Saya selalu ingat bahwa setiap kata yang terucap adalah doa, karena saya selalu ingat itu maka saya akan berusaha untuk selalu berhati-hati dalam berkata-kata. Merangkai kata kemudian mengungkapkannya ternyata bukan pekerjaan sederhana, karena terkadang kita kesulitan menggabungkannya. Sering kali apa yang terucap berbeda dengan yang terpikirkan. Ah...saya benci jika itu terjadi... Tapi jika kita sengaja mengatakan sesuatu yang buruk. Bersiap-siaplah, karena ternyata dengan cara ini kita memilih doa yang buruk pula.
Karena ini juga, pekerjaan pendidik akhirnya menjadi pekerjaan yang tidak mudah. Karena bagi pendidik, tutur kata adalah salah satu senjata. Namanya juga senjata, bisa jadi alat yang bermanfaat tetapi bisa juga menjadi sesuatu yang membahayakan.
Saya selalu sedih jika mendengar ada pendidik yang sengaja mengatakan sesuatu yang buruk tentang anak didiknya. Saya tahu pekerjaan mendidik tidaklah mudah, tapi bukankah jika kita memilih suatu pekerjaan kita harus siap sedia menerima paket lengkap dalam pekerjaan itu. Saya sendiri, mungkin masih sering mengeluhkan anak didik saya yang melakukan apa yang tidak saya suka kemudian tanpa sengaja melontarkan kata-kata yang mungkin akan menjadi doa yang buruk. Ah... saya sungguh tidak bermaksud demikian.
Karenanya benar kiranya bahwa seorang pengajar adalah seorang seniman, ya...seni dengan media jiwa dan akal manusia. Jadi jika anda seorang pengajar, jadilah seniman yang menghasilkan sesuatu yang indah dengan cara yang indah.
Saya selalu ingat, "Pendidik yang baik tidak pernah bilang anak didiknya bodoh; tapi pendidik yang baik selalu bilang, 'anak didik saya belum bisa'"
Karena itu, tolong ingatkan saya jika saya sampai berkata bahwa anak didik saya bodoh, artinya saya punya tanggungjawab besar untuk menjadikannya lebih baik tapi jika itu tidak berhasil. Artinya, ada yang salah dengan saya.
0 komentar:
Posting Komentar