Cermin Pendidikan
(Hubungan Pendidik-Peserta didik)
“Menjadikan Hidup Lebih Berarti”
Menjadi pendidik merupakan profesi yang menarik, walaupun pengalaman menjadi guru baru beberapa bulan namun aku sudah jatuh cinta pada profesi ini…
Kenyataannya, dibalik kecintaan ini memdatangkan tantangan baru yang semakin lama semakin berat. Sadar atau tidak, perduli atau tidak, seorang guru pasti mengetahui bahwa saat ini makin banyak murid sekolah, bahkan mahasiswa yang bosan dengan proses belajar formal di sekolah atau perguruan tinggi.
Hal ini dapat menyebabkan semangat belajar dari peserta didik akan menurun…padahal tujuan asasi pendidikan adalah berupa tumbuh kembang peserta didik yang makin lama gemar belajar, semakin suka belajar sendiri dan mampu belajar secara mandiri.
Kegemaran dan kemampuan belajar mandiri menjadi penting karena akan mengembangkan biopsikososiospiritual pada peserta didik. Juga lebih memungkinkan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah di tengah kehidupan riil, dan memungkinkan memberi arti bagi kehidupannya…
Penurunan semangat belajar dapat dikarenakan peserta didik kurang merasakan hubungan yang relevan dengan apa yang mereka pelajari di sekolah, sehingga sebagian besar di antara mereka merasakan bahwa aktivitas belajar hanya untuk ulangan, naik kelas atau kelulusan saja.
Lalu pertanyaannya, bagaimana kita dapat merubahnya ?
Terdapat alternatif penyelesaian…
1.Kembangkan kreativitas peserta didik, menyadarkan mereka bahwa, mereka dapat menjadikan hidup mereka lebih berarti dengan kreativitas yang mereka kembangkan.
Kenyataan yang terjadi, besarnya beban belajar, dan ambisi orang tua dan guru untuk mencetak “siswa yang serba bisa”
2.Meningkatan kreativitas pendidik, karena merujuk dari ungkapan Bebbi de Porte, Mark Reardon, dan Sarah Singer Novrie: Their to Ours, Ours to Theirs, atau “Bawalah dunia pada murid ke dunia para pendidik, kemudian antarkan dunia para pendidik ke dunia para murid.”
Kenyataan yang terjadi, pendidik datang ke sekolah dengan tujuan utama yaitu mengajar untuk menyelesaikan seabrek bahan sesuai KTSP.
3.Perlunya hubungan yang hangat antara pendidik dan peserta didik. Karena hubungan hangat dan sling mengerti penting untuk menumbuhkembangkan suasana belajar-mengajar yang menyenangkan.
Kenyataan yang terjadi, peserta didik dan pendidik bertemu untuk menyelesaikan kontrak pekerjaan atau tugas masing-masing. Padahal sesungguhnya, motivasi belajar mengajar akan lebih berkembang jika ada relasi yang menyenangkan, penuh saling hormat, saling menghargai, dan saling mengerti antara pendidik dan peserta didik.
Jika ketiga hal diatas dapat dilaksanakan dengan baik maka dapat meningkatkan semangat belajar peserta didik. Satu hal lagi yang dapat mereka pelajari adalah menjadikan hidup mereke lebih berarti.
Dari tulisan Limas Sutanto, SpKJ dengan perubahan..
Cermin Pendidikan
Cermin Pendidikan
(Hubungan Pendidik-Peserta didik)
“Menjadikan Hidup Lebih Berarti”
Menjadi pendidik merupakan profesi yang menarik, walaupun pengalaman menjadi guru baru beberapa bulan namun aku sudah jatuh cinta pada profesi ini…
Kenyataannya, dibalik kecintaan ini memdatangkan tantangan baru yang semakin lama semakin berat. Sadar atau tidak, perduli atau tidak, seorang guru pasti mengetahui bahwa saat ini makin banyak murid sekolah, bahkan mahasiswa yang bosan dengan proses belajar formal di sekolah atau perguruan tinggi.
Hal ini dapat menyebabkan semangat belajar dari peserta didik akan menurun…padahal tujuan asasi pendidikan adalah berupa tumbuh kembang peserta didik yang makin lama gemar belajar, semakin suka belajar sendiri dan mampu belajar secara mandiri.
Kegemaran dan kemampuan belajar mandiri menjadi penting karena akan mengembangkan biopsikososiospiritual pada peserta didik. Juga lebih memungkinkan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah di tengah kehidupan riil, dan memungkinkan memberi arti bagi kehidupannya…
Penurunan semangat belajar dapat dikarenakan peserta didik kurang merasakan hubungan yang relevan dengan apa yang mereka pelajari di sekolah, sehingga sebagian besar di antara mereka merasakan bahwa aktivitas belajar hanya untuk ulangan, naik kelas atau kelulusan saja.
Lalu pertanyaannya, bagaimana kita dapat merubahnya ?
Terdapat alternatif penyelesaian…
1.Kembangkan kreativitas peserta didik, menyadarkan mereka bahwa, mereka dapat menjadikan hidup mereka lebih berarti dengan kreativitas yang mereka kembangkan.
Kenyataan yang terjadi, besarnya beban belajar, dan ambisi orang tua dan guru untuk mencetak “siswa yang serba bisa”
2.Meningkatan kreativitas pendidik, karena merujuk dari ungkapan Bebbi de Porte, Mark Reardon, dan Sarah Singer Novrie: Their to Ours, Ours to Theirs, atau “Bawalah dunia pada murid ke dunia para pendidik, kemudian antarkan dunia para pendidik ke dunia para murid.”
Kenyataan yang terjadi, pendidik datang ke sekolah dengan tujuan utama yaitu mengajar untuk menyelesaikan seabrek bahan sesuai KTSP.
3.Perlunya hubungan yang hangat antara pendidik dan peserta didik. Karena hubungan hangat dan sling mengerti penting untuk menumbuhkembangkan suasana belajar-mengajar yang menyenangkan.
Kenyataan yang terjadi, peserta didik dan pendidik bertemu untuk menyelesaikan kontrak pekerjaan atau tugas masing-masing. Padahal sesungguhnya, motivasi belajar mengajar akan lebih berkembang jika ada relasi yang menyenangkan, penuh saling hormat, saling menghargai, dan saling mengerti antara pendidik dan peserta didik.
Jika ketiga hal diatas dapat dilaksanakan dengan baik maka dapat meningkatkan semangat belajar peserta didik. Satu hal lagi yang dapat mereka pelajari adalah menjadikan hidup mereke lebih berarti.
Dari tulisan Limas Sutanto, SpKJ dengan perubahan..
(Hubungan Pendidik-Peserta didik)
“Menjadikan Hidup Lebih Berarti”
Menjadi pendidik merupakan profesi yang menarik, walaupun pengalaman menjadi guru baru beberapa bulan namun aku sudah jatuh cinta pada profesi ini…
Kenyataannya, dibalik kecintaan ini memdatangkan tantangan baru yang semakin lama semakin berat. Sadar atau tidak, perduli atau tidak, seorang guru pasti mengetahui bahwa saat ini makin banyak murid sekolah, bahkan mahasiswa yang bosan dengan proses belajar formal di sekolah atau perguruan tinggi.
Hal ini dapat menyebabkan semangat belajar dari peserta didik akan menurun…padahal tujuan asasi pendidikan adalah berupa tumbuh kembang peserta didik yang makin lama gemar belajar, semakin suka belajar sendiri dan mampu belajar secara mandiri.
Kegemaran dan kemampuan belajar mandiri menjadi penting karena akan mengembangkan biopsikososiospiritual pada peserta didik. Juga lebih memungkinkan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah di tengah kehidupan riil, dan memungkinkan memberi arti bagi kehidupannya…
Penurunan semangat belajar dapat dikarenakan peserta didik kurang merasakan hubungan yang relevan dengan apa yang mereka pelajari di sekolah, sehingga sebagian besar di antara mereka merasakan bahwa aktivitas belajar hanya untuk ulangan, naik kelas atau kelulusan saja.
Lalu pertanyaannya, bagaimana kita dapat merubahnya ?
Terdapat alternatif penyelesaian…
1.Kembangkan kreativitas peserta didik, menyadarkan mereka bahwa, mereka dapat menjadikan hidup mereka lebih berarti dengan kreativitas yang mereka kembangkan.
Kenyataan yang terjadi, besarnya beban belajar, dan ambisi orang tua dan guru untuk mencetak “siswa yang serba bisa”
2.Meningkatan kreativitas pendidik, karena merujuk dari ungkapan Bebbi de Porte, Mark Reardon, dan Sarah Singer Novrie: Their to Ours, Ours to Theirs, atau “Bawalah dunia pada murid ke dunia para pendidik, kemudian antarkan dunia para pendidik ke dunia para murid.”
Kenyataan yang terjadi, pendidik datang ke sekolah dengan tujuan utama yaitu mengajar untuk menyelesaikan seabrek bahan sesuai KTSP.
3.Perlunya hubungan yang hangat antara pendidik dan peserta didik. Karena hubungan hangat dan sling mengerti penting untuk menumbuhkembangkan suasana belajar-mengajar yang menyenangkan.
Kenyataan yang terjadi, peserta didik dan pendidik bertemu untuk menyelesaikan kontrak pekerjaan atau tugas masing-masing. Padahal sesungguhnya, motivasi belajar mengajar akan lebih berkembang jika ada relasi yang menyenangkan, penuh saling hormat, saling menghargai, dan saling mengerti antara pendidik dan peserta didik.
Jika ketiga hal diatas dapat dilaksanakan dengan baik maka dapat meningkatkan semangat belajar peserta didik. Satu hal lagi yang dapat mereka pelajari adalah menjadikan hidup mereke lebih berarti.
Dari tulisan Limas Sutanto, SpKJ dengan perubahan..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Selasa, 24 November 2009
Cermin Pendidikan
Cermin Pendidikan
(Hubungan Pendidik-Peserta didik)
“Menjadikan Hidup Lebih Berarti”
Menjadi pendidik merupakan profesi yang menarik, walaupun pengalaman menjadi guru baru beberapa bulan namun aku sudah jatuh cinta pada profesi ini…
Kenyataannya, dibalik kecintaan ini memdatangkan tantangan baru yang semakin lama semakin berat. Sadar atau tidak, perduli atau tidak, seorang guru pasti mengetahui bahwa saat ini makin banyak murid sekolah, bahkan mahasiswa yang bosan dengan proses belajar formal di sekolah atau perguruan tinggi.
Hal ini dapat menyebabkan semangat belajar dari peserta didik akan menurun…padahal tujuan asasi pendidikan adalah berupa tumbuh kembang peserta didik yang makin lama gemar belajar, semakin suka belajar sendiri dan mampu belajar secara mandiri.
Kegemaran dan kemampuan belajar mandiri menjadi penting karena akan mengembangkan biopsikososiospiritual pada peserta didik. Juga lebih memungkinkan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah di tengah kehidupan riil, dan memungkinkan memberi arti bagi kehidupannya…
Penurunan semangat belajar dapat dikarenakan peserta didik kurang merasakan hubungan yang relevan dengan apa yang mereka pelajari di sekolah, sehingga sebagian besar di antara mereka merasakan bahwa aktivitas belajar hanya untuk ulangan, naik kelas atau kelulusan saja.
Lalu pertanyaannya, bagaimana kita dapat merubahnya ?
Terdapat alternatif penyelesaian…
1.Kembangkan kreativitas peserta didik, menyadarkan mereka bahwa, mereka dapat menjadikan hidup mereka lebih berarti dengan kreativitas yang mereka kembangkan.
Kenyataan yang terjadi, besarnya beban belajar, dan ambisi orang tua dan guru untuk mencetak “siswa yang serba bisa”
2.Meningkatan kreativitas pendidik, karena merujuk dari ungkapan Bebbi de Porte, Mark Reardon, dan Sarah Singer Novrie: Their to Ours, Ours to Theirs, atau “Bawalah dunia pada murid ke dunia para pendidik, kemudian antarkan dunia para pendidik ke dunia para murid.”
Kenyataan yang terjadi, pendidik datang ke sekolah dengan tujuan utama yaitu mengajar untuk menyelesaikan seabrek bahan sesuai KTSP.
3.Perlunya hubungan yang hangat antara pendidik dan peserta didik. Karena hubungan hangat dan sling mengerti penting untuk menumbuhkembangkan suasana belajar-mengajar yang menyenangkan.
Kenyataan yang terjadi, peserta didik dan pendidik bertemu untuk menyelesaikan kontrak pekerjaan atau tugas masing-masing. Padahal sesungguhnya, motivasi belajar mengajar akan lebih berkembang jika ada relasi yang menyenangkan, penuh saling hormat, saling menghargai, dan saling mengerti antara pendidik dan peserta didik.
Jika ketiga hal diatas dapat dilaksanakan dengan baik maka dapat meningkatkan semangat belajar peserta didik. Satu hal lagi yang dapat mereka pelajari adalah menjadikan hidup mereke lebih berarti.
Dari tulisan Limas Sutanto, SpKJ dengan perubahan..
(Hubungan Pendidik-Peserta didik)
“Menjadikan Hidup Lebih Berarti”
Menjadi pendidik merupakan profesi yang menarik, walaupun pengalaman menjadi guru baru beberapa bulan namun aku sudah jatuh cinta pada profesi ini…
Kenyataannya, dibalik kecintaan ini memdatangkan tantangan baru yang semakin lama semakin berat. Sadar atau tidak, perduli atau tidak, seorang guru pasti mengetahui bahwa saat ini makin banyak murid sekolah, bahkan mahasiswa yang bosan dengan proses belajar formal di sekolah atau perguruan tinggi.
Hal ini dapat menyebabkan semangat belajar dari peserta didik akan menurun…padahal tujuan asasi pendidikan adalah berupa tumbuh kembang peserta didik yang makin lama gemar belajar, semakin suka belajar sendiri dan mampu belajar secara mandiri.
Kegemaran dan kemampuan belajar mandiri menjadi penting karena akan mengembangkan biopsikososiospiritual pada peserta didik. Juga lebih memungkinkan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah di tengah kehidupan riil, dan memungkinkan memberi arti bagi kehidupannya…
Penurunan semangat belajar dapat dikarenakan peserta didik kurang merasakan hubungan yang relevan dengan apa yang mereka pelajari di sekolah, sehingga sebagian besar di antara mereka merasakan bahwa aktivitas belajar hanya untuk ulangan, naik kelas atau kelulusan saja.
Lalu pertanyaannya, bagaimana kita dapat merubahnya ?
Terdapat alternatif penyelesaian…
1.Kembangkan kreativitas peserta didik, menyadarkan mereka bahwa, mereka dapat menjadikan hidup mereka lebih berarti dengan kreativitas yang mereka kembangkan.
Kenyataan yang terjadi, besarnya beban belajar, dan ambisi orang tua dan guru untuk mencetak “siswa yang serba bisa”
2.Meningkatan kreativitas pendidik, karena merujuk dari ungkapan Bebbi de Porte, Mark Reardon, dan Sarah Singer Novrie: Their to Ours, Ours to Theirs, atau “Bawalah dunia pada murid ke dunia para pendidik, kemudian antarkan dunia para pendidik ke dunia para murid.”
Kenyataan yang terjadi, pendidik datang ke sekolah dengan tujuan utama yaitu mengajar untuk menyelesaikan seabrek bahan sesuai KTSP.
3.Perlunya hubungan yang hangat antara pendidik dan peserta didik. Karena hubungan hangat dan sling mengerti penting untuk menumbuhkembangkan suasana belajar-mengajar yang menyenangkan.
Kenyataan yang terjadi, peserta didik dan pendidik bertemu untuk menyelesaikan kontrak pekerjaan atau tugas masing-masing. Padahal sesungguhnya, motivasi belajar mengajar akan lebih berkembang jika ada relasi yang menyenangkan, penuh saling hormat, saling menghargai, dan saling mengerti antara pendidik dan peserta didik.
Jika ketiga hal diatas dapat dilaksanakan dengan baik maka dapat meningkatkan semangat belajar peserta didik. Satu hal lagi yang dapat mereka pelajari adalah menjadikan hidup mereke lebih berarti.
Dari tulisan Limas Sutanto, SpKJ dengan perubahan..
Label:
Pendidikan-we care
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar