"Berhenti melihat ke sebelah sana !"
Bocah kecil di depan saya berteriak lantang. Saya tak mengerti maksudnya tapi mencoba
tersenyum. Kembali saya mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru taman yang
luas ini. Saya suka melihat manusia dan beragam aktivitas yang mereka lakukan.
Karena itu saya memilih berbaur bersama mereka menghabiskan sore ini. Awalnya
saya hanya ingin membaca buku, tapi sampai saat ini buku ini masih saya genggam
tanpa sempat saya buka. Terlalu banyak lalu lalang orang... terlalu banyak yang
sayang harus saya lewatkan.
“Kak, apa yang kau lihat ?” bocah di sebelah saya perlahan
bertanya. Agak terkejut, kemudian saya menatap bocah itu. Dia sedang
menghabiskan sebungkus roti tanpa sempat menatap balik saya.
“Mereka,” jawab saya sambil menunjuk orang-orang yang lalu lalang.
“Sedang apa mereka ?” tanyanya lagi masih dengan mengunyah
potongan roti itu perlahan.
“Macam-macam, ada orang tua sedang bermain dengan
anak-anaknya, anak-anak kecil sedang bermain bola, ibu-ibu mendorong kereta
bayi, kakek nenek berjalan beriringan, sepasang muda-mudi duduk sambil
bercanda...” jelas saya sambil tersenyum.
“Berhenti melihat ke sebelah sana !” kembali ia
mengucapkannya.
“Maksudmu ?” perlahan saya bertanya.
“Coba lihat bagian lain. Terlalu banyak yang kau lewatkan. Semua pemandangan indah... mentari yang mulai memancarkan warna jingga kemerahan, burung-burung yang terbang rendah, gugurnya daun-daun karena tiupan angin sepoi-sepoi, suara gemercik air di kolam”
Saya masih memperhatikan bocah ini dengan terheran-heran,
tapi saya mulai mengerti maksudnya.
“Kakak bisa melihatnya ?” tanyanya kemudian. “Ya” jawabku
cepat.
“Kakak bisa melihatnya, tapi aku hanya bisa merasakannya......”
bocah itu berdiri, wajahnya memacarkan senyum, tapi tatapan matanya kosong,
seperti ada selaput putih menghalangi penglihatannya. “ Kehabagiaan itu bukan
terletak di sana kak.” Dengan tongkat kecilnya bocah itu meninggalkanku begitu
saja.
Semenit kemudian saya tersenyum.... iya saya sudah melupakan
banyak hal. Terlalu banyak waktu yang saya buang untuk iri dengan wajah-wajah mereka
yang terlihat bahagia itu. Bocah itu benar, kebahagiaan bukan terletak di sana.
Tapi disini, di dalah hati saya.
“Kebahagiaan adalah suatu seni bagaimana anda dapat menjadikan setiap
detik dalam hidup anda menjadi hal yang dapat memuaskan anda”
0 komentar:
Posting Komentar