Dari dulu saya paling suka mendengar cerita-cerita tentang wanita-wanita yang luar biasa. Salah satu wanita hebat yang selalu dalam perbincangan dan melengkapi bacaan saya adalah CLEOPATRA. Entah kenapa, dulu saya sering membayangkan bagaimana wajah cantik sang ratu. Menonton berbagai versi filmnya dan membaca berbagai buku tentang Cleopatra tidak menghilangkan rasa penasaran saya. Beberapa hal dari yang saya baca dan saya tonton sering kali bertentangan dan kadang itu yang membuat menarik, bagi saya itu menambah kesan misterius perempuan ini. Dan akhirnya, saya menemukan beberapa hal yang sangat menarik perhatian saya.
Dua jenderal paling berkuasa di kemaharajaan Romawi, Julius Caesar dan Markus Antonius, takluk pada Cleopatra. Ia menjadi legenda, menginspirasi ditulisnya buku, drama, dan puluhan opera. Begitu banyak orang merasa mengenal Cleopatra, tanpa benar-benar mengetahui siapa dan bagaimana sosok ratu Mesir ini sebenarnya.
Cleopatra bukanlah orang Mesir. Ia keturunan dinasti Ptolemy yang berasal dari Macedonia. Dinasti Ptolemy berkuasa di Mesir selama tiga abad setelah penaklukan Mesir oleh Alexander The Great. Cleopatra adalah pharaoh Ptolemic pertama yang mempelajari bahasa Mesir. Ia juga pharaoh terakhir Mesir, karena setelah kematiannya, Mesir menjadi salah satu provinsi dalam kemaharajaan Romawi.
Tahukah Anda bahwa nama Cleopatra sebagai ratu tidak hanya diberikan pada satu orang saja? Ya, ada beberapa keturunan raja ratu di Mesir yang diberi nama Cleopatra. Namun, hanya ada satu Cleopatra yang sangat fenomenal, yaitu Cleopatra VII.
Menurut catatan sejarah yang dibuat oleh penulis Yunani, Plutarch (yang juga menulis kisah hidup Archimedes) dalam bukunya Life of Anthony digambarkan Cleopatra “benar-benar tak bercatat, luar biasa” dan “kecantikannya tiada duanya”. Namun dari gambar Cleopatra yang terdapat pada sepuluh koin mata uang yang dibuat pada masa pemerintahannya, sulit untuk mengatakan Cleopatra cantik. Lehernya gemuk, hidungnya bengkok, telinganya panjang, dan dagunya mencuat. Tinggi tubuhnya pun hanya 1,5 meter…. (Heeem....ini sedikit mengecewakan saya).
Jadi, apa yang membuat Cleopatra demikian mempesona? Kecantikan Cleopatra ada di’dalam’, bukan pada tampilan ‘luar’nya. Ia dapat berbicara dalam sembilan bahasa. Otaknya tajam. Kharismanya kuat. Kebijaksanaannya mengagumkan. Ia berpendidikan tinggi, dan memiliki keagungan luar biasa sejak dini. Plutarch menulis “Percakapannya menawan luar biasa … ” dan “Perbincangannya menggoda. Karakternya, yang merasuk dalam tindakannya begitu mempesona tak terkatakan. Bunyi dari suaranya manis … “. Ia begitu menarik, sehingga “Plato mengakui empat jenis pujian, namun Cleopatra punya ribuan.”
Cleopatra tidak cantik, namun ia berhasil menguasai hati dua orang yang paling berkuasa pada masanya, Julius Caesar dan Markus Antonius. Caesar berkata, “Tidak ada darah dalam venanya, selain darah matahari. Hathor yang manis tinggal dalam mata dan lesung lututnya”.
Cleopatra mewarisi kerajaan Mesir yang bangkrut. Sebegitu bangkrutnya, hingga tak mampu mencetak koin emas, dan hanya membuat koin dari logam yang tidak begitu bagus mutunya. Itulah sebabnya tidak banyak ditemukan koin dengan gambar dirinya. Ia membangun pasukan, membuat Mesir kuat, mempertahankan kedamaian dalam negrinya, dan sukses mengadu domba lawan-lawan kuatnya sehingga saling berperang sesama mereka sendiri. Ibukota Mesir, Alexandria, adalah kota yang paling maju di dunia pada saat itu. Kota itu memiliki pelayanan kesehatan, perpustakaan besar, mercusuar yang luar biasa, dan merupakan sebuah pusat budaya dan ilmu yang menarik orang dari seluruh dunia.
Tentang kematiannya para ilmuwan Jerman menemukan dikabarkan telah mengungkap kematian Cleopatra Menurut mereka, Cleopatra meninggal bukan karena gigitan ular tapi minuman beracun. Ratu Sungai Nil ini diceritakan meninggal akibat gigitan ular Egyptian cobra yang mematikan. Namun, Christoph Schaefer, ahli sejarah asal Jerman dan profesor di University of Trier, menampilkan bukti bahwa terdapat obat-obatan yang menjadi alasan kematian dan bukan reptil.
“Ratu Cleopatra begitu terkenal akan kecantikannya dan tidak mungkin dirinya melakukan sesuatu yang dapat menodai kematiannya,” ujar Schaefer seperti dikutip dari Telegraph.
Ia kemudian melakukan perjalanan dengan ahli lain menuju Alexandria, Mesir di mana melakukan penelitian dari bacaan medis kuno serta ahli ular. “Cleopatra menginginkan kecantikan yang abadi dalam kematiannya untuk menjaga mitos dirinya,” kata Schaefer dalam acara Adventure Science di stasiun televisi Jerman.
“Dia mungkin saja mengkonsumsi minuman yang mengandung opium, hemlock dan aconitum. Campuran ini diketahui menyebabkan kematian tanpa rasa sakit dalam beberapa jam, sedangkan kematian akibat ular membutuhkan waktu beberapa hari dan terasa menyakitkan.”
Pada 44 SM, setelah pembunuhan Caesar, Cleopatra bersama Antony bertentangan dengan pewaris Caesar, Gaius Julius Caesar Oktavianus. Setelah kalah di Pertempuran Actium dari pasukan Oktavianus, Antony bunuh diri. Cleopatra kemudian menyusul dengan meninggal pada usia 39 tahun pada 12 Agustus 30SM.
(sumber : “Cleopatra, Si Cantik atau Si Buruk Rupa?” tulisan Dr. Karl Kruszelnicki & Wikipedia)
0 komentar:
Posting Komentar