Radio ini mirip punya kakek saya dulu....
Dari dulu saya sering membayangkan, bagaimana rasanya hidup di masa lalu. Masa ketika teknologi belum begitu berkembang dan saat-saat ketika kedua orang tua saya masih muda (ho..ho...)... Wah mungkin era tahun ’60-an. Hampir gak kebayang situasinya, tapi ternyata hari minggu lalu saya seperti masuk di tahun itu, tahun dimana masih ngetop lagi-lagu Beatles yang legendaris itu. Bukan karena saya punya kapsul waktu...(ha..ha..hay...saya juga pencinta film-film yang berkisah tentang penjelajah waktu) tapi karena ternyata karena saya seperti terperangkap dalam masa tempoe doloe...ha..ha...(yang ini saya agak berlebihan).
Hari minggu yang lalu (2 minggu yang lalu), di kamus besar saya adalah hari bersih-bersih...artinya dari pagi buta saya akan melakukan pekerjaan si mbok (wah...saya jadi merindukan si mbok saya dulu). Mulai cuci baju, setrika, membersihkan rumah hingga pekerjaan wajib...memasak (sempurna sudah jabatan si mbok melekat pada saya ^^). Dan seperti minggu-minggu yang lalu, papa saya tercinta akan menyalakan radio kesayangannya dan mulai mencari tembang-tembang oldies yang oke punya...dan yang terjadi selanjutnya pastilah akan terdengar suara papa saya tersayang mengikuti syair-syair dalam setiap lagu...dan kalau saya bisa biasanya saya akan ikut menyahut...dan terciptalah paduan suara dengan sahut menyahut yang berirama (ha..ha..ha.. sok merdu...). Dan pagi itu saya sudah merasa berada di tahun-tahun dimana seharusnya saya belum lahir di dunia ini....
Siang menjelang ashar, papa dan mama saya yang baru pulang dari kondangan yang sekaligus menjadikan beliau-beliau sebagai menerima tamu dari kawinan tetangga dengan wajah berseri-seri... Wah hebatnya, mama saya yang sudah antri nyalon dari jam 6 pagi masih nampak bersemangat. Pada 10 menit selanjutnya, masih dengan semangat ’45, mama dan papa saya minta di foto...ha..ha..ha... dan sebagai anak yang berbakti tentu saja saya mengambil foto mereka yang berpose dengan lima gaya yang berbeda (ha..ha..hay), sungguh saya langsung membayangkan masa muda mereka (tentu saja dengan bahagia). Wah jempol dech, untuk mama papa saya tercinta (cium pipi beliau berdua..muah..muah).
Ini adalah foto romatis mama dan papa saya (suiit...suiiit...^^)
Sorenya, menjelang jam empat rumah saya sudah heboh dengan jadwal pertandingan bola yang tidak disiarankan di televisi lantaran sama-sama merebutkan posisi runner-up. Keluarga kami yang pencinta club sepak bola lokal Arema harus kecewa karena tidak dapat menonton secara live di televisi. Dan akhirnya, jalan terakhir kami untuk mengetahui jalannya pertandingan kami memutar radio (masih kesayangan papa yang langganan memutar lagu-lagu oldies dan tembang-tembang jawa dan campur sari) yang untuk pertama kalinya saya harus membayangkan bagaiman posisi pemain (he..he..ternyata masih cukup mengasyikkan).
Sore itu, selain saya dan papa mama saya tercinta kakak sulung saya datang dan ikut memeriahkan suasana, wah suasana benar-benar terasa masa-masa tempoe doloe karena kami duduk di sekeliling radio yang memperdengarkan para komentator yang histeris melaporkan pandangan mata mereka. Mungkin tidak menjadi sia-sia karena akhirnya, tim kesayangan kami itu dapat menang 8-0 dari lawannya Bontang FC. Hore...sore yang bahagia...meski saya merasa terperangkap dalam masa tempoe doloe...
Sore itu, selain saya dan papa mama saya tercinta kakak sulung saya datang dan ikut memeriahkan suasana, wah suasana benar-benar terasa masa-masa tempoe doloe karena kami duduk di sekeliling radio yang memperdengarkan para komentator yang histeris melaporkan pandangan mata mereka. Mungkin tidak menjadi sia-sia karena akhirnya, tim kesayangan kami itu dapat menang 8-0 dari lawannya Bontang FC. Hore...sore yang bahagia...meski saya merasa terperangkap dalam masa tempoe doloe...
0 komentar:
Posting Komentar