom Hanks, Tom Cruise, Will Smith, dan Madonna. Ada pula Stevie Wonder dan Aretha Franklin. Ditampilkan pula highlight perjalanan talk show-nya selama seperempat abad. Tidak lupa, dia mengucapkan terima kasih atas kesetiaan pemirsa dalam mengikuti acaranya.
Meski mengundang banyak A-lister Hollywood, bintang sesungguhnya dari finale tersebut tetaplah Winfrey. "Ketika keluar, cara dia melangkah ke panggung, dia sudah membawa pesan bagaimana kita harus menemukan diri kita sendiri dan tujuan kita," jelas Wanda Nash, salah seorang audience Winrey. "Semuanya tentang Oprah," imbuhnya.
Pengambilan gambar menjadi momen yang sangat emosional. Winfrey mencium dan memeluk kekasihnya, Stedman Graham, lalu masuk ke studio dan menyalami semua stafnya. Setelah itu, dia mengucapkan selamat tinggal kepada 13 ribu fans yang menyemut di depan United Center, tempat syuting episode finale.
Winfrey memutuskan menyetop bincang-bincang terkenal tersebut untuk fokus pada stasiun televisi bikinannya sendiri, OWN. Selama 25 tahun, The Oprah Winfrey Show menjadi bagian dari kultur Amerika Serikat. Buku yang diulas di sana bakal jadi best seller. Demikian juga album atau penyanyi muda. Variety show, seperti penyembuhan gratis, bedah rumah, dan kunjungan ke komunitas, menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
"Saya sangat takjub karena bisa berada di samping perempuan yang mengubah hidup orang lain setiap hari dan perempuan yang membawa makan siang sendiri ke tempat kerja," ujar Stedman, seperti dikutip Daily Mail. "Saya juga tidak percaya bahwa perempuan berkulit gelap dari pedalaman Mississippi bisa melakukan apa saja," imbuh pria 60 tahun yang menjadi kekasih Winfrey sejak 1986 tersebut.
Acara finale itu juga didatangi seorang tamu istimewa. Dia adalah Maria Shriver, mantan istri Arnold Schwarzenegger yang memutuskan mengakhiri pernikahan karena suaminya memiliki affair. Shriver berkata sesuatu yang seolah ditujukan kepada Schwarzenegger. "Kau memberi aku cinta, dukungan, kebijaksanaan, dan di atas semua itu, kebenaran," ungkapnya. Winfrey meraih tangan Shriver, lalu berseru, "Ini untuk kebenaran!"
"Persahabatan seperti Bunga yang cantik - ada dekat di hati, tidak pernah layu karena umur tetapi lebih cantik karena waktu."
Untuk Adik-adikku...
Waktu akan terus berputar dan hari-hari dalam hidupmu akan bergerak. Setiap kali kau melangkah, pastilah akan menemui kerikil hingga batu yang menghalangimu. Dan tak jarang kau akan tersandung atau bahkan terjatuh, rasanya pasti akan sakit. Tapi adikku, janganlah ragu untuk segera bangkit, dan teruslah melangkah.
Karena kau tak boleh berhenti...
Ketika kau mendapat masalah, ingatlah kisah ini... Kisah wortel, telur dan kopi :
Seorang gadis mengadu pada ibunya, berkeluh kesah tentang kehidupannya yang dirasa amat berat. Gadis itu tidak tahu bagaimana dia akan melalui semua itu dan merasa ingin menyerah saja. Dia merasa lelah berjuang dan menderita dalam kehidupan ini. Jika satu masalah teratasi, akan timbul masalah baru.
Ibunya mengajak putrinya menuju dapur. Diisinya 3 buah panci dengan air dan direbusnya air itu dengan api yang besar. Begitu semua air mendidih, dia masukkan wortel pada panci pertama, telur pada panci ke dua, dan butiran kopi di panci terakhir. Mereka menunggu sampai ketiga air di panci kembali mendidih.
Dalam 20 menit kompor-kompor dimatikan oleh sang ibu. Wortel dikeluarkan dan diletakkannya di sebuah piring. Begitu juga dengan telur dan kopi diletakkan dalampiring dan gelas berbeda. Sang ibu memandang putrinya sambil berkata: ”Katakan apa yang kamu lihat.” Putrinya menjawab: “Wortel, telur dan kopi.”
Ibunya meminta putrinya agar mendekat dan merasakan wortel itu. “Wortel itu menjadi lembek.” Ibunya kemudian meminta putrinya untuk memecahkan telur yangtelah matang itu. Setelah mengupas kulitnya, dia sadar bahwa isi telur itu telah mengeras karena direbus.
Akhirnya sang ibu meminta putrinya untuk meminum kopi yang telah matang. Putrinya tersenyum merasakan keharuman kopinya. "Apa arti semua ini, ibu ?” tanya putrinya. Ibunya menjelaskan bahwa setiap benda-benda itu telah melewati “Kemalangan” yang sama, yaitu direbus di dalam air mendidih. Namun tiap benda punya reaksi berbeda.
Wortel itu sebelumnya kuat, keras dan “tidak berperasaan.” Namun setelah direbus dia menjadi lunak dan lemah. Seperti seseorang yang gigih, kuat dan tahan banting tiba-tiba bisa menjadi lemah ketika ditimpa cobaan atau kemalangan. Telur itu sebelumnya rentan, mudah pecah. Punya dinding tipis untuk melindungi cairan di dalamnya. Namun setelah direbus, cairan di dalamnya menjadi keras. Seperti seseorang yang sebelumnya sangat berperasaan menjadi kaku dan berjiwa keras ketika tertimpa cobaan. Sedang butiran kopi adalah fenomena unik, ia menjadi menghitamkan sekitarnya dan mengharumkan lingkungannya. Seperti seseorang yang ketika tertimpa masalah justru mampu mewarnai dan memberi keharuman untuk sekitarnya.
"Termasuk yang mana kamu, anakku ?” kata ibu pada putrinya. "Jika kemalangan mengetuk pintumu, bagaimana kamu meresponnya? Apakah kamu seperti wortel, sebutir telur atau biji kopi?”
Adik-adikku...ketika itu semua terjadi, ku harap kau dapat menjadi kopi.
Adik-adikku, ketika semua rintangan di hadapanmu. Ketika tanganmu tak lagi mampu menopang, saat itu hanya Tuhan yang akan menopangmu dengan kesempurnaannya, ketika kau butuh seseorang meringankanmu saat itu orang tua adalah penopang terbaikmu. Namun kadang ketika kau butuh seseorang yang dapat meringankan beban di bahumu. Carilah sahabat.
Karena jika hati adalah istana,
cinta adalah singgasana,
ketulusan adalah mahkota,
kesetiaan adalah piala terindah,
maka persahabatan adalah tahta keabadian sepanjang masa...
Sungguh, kepemilikan atas sahabat adalah harta terindah.
“Three Cups of Tea adalah salah satu cerita petualangan yang luar biasa. Kesulitan dan Bahaya Greg Mortenson’s untuk mendirikan sekolah-sekolah di bagian liar Pakistan dan Afghanistan tidak hanya sekedar bacaan yang mendebarkan, ini adalah sebuah bukti bahwa seorang pria biasa, dengan it’s proof that one ordinary person, yang berkarakter dan memiliki kebulatan tekad, benar2 dapat merubah dunia.” -Tom Brokaw
Buku ini kebetulan saya beli dengan harga kurang dari 20 ribu. Karena saya tertarik dengan ringkasan cerita yang ada di belakangnya. Tapi setelah saya menyelesaikan membaca buku ini, saya harus katakan buku ini bernilai jauh di atas 20 ribu.
Inilah kisah menakjubkan dan inspiratif tentang Indiana Jones sejati dan perjuangan kemanusiaannya yang mengharukan di “pekarangan belakang” rezim Taliban.
Seorang pendaki gunung, Greg Mortenson, dibawa nasib ke pegunungan Karakoram yang gersang di Pakistan setelah gagal mendaki puncak K2, gunung tertinggi kedua di dunia. Tersentuh oleh keramahan penduduknya, dia berjanji untuk kembali dan membangun sebuah sekolah.
Kisah ini berawal dari sebuah janji..
JANJI
Greg mengamati dan menyimak ketika anak-anak menyanyikan lagu kebangsaan Pakistan untuk mengawali hari sekolah. Dia melihat anak perempuan Twaha yang berusia delapan tahun, Jahan, berdiri tegap dibalik kerudung ketika bernyanyi. Setelah lagu berakhir, mereka duduk di tanah dan mulai menulis tabel perkalian. Beberapa anak, seperti Jahan, punya papan yang mereka tulisi dengan ranting dicelup lumpur. Yang lainya menulis di tanah dengan ranting. “Bisakah kau bayangkan anak-anak kelas empat di Amerika, sendirian, tanpa guru, duduk tenang dan mengerjakan pelajaran mereka?” tanya Greg di kemudian hari. “Hatiku seakan terkoyak … Aku tahu, aku harus berbuat sesuatu.
Tapi, apa yang bisa dilakukannya?sisa uang hampir tidak mencukupi untuk pergi dengan jip dan bus ke ibukota Pakistan, naik pesawat dan pulang. Akan tetapi, pasti dia bisa melakukan sesuatu.
berdiri di sebelah Haji Ali, memandangi pegunungan yang hendak didakinya setelah mengintari setengah belahan dunia, mendadak Greg merasa bahwa mencapai puncak K2 untuk meletakkan kalung tidaklah begitu penting. Dia melakukan sesuatu yang lebih baik dari pada itu untuk menghormati adiknya, Christa. Dia meletakkan kedua tangan di bahu Haji Ali. “Aku akan membangun sekolah,” ujarnya. “Aku berjanji.”
Seorang Greg, aplikasi luar biasa dari asuhan ayah bundanya, hingga membuatnya begitu memprioritaskan pentingnya kehidupan melayani dan mendidik. Demprey, ayahnya Greg yang suka berpergian suatu hari berkata pada istrinya yang sedang mengandung Greg, ‘Mereka perlu guru di Tanganyika, Ayo pergi ke Afrika’. Dan mereka begitu saja pergi ke Afrika. Demprey bekerja keras membangun rumah sakit pendidikan pertama di Tanzania dan Jerene, istrinya gigih memulai Sekolah Internasional Moshi. Yang disebut Greg sebagai PPB kecil, ‘Ada dua puluh delapan kebangsaan yang berbeda, dan kami merayakan semua hari libur; Hanukkah, Natal, Diwali, Idul Fitri.’ Setelah rumah sakit dan sekolah beres, keluarga Mortenson kembali ke Amerika.
Visi tersebut dibawa Greg dalam hidup. Itu ia buktikan setelah ia tersesat dalam perjalanan pendakian K2, puncak tertinggi kedua di dunia. Sesat yang membawa ia untuk akhirnya melakukan sesuatu hal yang menurut sederhana namun begitu luar biasa. Ia tersesat ke salah satu desa di lereng pegunungan K2, desa Korphe. Ia pria asing pertama yang tersesat, kumal dan sangat letih kemudian dirawat dengan jamuan terbaik di desa miskin oleh kepala desa. Kemudian mengetahui tidak adanya sekolah disana. Maka dimulailah perjuangan tuk membangun sekolah disana. Ia kembali ke Amerika, bekerja dan mengumpulkan uang, bahkan ia menjual apartemen, menyimpan barang di gudang sewaan, dan tidur dalam kantung tidur dalam mobilnya yang akhirnya ia jual untuk biaya keberangkatannya kembali ke Pakistan. Hingga sampai di Pakistan, usulan masih harus tertunda dan memutuskan kembali ke Amerika tuk mengumpulkan uang lagi demi terbangun sebuah sekolah di desa Korphe.
Walaupun mengalami penculikan dan mendapat kecurigaan dari warga setempat, Greg tetap kukuh dengan janjinya, hingga kini ia telah berhasil mendirikan sekolah hingga perbatasan Afghanistan. Sungguh kisah luar biasa…
Sungguh harga luar biasa dari sebuah pengasuhan. Betapa orang tua menjadi sosok terbaik dalam perjalanan kehidupan anaknya. Pengasuhan ini juga yang dibawa Greg dalam keluarganya, hingga anaknya, Amira, mendukung usaha ayah dalam melayani dan mendidik, salah satu melalui programPennies for Peacedengan mengumpulkan uang receh dari sekolah ke sekolah untuk disumbangkan pada teman-teman seusia agar memperoleh kesempatan belajar sepertinya. Wow…luar biasa ^o^
Mari kita pun memulai….
Buku ini wajib Anda baca, bila Anda mengaku perduli terhadap pendidikan. Penuh Inspirasi, bukan hanya tentang keperdulian tapi tentang pengorbanan dan melakukan langkah yang nyata.
Ternyata, waktu memang berjalan cepat sekali...rasanya baru kemarin saya datang ke acara MalangTempo Doeloe( MTD ) di tengah malam buta. Tak terasa, hari ini festival yang banyak ditunggu warga Malang ini sudah dimulai lagi...
Bagi saya, festival ini mengingatkan tidak pada budaya dan Malang pada masa lalu, tetapi juga pada hal-hal menyenangkan beberapa tahun lalu ketika melihat bersama sahabat-sahabat. Kejadian-kejadian yang saya yakin tidak akan terulang lagi.... Kembalinya MTD membuat saya mengingat waktu-waktu itu....Hahay...Selalu ada saja senyuman yang terukir di bibir saya, kalau saya mengingat masa-masa itu.
Dan apakah MTD kali ini akan membuat saya tersenyum di tahun-tahun yang akan datang ???? ^^
Sekilas tentang Malang Tempo Doeloe( MTD ) 2011
Yayasan Inggil dan pemerintah kota MalangKembali menggelar pesta rakyat yaitu MalangTempo Doeloe( MTD ) atau yang biasa disebut juga MalangKembali ke VIyang diselenggarakan disepanjang jalan Ijen Boulevard kota Malang. Akan dilaksanakan pada tanggal 19 – 22 Mei 2011.Malang Tempo Doeloe( MTD 2011 ) VI pada tahun ini mengambil tema“Discovering Heritage”, yaitu mengenang dan memelihara kembali budaya Malang Tempo Doeloe sebagai warisan yang sangat berarti untuk kita jaga, kerena kota Malangbanyak meninggalkan sejarah.
Berbagai bentuk acara dan pertujukan akan ditampilkan. Budaya asli Malang Raya (Kota Malang, Kab. Malang, dan Kota Baru), serta Budaya Panji Jawa Timur akan ditampilkan. Juga akan ada Pagelaran Upacara Adat; Demo pembuatan seni (Topeng khas Malang), benda-benda pusaka, Work-shop Tari Malangan, dll.
Selain itu, di arena sepanjang 2 Km ini, mulai dari jam 8 pagi sampai 12 malam, juga akan ditemukan Pasar Batik, Mainan (“dolanan”) anak tempo dulu, Makanan (“jajanan”) tempo dulu, serta Benteng Malang 1767, galeri, museum, dll.
Uniknya lagi, para pihak yang terlibat mulai dari panitia, pemilik dan pengelola stan serta juga TERMASUK PENGUNJUNG -nya diharapkan untuk berpakaian Pakaian Tempoe Doeloe selama Festival berlangsung, entah itu dengan mengenakan Pakaian Tradisonal, ataupun Pakaian “oldies look” (: bergaya tentara Kolonial, tentara Jepang, Noni and Mener, p, Sakera, dsbnya).
HARI: Kamis-Minggu TANGGAL: 19-22 Mei 2011 WAKTU: 08.00-24.00 WIB
PENDAFTARAN STAND
Pendaftaran Stand Malang kembali VI 2011 dibuka per tanggal 9-23 April 2011
TEMA KEGIATAN
Tema yang diangkat pada Malang Kembali VI 2011kali ini adalah Discovery Heritage. Menawarkan kesempatan untuk mendalami lebih jauh mengenai kekayaan warisan sejarah budayaMalang. Aktivitas yang dapat diikuti terdiri dari beberapa macam hal seperti tur budaya, kuliah umum, kelompok belajar, workshop, gelar tradisi, dan pasar rakyat yang pada tujuannya dilakukan untuk menyiapkan para pesertanya agar dapat meneliti lebih jauh lagi mengenai kebudayaan, kehidupan masyarakat, sejarah dan juga kesenian yang ada di wilayahMalang.
“To never let anything to stop you from chasing your dreams.. from working, or playing, or falling in love.”
Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan mudah, saya yakin tidak semua orang dapat melakukannya, dan kalaupun dapat, tidak semua orang dapat menikmatinya. Apalagi jika Anda seorang penderita Sindrom Taurett, hampir-hampir dapat dikatakan itu mustahil. Tetapi tidak ada kata mustahil bagi Bard Cohen yang luar biasa.
Kebenciannya terhadap guru-guru di masa kecilnya justru memacunya menjadi seorang guru yang sukses. Kisah pembuktian diri yang luar biasa.
Kisah ini saya baca dari kisah Brad Cohen FRONT OF THE CLASS sebuah kisah yang sangat menginspirasi, tentang bagaimana menyikapi diri dengan segala kesulitan yang kita miliki.
Sebuah kutipan menarik yang saya suka, “Beginilah caraku memandang hidup: aku memilih jalan lurus yang akan kuambil. Apakah aku memilih jalan lurus yang mudah? Atau apakah aku memilih jalan yang berliku? Aku memutuskan jalan yang berliku. Aku merasa sukses ketika hidupku penuh dengan petualangan dan tantangan. Bagiku jalan berliku akan membentuk tantangan. Inilah jalanku, dan aku tidak menyesalinya. Kita semua kondisi masing-masing. Kita semua memainkan peran kita, dan kita semua memilih bagaimana kita akan hidup.”
Saya menyukai peran saya sebagai guru, dan pesan yang indah untuk siapapun anda; Saya berharap dengan setulus hati, Anda mau meluangkan waktu untuk melihat generasi muda. Mereka adalah masa depan kita. Mereka adalah orang-orang hebat yang penuh kasih sayang, dan mereka membutuhkan dorongan kita. Dunia ini akan menjadi tempat yang menakjubkan jika setiap anak bisa meraih potensi terbaik mereka. Kita bisa mewujudkannya, sedikit demi sedikit.